Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah perguruan tinggi negeri di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Universitas Gadjah Mada merupakan perguruan tinggi pertama yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia setelah Indonesia merdeka. UGM berdiri pada tanggal 19 Desember 1949 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949.[4]
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas.[5] Pada saat ini, UGM telah memiliki 18 fakultas dan dua sekolah, yaitu Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana.[5] Fakultas-fakultas yang ada di UGM dibagi lagi menjadi departemen-departemen, yang membawahkan program-program studi. Program-program studi yang ada di UGM meliputi program sarjana, magister, doktor, dan spesialis.
UGM berkedudukan di bagian selatan Kabupaten Sleman, terletak di sebuah kawasan yang dikenal dengan nama Bulaksumur, yang secara administratif membentang dari Sinduadi, Mlati hingga Caturtunggal, Depok.
Sejarah
Pembentukan
Ditilik dari sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klaten, dan Surakarta.[6][7]
Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret1946 yang dipromotori oleh Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario dengan pengurus yaitu Dr. Soleiman, dr. Boentaran Martoatmodjo, Dr. Soeharto, B.P.H. Bintoro, Prof. H. Farid Ma’ruf, Mr. Mangunjudo, K.P.H. Nototaruno, dan Prof. Ir. Rooseno.[6][8]
Sejak 4 Januari1946, Soekarno dan Hatta memindahkan ibu kota Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17 Februari1946,[9] Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.[6][8]
Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada di Klaten,[6] sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.
Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito[6][10] yang kelak menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.[6]
Pada awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian Dalam Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan.[6] Akademi ini awalnya dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak berumur panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan sehingga akademi ini ditutup.[6]
Selanjutnya pada 1 November1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Negeri.[6] Demi efisiensi, Panitia mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1948.
Serangan Belanda ke ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.
Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. Wreksodiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono, dan Prof. Dr. M. Sardjito akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya.[6]
Tanggal 1 November1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden Soekarno.[6] Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.[6]
Tanggal 2 November1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.[6]
Tanggal 3 Desember1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.[6] Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.
Akhirnya tanggal 19 Desember1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah:[6]
Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
Fakultas Kedokteran Hewan;
Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM.[6] Dewan Kurator UGM terdiri dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.[6]
Dies Natalis UGM (1950-1951)
UGM menganugerahi Gelar Doktor Honoris Causa Hukum kepada Presiden Soekarno (1951)
Tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP).[6] Pada bulan September1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.[6]
Sejak September1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:[6]
Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Filsafat.
Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan serta Fakultas Kedokteran Gigi.[6]
Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani.[7] Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).[6][7] Hingga akhir tahun 1963 Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) atau lebih dikenal Fakultas Pedagogik telah meluluskan 43 Sarjana dan 136 Sarjana Muda, sedangkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) telah meluluskan 20 Sarjana. Pada tanggal 20 Mei 1964 FIP dan FKIP UGM diserahterimakan kepada Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) atau sekarang yang dikenal dengan UNY dalam upacara khusus.[7]
Untuk memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan.[6] Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus1967 Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.[6]
Pada tahun 1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas Teknologi Pertanian.[6] Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.[6]
Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.[6]
Pada tahun 1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.[6]
Semenjak tahun 1985 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana,[6] dua Fakultas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor). Pada awal tahun 1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke Fakultas Teknik.[5]
Fakultas
Berikut ini adalah fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan yang ada di UGM. Jurusan adalah level terendah dari struktur organisasi. Di bawah jurusan, terdapat program-program studi dalam berbagai jenjang.
Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara, Hukum Internasional, Perpajakan, Hukum Lingkungan, Hukum Humaniter, Hukum Diplomatik, Hak atas Kekayaan Intelektual, Hukum Agraria, Praktek Acara Peradilan, Konstitusi, Perancangan Peraturan Perundang-undangan, Hukum Adat, Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah, Hukum Kepegawaian dan Hubungan Industrial, Hukum Islam, Hukum Ekonomi & Perbankan, Hukum Pelayanan Kesehatan, Hak Asasi Manusia
Sarjana, Magister dan Doktoral
Yogyakarta : Jalan Sosio Yustisia No 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Jakarta : Jalan Dr. Saharjo No.83, RT.13/RW.8, Manggarai, Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12850
Pariwisata, Antropologi, Arkeologi, Ilmu Sejarah, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Bahasa dan Kebudayaan Korea, Sastra Jawa, Sastra Perancis, Sastra Arab
Prostodonsia, Radiologi Dentomaksilofasial, Biologi Oral, Ilmu Penyakit Mulut, Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Biomedika Kedokteran Gigi, Biomaterial Kedokteran Gigi, Periodonsia, Ortodonsia, Ilmu Konservasi Gigi, Bedah Mulut & Maksilofasial, Ilmu Kesehatan Gigi Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
Anatomi, Biokimia, Farmakologi, Fisiologi, Ilmu Bedah & Radiologi, Ilmu Penyakit Dalam, Kesehatan Masyarakat Vetenier, Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi, Patologi Klinik, Reproduksi
Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Biomedis, Teknik Elektro, Teknologi Informasi, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik Nuklir, Teknik Geologi, Teknik Geodesi, Teknik Sipil, Teknik Infrastruktur Lingkungan
Teknik Pertanian dan Biosistem, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Teknologi Industri Pertanian
Sarjana, Magister dan Doktoral
Jalan Flora No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Sekolah Vokasi (D4)/Sarjana Terapan
Sekolah Vokasi dimulai pada tahun 1976–1977 saat Universitas Gadjah Mada mendirikan Pendidikan Ahli Teknik (PAT) di bawah Fakultas Teknik dan Pendidikan Ahli Administrasi (PAAP) di bawah Fakultas Ekonomi. Dalam perkembangannya, program tersebut berkembang menjadi Sekolah Vokasi pada tahun 2009 dengan sistem kurikulumnya yang mengkombinasikan 60% praktik dan 40% teori. Pada tahun 2019, program Diploma 3 yang dimiliki oleh Sekolah Vokasi ditransformasi menjadi Diploma 4 (Sarjana Terapan).[11]
Adapun saat ini Sekolah Vokasi UGM memiliki 21 program studi, yaitu:
Akuntansi Sektor Publik
Bahasa Inggris
Bisnis Perjalanan Wisata
Manajemen dan Penilaian Properti
Manajemen Informasi Kesehatan
Pembangunan Ekonomi Kewilayahan
Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi
Pengelolaan Hutan
Pengembangan Produk Agroindustri
Perbankan
Sistem Informasi Geografis
Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat
Teknologi Rekayasa Elektro
Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol
Teknologi Rekayasa Internet
Teknologi Rekayasa Mesin
Teknologi Rekayasa Pelaksanaan Bangunan Sipil
Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak
Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar
Teknologi Veteriner
Sekolah Pascasarjana (multidisiplin)
Selain Program Magister dan Doktoral yang ada di tiap fakultas, UGM juga memiliki Sekolah Pascasarjana UGM yang dimulai semenjak tahun 1950 dengan pengelolaan tersendiri setara fakultas. Diawali dengan nama Lembaga Pendidikan Doktor (LPD), kemudian berubah menjadi Fakultas Pascasarjana dan beberapa waktu menjadi Program Pascasarjana (PPs), hingga akhirnya menjadi Sekolah Pascasarjana (SPs). Saat ini Sekolah Pascasarjana memiliki 14 Program Magister dan 11 Program Doktor yang didukung oleh dosen berpengalaman dari lintas disiplin ilmu. Mahasiswa Sekolah Pascasarjana mendapat kesempatan untuk belajar dari 500 dosen yang berasal dari berbagai fakultas di UGM dan 12 dosen internal Sekolah Pascasarjana UGM serta beberapa dosen tamu dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri.[12] Sekolah Pascasarjana menempati gedung yang berlokasi di kawasan Kampus UGM Yogyakarta, tepatnya berada Jalan Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Program studi di sekolah Pasca Sarjana UGM memiliki beberapa konsentrasi minat studi[14] yaitu :
Ekonomi Islam
SIG untuk Perencanaan Spasial, Manajemen Resiko Bencana
Manajemen Informasi dan Perpustakaan
Manajemen Lingkungan
Perdamaian dan Resolusi Konflik
Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan
Program Internasional
Saat ini UGM memiliki beberapa program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris dan menerima mahasiswa Internasional. Pada tahun 2019, tercatat ada 2.284 Mahasiswa Internasional di 18 Fakultas UGM.[15] Adapun penerimaan Mahasiswa Internasional pada tahun 2018 yang berasal dari negara - negara Asia mencapai 1.334 orang (58,4%), Eropa 566 orang (24,8%), Australia/Oceania 214 orang (9,4%), Amerika Utara (Amerika Serikat & Kanada) 101 orang (4,4%), Afrika 58 orang (2,5%) dan Amerika Selatan 12 orang (0,5%).[16]
Selain menjalin kerjasama dengan universitas, UGM juga menjalin kerjasama mulai dari penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat dengan beberapa Organisasi Internasional seperti USAID,[17] ADB,[18][19] World Bank,[20] OECD, WTO,[21] UNESCO,[22] IAEA,[23] OPEC, WHO,[24] UNICEF[24] dan beberapa korporasi Internasional (Microsoft,[25] Google,[26] Chevron, Toyota,[27] Suzuki, Honda, Samsung,[28] Huawei[29]), BUMN (Pertamina,[30] PLN,[31] BRI, PGN,[32] Bank Mandiri, BNI,[33] Pelindo 3[34]) serta korporasi nasional (Unilever Indonesia,[35] Astra Internasional, BCA,[36] Sinar Mas,[37] IMIP[38])
Adapun Universitas internasional yang menjalin kerjasama dengan UGM sebagai berikut
International Association of Universities (IAU-UNESCO)
Jardine Foundation Scholarship for Postgraduate Studies at University of Oxford and University of Cambridge
Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)
The ASEAN European Academic University Network (ASEA-UNINET)
Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning (ASAIHL)
The Accreditation Board for Engineering and Technology, Inc. (ABET)
Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN)
The Institution of Chemical Engineers (IChemE)
Royal Society of Chemistry (RSC)
Royal College of Veterinary Surgeon (RCVS accredited)
The Association to Advance Collegiate Schools of Business, (AACSB Accredited)
Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE)
Korea Architectural Accrediting Board (KAAB)
Indonesian Accreditation Agency for Higher Education in Health (IAAHEH).
International Medical Informatics Association (IMIA accredited)
Worldwide Quality Assurance (WQA)
Partnership in science & technology ETH Zurich-UCL-Imperial College London-King's College London-Glasgow University-Bristol University, Kyoto University-Seoul National University-Copenhagen University, Denmark-Karolinska Institute, Sweden-UGM
International Atomic Energy Agency (IAEA)
Non-Aligned Movement-Center of South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC)
Institute of Governance and Public Affairs (IGPA)
The Australia-Indonesia Centre (AIC)
Towards A New Age of Partnership (TANAP), Universiteit Leiden-UGM
Knowledge Sector Initiative (KSI)-partner
The Asian Academy for Heritage Management (UNESCO-ICCROM)
Asian Consortium for Political Research (ACPR)
Germany-Indonesian, Geo-Campus in Indonesia for Competence in Education and Research for Organizations, RWTH Aachen-UGM (Get-In CICERO)
Center for Indigenous & Cultural Psychology (CICP)
International Association for Hydro Environment Engineering and Research (IAHEER)
The ASEAN International Mobility for Students (AIMS)
Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES)
Consortium Eindhoven University of Technology / TU/e (The Netherlands) – NUS (Singapore) – UGM
Southeast and South Asia and Taiwan Universities (SATU Presidents’ Forum)
The Academic Consortium for the 21st Century (AC21)
MedicProLink-UGM
Asean University Network (AUN)
Promotion of Sustainability in Postgraduate Education and Research Network (ProSPER Net)
Asian Association of Veterinary Schools (AAVS)
Partnership in Science & Technology Northwestern University-University of Texas at Austin-University of Maryland, College Park-Colorado University, Boulder-North Carolina University, Chapel Hill-UGM
American Nuclear Society (ANS)
Cosmopolis Advanced, Universiteit Leiden-UGM
Towards Unity For Health (TUFH)
Amsterdam Institute for Social Science Research (AISSR), Universiteit van Amsterdam (UvA)
University Mobility in Asia Pacific (UMAP),
Network For Quality In International Health Postgraduate (LINQED Educational Network)
Educational Commission for Foreign Medical Graduates (ECFMG)
European Communication Research and Education Association (ECREA)
Citizen Engagement and Natural Resource Governance Education (CitRes-Edu)
ASEAN Universities Consortium on Food and Agro-based Engineering & Technology (AUCFA)
World Organization of Animal Health (OIE)
The Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences Scientific Programme Indonesia - Netherlands (KNAW-SPIN)
Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE)
Partnership in Food & Nutrition Cornell University-The Michigan State University-Purdue University-UGM
American Accounting Association (AAA)
Groningen Research Center for Southeast Asia and ASEAN, Rijksuniversiteit Groningen/UG, The Netherlands
Southeast Asian University Consortium for Graduate Education in Agriculture and Natural Resources
Global Educational Exchange in Medicine and the Health Professions (GEMx)
Consortium for International Crop Protection (CICP)
International Association for Hydro-Environment Engineering and Research (IAHR)
International Network of Institutions for Higher Education in International Health (tropEd)
International Association for Accounting Education and Research (IAAER)
INDEPTH Training and Research Centre of Excellence (INTREC),
The Asia Pacific Master of Arts in Human Rights and Democratization (APMA)
South East Regional Association of Medical Education (SEARAME)
European Association for Southeast Asian Studies (EASAS)
Centre de coopération Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement (CIRAD)
World Institute for Nuclear Security (WINS)
Partnership in Science & Technology Nottingham University-Birmingham University-Leeds University-Queen Mary University of London-University of New Castle Upon Tyne-UGM
Center for Maritime Economics & Logistics – Erasmus University Rotterdam
International Union of Microbiological Societies (IUMS)
International Sociological Association (ISA)
ERASMUS+,
World Center of Excellence on Landslide Disaster Reduction – International Programme on Landslide (WCoE IPL-UNESCO)
International Project Management Association, Europe
International Consortium for Information Technology and Electrical Engineering (ICITEE)
Accreditation Council of Pharmacy Education (ACPE)
International Consortium for Social Development (ICSD)
International Consortium for Sustainable Civil Engineering Structures and Construction Materials (ICSCESCM)
Project Management Institute (PMI), USA
International Consortium for Geological Engineering and Geosciences (ICGoES)
Federation of Asian Pharmaceuticals Association (FAPA)
Partnership in Science & Technology KU Leuven-Vrije Universiteit Brussel-Maastricht University-Vrije Universiteit Amsterdam-Zurich University-Technische Universität Wien-UGM
Asia – Europe Meeting (ASEM)
Encountering A Common Past (ENCOMPAS), Universiteit Leiden-UGM
Asian Association for Public Administration (AAPA)
Collaborative Programme on Sustainable Development Goals: UI, UGM, Delft University of Technology/TU Delft and Erasmus University
American Society of Mechanical Engineers (ASME)
GEOCAP, Delft University of Technology/TU Delft-Universiteit Utrech-TU ITC-ITB-UGM-UI
International Public Policy Association (IPPA)
International Association for Cross-Cultural Psychology (IACCP)
Southeast Asian Network of Animal Science (SEANAS)
Asian Association of Agricultural College and University (AAACU)
US-Indonesia Partnership Program for Study Abroad Capacity (USIPP)
Partnership in Agro Complex/Agricultural sciences & Economics University California, Davis-University of Wisconsin, Madison-Tokyo University-Queensland University-Michigan State University-Minnesota University-Texas A&M University- University of Maryland, College Park-Aarhus University Denmark-Universiteit Ghent, Belgium-BOKU, Vienna Austria-Osaka University-UGM
Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology (AAICP)
Projects IN Controlled Environments (PRINCE2), AXELOS, London, UK
International Consortium of Universities in South and Southeast Asia Region for the Doctoral Education on the Agricultural Science and Biotechnology (IC-U12)
Asian Australian Animal Production (AAAP)
Implementation Research on Tropical Diseases & Public Health, School of Medicine & Public Health, The Johns Hopkins University-UGM
Asian Association of Schools of Pharmacy (AASP),
International Database for Enhanced Assessments and Learning (IDEAL Consortium)
International Association of Geomorphologist (IAG)
Forum of Higher Education in Geography and Geography Education (FORPIMGEO)
International Cell Research Organization (ICRO-UNESCO)
Partnership in pharmacy, mathematics & natural sciences Chicago University-Universiteit Leiden-Kyoto University-Sydney University-UGM
Asian Association of Social Psychology (AASP)
Central Agriculture and Bioscience International South-east Asia (CABI)
Department of Agriculture Fisheries and Forestry Australia (DAFF)
Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization Australia (CSIRO)
Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR)
Centre for Biological Information Technology (CBIT), The University of Queensland Australia
Erasmus+ Capacity Building in Higher Education (REPESEA)
Pharmacy Education and Research Network of ASEAN,
French Institute of Health and Medical Research (INSERM)
International Society for Social Justice Research (ISCJR)
Network of International Business and Economics Schools (NIBES)
Partnership in Biotechnology University of Toronto/Toronto Medical Laboratories-Queensland University-Wageningen University & Research-UGM
The Federation of the Universities of the Islamic World (FUIW)
Partnership in Law & Social Sciences Universiteit Leiden-Nagoya University-Utrecht University-Melbourne University-UGM
International Association of Law Schools (IALS)
University Consortium on the Environmental (UCE)
Partnership in Geo-Disaster Risk Management System Osaka University-UGM
Coastal Resources Management Project (CRMP)
UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS)
Environmental Forum for the Commission on Environmental Law, the International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (CEL-IUCN)
International College of Dentist (ICD)
Federal Research Center for Nutrition Institute for Hygiene and Toxycology, West Germany
Institute for Microbiological Research, Tokyo, Japan
CTI Engineering International and Associates
Partnership in Life & Health sciences Universität Heidelberg-Universität Freiburg-Freie Universität Berlin-Humboldt-Universität zu Berlin-Universität Leipzig-Universitat Tübingen-Universität Göttingen, Germany-UGM
United Nations University-Institute for the Advanced Study of Sustainability (UNU-IAS)
Consortium for Populations-Activities-Resources-Environments (PARE)
International Society for Ceramics in Medicine (ISCM)
American Chemical Society (ACS)
Tissue Engineering and Regenerative Medicine Society, Asia Pacific Council (TERMIS-AP)
Consortium for Engineering Physics (CEP)
Partnership in Science & Technology ANU-Sydney University, UNSW, Western Australia University, Adelaide University-UGM
International Research Consortium on Dengue Risk Assessment, Management, and Surveillance (IDAMS)
Partnership in Geography & Disaster Risk Management System University of Paris 1, Pantheon, Sorbonne, French-UGM
Global Partnership for the Prevention of Armed Conflict (GPPAC)
Malaria Transmission Consortium (MTC)
Collaboration in Economics, Management, Business, Accounting & Finance University of California, Berkeley-LSE-University of Wisconsin, Madison-Melbourne University-ANU-UGM
Asian Population Association (APA).
Global Geothermal Courses/International Geothermal Association, Bonn, Germany
International Consortium on Geo-disaster Reduction (ICGdR)
Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI), UK
Maritime Security Consortium (MSC)
The South East Asia Infectious Disease Clinical Research Network (SEAICRN)
The Institute for Training and Technical Cooperation (ITTC), WTO
Partnership Delft University of Technology/TU Delft-ITB, UGM, UI
Association for Asian Constitutional Studies (AACS)
The International Master in Security, Intelligence and Strategic Studies (IMSISS)
AVEVA partnership, Cambridge University-UGM
World Mosquito Program (WMP), Monash University-UGM
The University of Tokyo Research Internship Program (UTRIP)
The Cambridge Crystallographic Data Centre (CCDC), UK
Southeast Asian Mathematical Society (SEAMS).
OEX Partner, Monash University-UGM
International Academic Association on Planning, Law, and Property Rights (PLPR)
Consortium Natural Resources and Development (CNRD),
Tokyo University of Foreign Studies (TUFS)
The Future Research Talent (FRT) ANU-UGM
South East Asian Technical University Consortium (SEATUC)
The Asia-Pacific Law Deans’ Forum
International Strategy and Partnerships, ANU-UGM
ASEAN University Network-Kyoto University Committee
Partnership in medicine & health sciences Johns Hopkins University-Toronto University-RIKEN Japan-Universiteit van Amsterdam, Universiteit Utrecht-Vrije Universiteit Amsterdam-Sydney University-Monash University-Universitat Tubingen-Université Paul Sabatier/Toulouse III-UGM)
International Conference on Nusantara Philosophy (ICNP)
The Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS)
Anak Usaha
Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013, melalui Direktorat Pengembangan Usaha, Universitas Gadjah Mada mendirikan PT Gama Multi Usaha Mandiri (Gama Multi). Perusahaan ini berfungsi sebagai perusahaan induk dan investasi yang mengelola dan mengembangkan berbagai unit usaha serta anak-anak perusahaan yang tergabung dalam Gama Multi Group. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang dan bertugas untuk mengembangkan potensi usaha yang ada guna mendukung kemajuan dan keberlanjutan ekonomi kampus. Salah satu unit usaha dari Gama Multi adalah PT Radio Swara Gadjah Mada, yang menaungi radio Swaragama FM dan JogjaFamily FM.
Riset dan Inovasi
Inovasi
Penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan staf pendidik di UGM telah memberi nilai tambah dalam lingkup akademik hingga menjadi jawaban permasalahan masyarakat secara luas. Inilah beberapa hasil riset dan inovasi yang dihasilkan oleh UGM :
Teknologi Wolbachia
Manfaat
Menghentikan replikasi virus hingga 77 % pada nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebar Penyakit Demam Berdarah.[67]
Peneliti/Penemu
Di kembangkan oleh Prof. Adi Utarini, Ph.D dari Fakultas Kedokteran UGM yang didukung oleh Pendanaan berasal dari World Mosquito Program, Yayasan Tahija dan Monash University.
Penghargaan/Keunggulan
Inovasi ini yang membuat Bill Gates mengunjungi UGM.[68] Dan membuat Prof. Adi Utarini masuk dalam daftar 100 orang berpengaruh dari Majalah Time[69] serta mendapatkan Rekor MURI.
INA Shunt
Manfaat
Sistem katup celah semilunar untuk penyedot cairan otak pada penderita Hidrosefalus.[70]
Peneliti/Penemu
Dikembangkan sejak 1978 oleh Prof. Dr. Paulus Sudiharto ahli bedah syaraf dari Fakultas Kedokteran UGM.
Penghargaan/Keunggulan
Sampai tahun 2016, telah digunakan lebih dari 10 ribu penderita Hidrosefalus.[71]
DDR Madeena
Manfaat
Teknologi radiografi sinar - X digital untuk diagnosa medis.[72]
Peneliti/Penemu
Dikembangkan oleh Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, Ph.D dari Fakultas MIPA UGM.
Penghargaan/Keunggulan
Teknologi Radiografi Sinar X Flouresens Digital yang setara dengan Direct Digital Radiography dan data terekam secara digital.[73]
Gama-CHA
Manfaat
Material Pengganti tulang (bone graft) pertama di Indonesia yang mempunyai struktur identik dengan tulang manusia dan bersertifikat halal.[74]
Peneliti/Penemu
Inovasi yang dilakukan oleh drg. Ika Dewi Ana, PhD dari Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Penghargaan/Keunggulan
Excellence Award dari ISCM (International Society for Ceramics in Medicine) di Charlotte, Amerika Serikat, pada tahun 2016 dan Habibie Prize bidang Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi pada tahun 2022. Struktur GAMA cha Identik dengan tulang manusia & bersertifikat halal.[75]
Solusi bagi wilayah yang sering tergenang dan sulit membuat tanki septik dengan biaya murah, sehingga mengurangi potensi terkena Gastroenteritis. Telah digunakan di Palembang, Jakarta, Semarang, Kudus, Pontianak, Banjarmasin, Papua.[79]
Ekstensometer
Manfaat
Teknologi pendeteksi gerakan tanah atau longsor.[80]
UNESCO menetapkan UGM sebagai pusat unggulan dunia dalam pengurangan resiko bencana tanah longsor 2011-2014 & 2014-2017 serta masuk dalam 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa - Kemenristek Dikti. Telah digunakan di hampir seluruh Provinsi di Indonesia dan Myanmar.[81]
Dikembangkan oleh Prof. Drs. Roto, Ph.D, Dr.Eng. Ahmad Kusumaatmaja, S.Si, MSc dari Fakultas MIPA UGM dengan Dr. Fean D Sarian dari Kochi University of Technology Jepang.
Penghargaan/Keunggulan
Menjernihkan air hasil batik dan memenuhi ambang baku normal.[83]
Penciptanya adalah Dr. drh. Yatri Drastini dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Penghargaan/Keunggulan
Berfungsi menguji daging yang tersedia, apakah dari hewan hasil sembelih atau hewan bangkai yang telah mati sebelum disembelih dengan melihat hasil reaksi reagen.
Rudal Pasopati
Manfaat
Rudal dengan Jarak Tempuh 30-50 kilometer dengan kecepatan 100-200 kilometer perjam.[85][86]
Peneliti/Penemu
Dikembangkan oleh M. Agung Bramantya, PhD, Iswandi M.Eng dan Isnan Nur Rifai M.Eng dari Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM.
Penghargaan/Keunggulan
Karakteristik mirip turbojet dan lebih mudah dikendalikan.[87]
In-SWALST
Manfaat
Tongkat Pintar pendeteksi kesehatan dan suhu tubuh secara real time untuk Lansia & Tuna Netra berbasis IoT (Internet of Things).[88]
Peneliti/Penemu
Dikembangkan oleh Mahasiswa Fakultas MIPA, Kehutanan, Teknik dan Kedokteran UGM.
Penghargaan/Keunggulan
Dilengkapi dengan sensor genangan air, GPS, bergetar saat ada objek didepan berjarak 75 cm dan terhubung secara online.[89]
Mobil listrik Hemat energi dengan efisiensi mencapai 80 %.[91][92]
Pusat Studi
Untuk mendukung kegiatan penelitian & inovasi serta pendidikan dan pengabdian masyarakat, UGM membentuk lebih dari 20 Pusat Studi. Pusat-pusat studi tersebut adalah:[93]
PS Asia Pasifik
PS Bencana
PS Bioteknologi
PS Ekonomi dan Kebijakan Publik
PS Ekonomi Kerakyatan
PS Energi
PS Keamanan dan Perdamaian
PS Kebudayaan
PS Kependudukan dan Kebijakan
PS Lingkungan Hidup
PS Pancasila
PS Pangan dan Gizi
PS Pariwisata
PS Pedesaan dan Kawasan
PS Perdagangan Dunia
PS Perencanaan & Pembangunan Regional
PS Sosial Asia Tenggara
PS Sumberdaya dan Teknologi Kelautan
PS Sumber Daya Hayati
PS Transportasi dan Logistik
PS Wanita
Penerimaan dan Peringkat Universitas
Penerimaan Mahasiswa
Proses penerimaan mahasiswa UGM dilaksanakan melalui beberapa seleksi, diantaranya adalah seleksi Ujian Masuk UGM, SBMPTN, SNMPTN dan seleksi prestasi.[94] Dalam setiap penerimaan mahasiswa baru, UGM memberikan kuota bagi mahasiswa yang berasal dari ekonomi kurang mampu dengan besaran sekitar 27-30% dari total mahasiwa.[95][96]
Jumlah peminat yang mengikuti beberapa proses seleksi tersebut mengalami kenaikan setiap tahunnya. Adapun jumlah kuota yang tersedia dalam tiap program studi cenderung tidak berbeda jauh, sehingga selektivitas menjadi cenderung lebih kompetitif dan ini terlihat dari naiknya nilai rasio pendaftar dibanding penerimaan. Beberapa program studi yang mengalami kenaikan rasio adalah Manajemen dari rasio (53:1) pada tahun 2019 menjadi (114:1) pada tahun 2020, Kedokteran dari rasio (64:1) tahun 2019 menjadi (114:1) tahun 2020, Hukum dari rasio (25:1) tahun 2019 menjadi (43:1) tahun 2020, Hubungan Internasional dari rasio (55:1) tahun 2019 menjadi (115:1) tahun 2020 dan Teknik Teknologi Informasi dari rasio (47:1) tahun 2019 menjadi (84:1) tahun 2020.[97]
Dari perbandingan penerimaan dengan pendaftar tersebut, diperoleh nilai tingkat penerimaan mahasiswa UGM yang berada diantara 4,95% - 5,61%, nilai ini menunjukkan tingkat kompetisi tinggi untuk dapat diterima sebagai mahasiswa UGM. Dimana nilai tersebut setara dengan tingkat penerimaan universitas - universitas terbaik dunia.[100][101]
Tahun 2022, Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking dari Inggris menempatkan UGM pada ranking 1 untuk wilayah Indonesia, adapun secara global/dunia UGM berada pada ranking 254.[102]
Untuk program studi, menurut Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking (2022) UGM memiliki beberapa program studi yang menempati ranking 1 & 2 nasional serta ranking dunia yaitu:[103]
Ranking 1 nasional adalah Bisnis & Manajemen (201-250 ranking dunia), Biologi (551-600 ranking dunia), Geografi (101-150 ranking dunia), Kebijakan Sosial & Administrasi (51-100 ranking dunia), Kepercayaan Ketuhanan dan Studi Agama (47 ranking dunia), Kimia (601-630 ranking dunia), Studi pembangunan (51-100 ranking dunia), Politik (101-150 ranking dunia), Sosiologi (151-200 ranking dunia).
Sedangkan program studi/konsentrasi studi UGM yang menempati ranking 2 nasional adalah Arsitektur (151-200 ranking dunia), Akuntansi & Keuangan (201-250), Ekonomi (301-350 ranking dunia), Hukum (201-250), Kedokteran (401-450 ranking dunia), Matematika (451-500 ranking dunia), Pertanian & Kehutanan (151-200 ranking dunia), Teknik Elektro (251-300 ranking dunia).
Peringkat / Ranking Program Studi UGM
Program Studi
Ranking Nasional (2022)
Ranking Global (2022)
Program Studi
Ranking Nasional (2022)
Ranking Global (2022)
Bisnis & Manajemen
1
201 - 250
Arsitektur
2
151 - 200
Biologi
1
551 - 600
Akuntansi & Keuangan
2
201 - 250
Geografi
1
101 - 150
Ekonomi
2
301 - 350
Kebijakan Sosial & Administrasi
1
51 - 100
Hukum
2
201 - 250
Kepercayaan, Ketuhanan & Studi Agama
1
47
Kedokteran
2
401 - 450
Kimia
1
601 - 630
Matematika
2
451 - 500
Studi Pembangunan
1
51 - 100
Pertanian & Kehutanan
2
151 - 200
Politik
1
101 - 150
Teknik Elektro
2
251 - 300
Sosiologi
1
151 - 200
Publikasi Times Higher Education (THE) menempatkan UGM berada pada ranking 401-500 untuk wilayah Asia. Adapun THEImpact Ranking 2022 (Sustainable Development Goals) menempatkan UGM pada ranking 87 secara global/dunia. Dengan skor pada indikator Decent Work & Economic Growth sebesar 79,8; Skor No Poverty sebesar 84,9; Skor Zero Hunger sebesar 81,3 dan Partnership for the goal sebesar 90,6.[104]
Lembaga pemeringkatan dari Russia, Moscow International University Ranking “The Three University Missions” (MosIUR) menempatkan UGM posisi rangking 1 di Indonesia dan 451-500 dunia pada tahun 2022.[105] Dalam melakukan pemeringkatan, MosIUR menilai kualitas perguruan tinggi berdasarkan tiga misi dasar/fundamental universitas yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan (45%), penelitian (25%) dan pengabdian masyarakat (30%).
Rektor UGM adalah Pimpinan Eksekutif tertinggi Universitas Gadjah Mada yang dipilih oleh Senat Universitas dalam suatu sidang Senat[107] beranggotakan para Guru Besar dan wakil tiap Fakultas di lingkungan UGM. Calon-calon yang ada ditetapkan dan dipilih berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dan disetujui oleh Majelis Wali Amanat[107] yang merupakan lembaga legislatif UGM setelah UGM resmi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Sejak berdiri 19 Desember1949, UGM telah mempunyai 17 orang Rektor. Pimpinan UGM pertama yang menyandang posisi sebagai Presiden Universiteit (sebelum sebutan rektor) adalah Prof. Dr. M. Sardjito (1949-1961) dari Fakultas Kedokteran UGM. Hingga saat ini jumlah rektor terpilih terbanyak berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik serta Fakultas Teknik masing - masing 4 orang, diikuti oleh Fakultas Ekonomi & Bisnis serta Fakultas Kedokteran masing - masing 3 orang, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pertanian masing - masing 1 orang.
Antara tahun 1975 hingga 1978, kegiatan Mahasiswa UGM dan Mahasiswa Yogyakarta berpusat di sekitar Gelanggang Mahasiswa. Bangunan gelanggang tersebut mulai dibuka pada tanggal 31 Juli 1975 oleh Menteri Dalam Negeri, Amirmachmud.[108] Area ini menjadi pusat pergerakan bagi para aktivis ketika Dewan Mahasiswa UGM dan Dewan Mahasiswa se-Yogyakarta masih berkantor di gedung tersebut. Namun akibat normalisasi kehidupan kampus pada tahun 1978 menjadikan Dewan Mahasiswa dibubarkan.[109] Akhirnya mahasiswa membentuk beberapa organisasi baru sebagai wadah pergerakan dan kreativitasnya.
Organisasi kemahasiswaan UGM dalam tingkat universitas dikenal dengan nama Keluarga Mahasiswa (KM) UGM. Dimana awalnya terdiri atas Badan Kelengkapan KM UGM dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Badan Kelengkapan KM UGM terdiri atas Kongres Mahasiswa UGM (KMU), Senat Mahasiswa UGM (SMU), Badan Eksekutif Mahasiswa UGM (BEMU), Senat Mahasiswa Fakultas (SMF), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).[110]
UKM Bela Diri
UKM Berkuda
UKM Seni Tari
Adapun dinamika organisasi kemahasiswaan yang terjadi membuat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berpisah dari KM UGM pada tahun 1994. Saat ini UKM memiliki lebih dari 50 jenis UKM yang digolongkan dalam 4 kelompok yaitu Kerohanian, Kesenian, Khusus dan Olah Raga.
UKM - Kelompok Kerohanian : Jamaah Shalahuddin UGM (Islam), Unit Kerohanian Kristen UGM (Protestan), Misa Kampus UGM (Katolik), Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma UGM, Keluarga Mahasiswa Buddhis UGM.
UKM - Kelompok Kesenian : GAMABAND, Gadjah Mada Chamber Ochestra, Marching Band UGM, Paduan Suara Mahasiswa UGM, Swagayugama (Seni Jawa Gaya Yogyakarta), Teater Gadjah Mada Yogyakarta, Unit Fotografi UGM (UFO), Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta UGM (UKJGS), Unit Seni Rupa UGM (USER), Unit Tari Bali Natya Wiraga Adigama UGM.
UKM - Kelompok Khusus : Kepemimpinan AIESEC UGM, Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung UGM, EDS UGM (UKM Kegiatan Debat), Gama Cendekia (UKM Penelitian dan Pengkajian Interdisipliner), Koperasi Mahasiswa (Kopma) UGM, MAPAGAMA (UKM Pencinta Alama), UKM Peduli Difabel UGM, Pramuka UGM, Resimen Mahasiswa Mahakarta UGM,Surat Kabar Mahasiswa Bulak Sumur UGM, Unit Kesehatan Mahasiswa (UKESMA) UGM, Unit Penalaran Ilmiah “interdisipliner”UGM.
UKM - Kelompok Olah Raga : Atletik UGM, Bola Basket UGM, Unit Berkuda UGM, Bola Voli UGM, Bridge UGM, Badminton UGM, Catur UGM, Unit Hockey UGM, Panahan UGM, Ikatan Keluarga Silat Pro Patria UGM, Institut Karate-do Indonesia UGM, Unit Karate Kala Hitam UGM, Judo UGM, Kempo UGM, Tae Kwon Do UGM, Merpati Putih UGM, Perisai Diri UGM, Persaudaraan Setia Hati Terate UGM, Unit Renang UGM, Unit Selam UGM, Sepakbola & Futsal UGM, Softball-Baseball UGM, Tennis Lapangan UGM, Tenis Meja UGM.
Di tingkat fakultas, Badan Kelengkapan KM UGM terdiri atas Senat Mahasiswa Fakultas (SMF), Badan Eksekutif Fakultas (BEMF) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) bagi fakultas yang memiliki jurusan.
Tiap Fakultas dan Jurusan juga memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa yang berbeda-beda dan dikelola tersendiri. Salah satunya adalah Satu Bumi (Solidaritas Teknik Untuk Bumi) yang merupakan Badan Semi Otonom terlepas dari BEM Fakultas Teknik dengan kegiatan utama pencinta alam.
Bangunan lama Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosumantri telah dibongkar pada pertengahan 2020, saat ini sedang dibangun bangunan baru yang akan menggantikannya. Bangunan lain seperti kafetaria dan pujasera yang terletak di kompleks tersebut, juga dibongkar.[108] Bangunan yang sedang dibangun pada area sebelah barat Jalan Pancasila (Boulevard) ini, akan dikenal sebagai Gelanggang Inovasi dan Kreativitas dengan luas lahan mencapai 49.500 m2 (533.000 sq ft) dan luas tapak bangunan 19.817,50 m2 (213.313,8 sq ft).[111]
UGM menyediakan layanan sepeda kampus yang dapat dipinjamkan sebagai sarana transportasi di dalam kampus. Layanan ini diluncurkan pada tahun 2011.[112] Untuk menggunakan sepeda kampus, pengguna mendatangi salah satu dari 14 stasiun sepeda kampus dengan menunjukkan kartu tanda mahasiswa/kartu pegawai/KTP/SIM pada petugas.[113] Pada tahun 2015, UGM menyediakan bengkel sepeda untuk menggalakkan budaya bersepeda di kampus.[114]
UGM juga menyediakan layanan bus kampus. Uji coba bus kampus pernah dilakukan pada tanggal 8-10 September 2011 dalam rangka PPSMB, dengan dua jalur dan dua unit bus.[115] Pada tanggal 1 April 2022 UGM meluncurkan bus kampus Trans Gadjah Mada; memanfaatkan dua bus listrik sumbangan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, yang didukung oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dan pengusaha Dato Sri Tahir.[116] Per tahun 2022, Trans Gadjah Mada terdiri dari dua jalur yang mengitari bagian luar dan dalam kampus, yakni jalur 1A (berlawanan arah jarum jam) dan 1B (searah jarum jam); masing-masing jalur dilayani satu bus. Layanan ini juga didukung oleh 46 halte di 23 titik berbeda.[117]
Sejumlah jalur dan koridor bus Trans Jogja baik bus reguler maupun Teman Bus melewati lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada, terutama bagian terluarnya. Hingga tahun 2022 terdapat 14 halte bus Trans Jogja yang tersebar dalam tujuh titik di lingkungan kampus, sebagiannya juga merupakan perhentian bus Trans Gadjah Mada (TGM):
UGM menyediakan 5 Asrama Putri dan 3 Asrama Putra bagi mahasiswa. Sebagian besar lokasi asrama berada disekitar kampus UGM. Berikut beberapa asrama yang disediakan oleh UGM[118]:
Asrama Putri Ratnaningsih Kinanti 1, (2 dan 3) berada bersebelahan dengan Magister Manajemen & Gedung Pusat Antar Universitas UGM. Gedung Asrama Ratnaningsih Kinanti 1 terdiri 7 Lantai dengan 580 tempat tidur, sedangkan Gedung Asrama Ratnaningsih Kinanti 2 & 3 terdiri dari 2 lantai dengan 368 tempat tidur.
Asrama Putri Ratnaningsih Sendowo berada dekat dengan Fakultas Kedokteran Gigi & Fakultas Kedokteran UGM. Gedung Asrama 7 lantai dengan 180 kamar atau 360 tempat tidur.
Asrama Putri Ratnaningsih Bulaksumur berada di Area Bulaksumur Residence atau dekat dengan Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan UGM. Memiliki 168 Kamar atau 336 tempat tidur.
Asrama Putri Ratnaningsih Sagan berada di jalan Kartini No 2 Sagan atau berjarak 650 meter dari Bundaran/Boulevard UGM. Memiliki 89 tempat tidur.
Asrama Putra Dharmaputra Santren yang berada di Jalan Gambir Karang Asem Baru, Santren, Caturtunggal atau berjarak 650 meter dari Fakultas Kedokteran Hewan & Fakultas Peternakan UGM. Memiliki 184 kamar atau 368 tempat tidur.
Asrama Putra Dharmaputra Karanggayam yang berada di Jalan Weling Karang No.108 Karanggayam, Caturtunggal. Berjarak sekitar 1,1 kilometer dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Pertanian UGM. Tersedia 259 tempat tidur.
Asrama Putra Dharmaputra Baciro berada di Jalan Andung Baciro atau bersebelahan dengan Stadion Mandala Krida Yogyakarta dan berjarak sekitar 3-4 kilometer dari Bundaran UGM.
Gagasan membentuk organisasi persatuan para alumnus UGM timbul tahun 1956. Pada tahun ini mulai terselenggara berbagai pertemuan yang dilakukan alumni dari berbagai fakultas.
Dalam peringatan Dies NatalisUGM tahun 1958, Ir. Suwarno (alm.) didesak Panitia Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM untuk mengambil inisiatif pertama menyelenggarakan musyawarah para alumnus UGM pertama dari berbagai kota tanggal 18 Desember 1958 di Yogyakarta. Dari musyawarah ini lahirlah organisasi "Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada" disingkat KAGAMA.
Sampai dengan tahun 2001 atau Musyawarah Nasional IX KAGAMA di Balikpapan, muncul inisiatif untuk mengubah sistem bahwa Rektor UGM tidak harus menjadi ex-officio Ketua Umum KAGAMA. Tanggung Jawab Rektor memimpin UGM, tidak perlu ditambahi dengan tanggung jawab memimpin organisasi alumni yang besar. Sehingga disepakati adanya ketua harian transisi yang terpilih saat itu yakni Bapak Bambang Kesowo.
MUNAS X KAGAMA diselenggarakan pada bulan Juli 2005 di Hotel Borobudur Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Dr. Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.,HE dan Wakil Ketum. Ir. Airlangga Hartarto, M.T., dengan Sekretaris Umum: Ir. A. Hamid Dipopramono dan Bendahara Umum: Ir. A. Sutjipto.
Hingga UGM menapak usia 50 tahun, yang merupakan Tahun Emas UGM, KAGAMA ikut menyemarakkan dengan berbagai kegiatan sesuai dengan komitmen KAGAMA untuk selalu memperhatikan masyarakat sekitar yang kurang beruntung dengan mengadakan penyuluhan kesehatan terpadu, penyuluhan masyarakat dalam berbagai bidang, khitanan massal, aksi donor darah, ziarah dan kunjungan tokoh/janda tokoh UGM.
Pada tanggal 16 November 2024 melalui musyawarah nasional yang dihadiri ribuan peserta, Basuki Hadimuljono terpilih menjadi ketua KAGAMA periode 2024-2029 menggantikan Ganjar Pranowo yang sebelumnya menjadi ketua KAGAMA[119].
Referensi
^"UGM in Numbers". Universitas Gadjah Mada. 2018. Diakses tanggal 16 September 2018.
^"Sejarah – Fakultas Teknik". web.archive.org. 2022-09-23. Archived from the original on 2022-09-23. Diakses tanggal 2022-09-23.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^Jogja, Eva Syahrani/JIBI/Harian (2012-03-29WIB10:51:42+00:00). "TEKNOLOGI: Mobil Listrik Ala UGM". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-09-30.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)