Universitas Indonesia
Universitas Indonesia (disingkat UI) adalah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di bagian Utara dari Depok, Jawa Barat tepat di perbatasan antara Depok dan wilayah Jakarta Selatan, sementara kampus utama lainnya terdapat di Salemba, Jakarta Pusat. UI merupakan institusi pendidikan tinggi tertua di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Jakarta pada awalnya merupakan bagian dari UI hingga kemudian memisahkan diri menjadi institusi tersendiri. UI juga merupakan salah satu dari tiga perguruan tinggi terbaik di Indonesia bersama dengan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.[8][9] Cikal-bakal terbentuknya Universitas Indonesia adalah ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan yang memegang sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese doctor). Secara resmi, UI memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio.[10] Tanggal tersebut dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.[11] SejarahCikal bakal UI bermula dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Vaksin (Opleiding van eleves voor de genees-en helkunde en vaccine) pada tanggal 2 Januari 1849 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda.[11] Ketika itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan. Pelajar di sekolah itu mendapatkan pelatihan kedokteran selama dua tahun. Lulusannya diberikan sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa[12] (Javanese Doctor), bergelar demikian karena dokter ini hanya diberi izin untuk membuka praktik di wilayah Hindia Belanda, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1864, program pendidikan tersebut ditambah waktunya menjadi tiga tahun, dan pada tahun 1875 menjadi 7 tahun. Gelar yang diberikan pun berubah menjadi Dokter Medis (Medical Doctor). Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.[13] Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI saat ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.[14] Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechtshoogeschool te Batavia - Sekolah Tinggi Hukum di Batavia) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI) didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945 di Jakarta. BPTRI memiliki dua fakultas (waktu itu disebut perguruan tinggi), yaitu Perguruan Tinggi Kedokteran dan Perguruan Tinggi Hukum/Kesusasteraan. Ketua BPTRI adalah Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo. Perguruan Tinggi Kedokteran dibuka secara resmi pada tanggal 1 Oktober 1945.[15] } Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta pada akhir tahun 1945, BPTRI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama baru Universiteit Indonesia (UI).[16] Universitas Indonesia (UI) secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat atau opium[17] di Jl. Salemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia. Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya. Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.[18] Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB), fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga, dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta. Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional. Kampus UI saat itu berada di Salemba dan Rawamangun. Kampus Salemba terdiri dari fakultas-fakultas eksakta, yaitu Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Matematika, Ilmu Pasti dan Alam (FMIPA); sementara kampus Rawamangun terdiri dari fakultas-fakultas non-eksakta, yaitu Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Sastra (FS). Baru pada tahun 1988 sebagian besar kampus pindah ke Depok, sementara kampus Salemba diperuntukkan bagi Pasca-Sarjana. Kampus di Rawamangun diberikan kepada IKIP Jakarta, yang kemudian berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dalam sepuluh tahun terakhir, dinamika perkembangan internal dan eksternal yang melingkupi UI sangat terasa pengaruhnya terhadap pasang surut kondisi UI. Di antaranya adalah, disahkannya oleh pemerintah UU no 12 / 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang kemudian menjadi naungan bagi status hukum UI. Menurut UU tersebut, Perguruan Tinggi BHMN dan Perguruan Tinggi BHMN yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH). Pelaksaaan UU tersebut, khususnya pasal 66 ayat (2), mengantarkan kepada ditetapkannya oleh pemerintah PP No. 68 / 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia (Statuta UI).[19] Atribut identitasLambangLambang UI diciptakan pada tahun 1952 oleh Sumartono (menggunakan nama alias Sumaxtono), mahasiswa jurusan Seni Rupa di Fakulteit Teknik, Universitas Indonesia Bandung. Desain Sumaxtono terinspirasi dari kala-makara[20] (Kala dan Makara masing-masing adalah tokoh dalam mitologi Hindu), salah satu dekorasi dalam banyak candi Hindu di Indonesia. Dalam dekorasi candi, Kala berada di atas a kekuatan itu dipadukan dan distilir Sumaxtono menjadi makara yang melambangkan Universitas Indonesia sebagai baik sumber ilmu pengetahuan, maupun hasilnya, yang menyebar ke segala penjuru. Secara keseluruhan, lambang UI menggambarkan Pohon Ilmu Pengetahuan yang tumbuh subur karena air yang mengalir terus-menerus dari bawahnya. Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman. Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada. Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono kepada Srihadi Soedarsono (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada tahun 1952. Hanya saja, tidak diketahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang UI tersebut. Buku pertama yang menggunakan lambang Universitas Indonesia di sampulnya untuk pertama kali adalah buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.) menggunakan lambang Universitas Indonesia untuk pertama kali seperti yang dibuat oleh Sumaxtono (tanpa bingkai segilima). Secara umum, Makara Universitas Indonesia berwarna kuning, sedangkan setiap fakultas di UI memiliki warna Makara/panji yang berbeda-beda, yaitu:
PanjiUI memiliki panji berbentuk kapak yang lazim digunakan pada zaman neolitikum, yang merupakan masa peralihan dari zaman batu ke zaman perunggu. Hal ini melambangkan sifat dinamis bangsa Indonesia yang selalu mengikuti zaman.[21] Di tengah kapak tersebut terdapat lambang Universitas Indonesia yang berbentuk bulat seperti matahari, melambangkan Universitas Indonesia sebagai penyuluh dan pelopor rakyat Indonesia di bidang ilmu pengetahuan. Lambang UI bewarna kuning keemasan pada panji dan bendera fakultas atau satuan organisasi di lingkungan UI melambangkan kebesaran dan keagungan.[21] Jaket almamater dan jas UIJaket almamater UI dikenal sebagai Jakun, akronim dari jaket kuning. Disebut Jakun karena jaket ini memiliki warna dasar kuning terang dengan gambar lambang Universitas Indonesia (Makara) yang terpasang di dada sebelah kiri yang warnanya disesuai dengan warna panji fakultas masing-masing. Jas UI bewarna dasar kuning almamater dengan bergambar lambang UI yang dibuat dengan benang bordir bewarna kuning dan ditempel di dada sebelah kiri. Jas UI digunakan pada acara protokoler universitas, dan dipakai oleh para Petinggi universitas.[22] Kendi ilmu
"Kendi Ilmu" adalah kendi simbolik yang pada setiap acara wisuda diserahterimakan dari sarjana baru yang diwisuda kepada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Arti simbolik dari penyerahan kendi ini adalah kesinambungan dari generasi yang pergi kepada generasi yang datang, sebagaimana sebuah ungkapan Ribuan Yang Datang, Ribuan Pula Yang Pergi. Kesinambungan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan sebagai hasil perjuangan dan daya upaya yang sungguh-sungguh. LaguDua lagu yang dijadikan lagu wajib di Universitas Indonesia berjudul Himne Almamater dan Genderang Universitas Indonesia. Lagu-lagu ini biasa dinyanyikan pada acara-acara resmi universitas, penyambutan mahasiswa baru, dan wisuda. Lagu Himne Almamater diciptakan oleh H.S. Mutahar dan syairnya menggambarkan tekad warga Universitas Indonesia untuk bersatu mengamalkan tridharma perguruan tinggi,melalui lirik yang berbunyi: mengabdi Tuhan, bangsa, dan negara. Sementara itu, lagu Genderang Universitas Indonesia menggambarkan semangat mahasiswa UI untuk menuntut ilmu dan berbakti. Setiap tahun, mahasiswa baru UI menyanyikan lagu-lagu ini, bersama dengan beberapa lagu lain seperti Rayuan Pulau Kelapa, Pahlawan Muda, dan Keroncong Kemayoran pada saat acara wisuda semester genap sekaligus penyambutan resmi pihak universitas kepada para mahasiswa baru.[23] KampusSecara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud hutan kota di mana di dalamnya terdapat 6 danau alam.[24] CikiniKampus UI Cikini terletak di daerah Cikini, Jakarta Pusat.[25] Kampus yang berada tepat di depan Stasiun Cikini ini digunakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Administrasi dan Kedokteran komunitas. SalembaKampus UI Salemba terletak di daerah Salemba, Jakarta Pusat.[25] Fakultas yang berada di kampus ini adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan beberapa Program Pascasarjana Multidisplin, program Ekstensi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, serta laboratorium Fakultas Teknik. Khusus untuk Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi program S1/sarjana sejak 2013 lalu telah pindah ke kampus utama UI Depok untuk urusan akademis sedangkan urusan administrasi tetap di Salemba, Jakarta Pusat. DepokKampus utama UI Depok, terletak di perbatasan antara Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Kota Depok, Jawa Barat,[26] dibangun pada pertengahan tahun 1980-an untuk mengakomodasi modernisasi universitas menuju visi UI universitas riset kelas dunia. Saat ini, Kampus Depok adalah kampus utama Universitas Indonesia. Sebagian besar fakultas di UI (MIPA, Teknik, Psikologi, Hukum, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Ilmu Administrasi) berada di sini dan sejak 2013, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi pun telah pindah ke Depok untuk urusan akademis dan proses perkuliahan. Kampus utama UI Depok dilewati oleh rel kereta rel listrik (KRL/commuter line) Jakarta-Bogor sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan transportasi dengan adanya 2 stasiun di lingkungan kampus yaitu Stasiun UI dan Stasiun Pondok Cina. Perpustakaan Pusat Universitas juga terletak di sini. Selain itu terdapat pula berbagai fasilitas lain seperti Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, Gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, dan Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia. Di kampus Depok juga terdapat satu komunitas yang berfokus terhadap dunia pendidikan, yakni Cak Tarno Institute, komunitas ini digunakan sebagai ruang diskursus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Cak Tarno Institute (CTI) didirikan pada 14 Februari 2005. Nama Cak Tarno Institute diambil dari nama pendiri sekaligus Rektor dan Sokoguru CTI, yakni Cak Tarno, pedagang buku di sebuah kios kecil yang berada gang bernama Gg. Stasiun UI, yang menjadi penghubung antara Jalan Margonda Raya dengan Kampus Universitas Indonesia serta stasiun kereta Universitas Indonesia. Organisasi dan tata kelolaUniversitas Indonesia adalah perguruan tinggi negeri berbadan hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013.[27] Terdapat organ-organ universitas yang terdiri dari: RektorPusat Administrasi Universitas
Pusat Administrasi Universitas/PAU atau yang dikenal dengan Rektorat adalah bagian yang vital dan esensial bagi manajemen UI. Pusat Administrasi Universitas terdiri dari: 12 Direktorat, 8 Kantor dan 3 Badan. Setiap entitas menjalankan fungsinya masing-masing yaitu sebagai unsur penunjang akademik, unsur pelayanan administrasi, dan unsur pelaksana pelayanan umum. Unsur Penunjang Akademik
Unsur Pelaksana Administrasi
Unsur Pelaksana Pelayanan Umum
Fakultas, sekolah, dan program
Saat ini, UI memiliki 14 fakultas, 2 sekolah pascasarjana, dan 1 program vokasi yang menjalani seluruh kegiatan pengajaran, pendidikan, dan penelitian. Setiap fakultas dan sekolah memiliki departemen, pusat penelitian, dan pusat ventura. Setiap fakultas/sekolah/program dipimpin oleh satu dekan dan dibantu oleh dua wakil dekan. Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK)
Rumpun Sains-Teknologi (Saintek) Rumpun Sosial-Humaniora (Soshum)
Sekolah Pascasarjana Multidisiplin Ilmu Vokasi/Kejuruan FasilitasMakara Art Center
Berlokasi berdekatan dengan Masjid Ukhuwah Islamiyah, Makara Art Centrum merupakan sarana dan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat pagelaran seni dan budaya bagi sivitas akademika UI. Pembukaan gedung ini telah dilakukan melalui acara prapeluncuran Gedung Makara Art Centrum pada Agustus 2017. Integrated Faculty Club
Integrated Faculty Club adalah tempat sarana olahraga dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat umum. Berlokasi di area luar kampus yang berdekatan dengan restoran Mang Engking, IFC dapat digunakan untuk keperluan even-even MICE seperti lokasi meeting dan gathering perusahaan, juga venue pernikahan. Sejak tahun 2017, Faculty Club dikelola bersama dengan perusahaan properti Relife Property dengan nama Felicity Festival. PerpustakaanUI memiliki perpustakaan dengan luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai dengan slogan "Crystal of Knowledge". Pemancangan tiang perdana dilakukan Senin, 1 Juni 2009 dan ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009. Perpustakaan UI tersebut dirancang dengan konsep "sustainable building" yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air, dan kertas. Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku. Perpustakaan ini terbuka juga untuk umum. Perpustakaan UI juga dilengkapi dengan fasilitas umum seperti toko souvenir, tempat makan, tempat ibadah, hingga fasilitas penunjang mahasiswa seperti fotokopi, dan kantor pos.[28] Asrama
UI memiliki dua asrama, yaitu Asrama Mahasiwa UI Depok dan Asrama Mahasiswa UI Wismarini. Asrama pertama terletak di kampus Depok, dengan kapasitas 480 kamar putra dan 615 kamar putri, yang setiap kamarnya dapat diisi satu hingga tiga orang. Sementara Asrama yang lain terletak di Jl. Otto Iskandardinata no. 38 Jakarta Timur dengan kapasitas 72 kamar putra dan 111 kamar putri. Asrama Mahasiswa UI Wismarini ini khusus disediakan bagi mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan program lain yang berada di kampus UI Salemba. Balai Mahasiswa
Balai mahasiswa UI Salemba merupakan salah satu fasilitas yang ada di bawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni. Gedung berkapasitas 300 orang ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, dan lain-lain. Selain untuk para mahasiswa dan warga UI, gedung ini juga disewakan untuk umum. Fasilitas dan sarana olahraga
Fasilitas dan sarana olahraga yang dimiliki oleh UI antara lain:
Pusat Kegiatan Mahasiswa
Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI merupakan tempat berbagai kegiatan mahasiswa UI. di sini terdapat sekretariat berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di UI. Selain itu, terdapat pula berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para mahasiswa UI. Fasilitas itu antara lain aula yang dapat menampung kurang lebih 300-400 orang. Pada bulan Juni 2014, Direktorat Kemahasiswaan UI merencanakan melakukan pengembangan gedung Pusgiwa bersamaan dengan pembangunan gedung baru Direktorat Kemahasiswaan melalui pembangunan berbagai fasilitas lainnya, terutama untuk menunjang kemungkinan adanya unit-unit kegiatan mahasiswa yang baru. Namun, pembangunan terkendala anggaran dan diundur penyelesaiannya hingga diperkirakan pertengahan tahun 2018.[butuh rujukan] Wisma Makara
Wisma Makara terletak di sebelah Asrama Mahasiswa UI Depok. Tempat ini digunakan sebagai sarana akomodasi di daerah Jakarta Selatan dan kota Depok, dan sering digunakan untuk kegiatan seperti seminar, pelatihan, lokakarya, dan lain-lain. Klinik Satelit
Tujuan sarana ini untuk melayani beberapa kebutuhan penting mahasiswa yaitu: kegiatan mahasiswa dan sivitas Universitas Indonesia yang memerlukan obat-obatan dan tenaga medis, Pemeriksaan Kesehatan Mahasiswa Baru, Poliklinik, Apotek, Bimbingan Konseling Mahasiswa. Bus kampusBus kampus disediakan gratis untuk melayani kebutuhan transportasi mahasiswa di dalam kampus UI Depok. Namun, bus ini dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar secara gratis yang menggunakan bus kampus sebagai sarana transportasi sebagai penghubung antara area kukusan dengan area Margonda. Di kalangan warga UI, bus ini lebih dikenal dengan sebutan Bis Kuning (Bikun), karena bus ini memiliki warna dominan kuning. Hingga tahun 2005, UI telah memiliki 20 unit Bus Kampus. Bus-bus tersebut secara rutin akan melayani 2 rute yang ada di dalam kampus pada hari Senin-Jumat, mulai pukul 07.00-21:00. Sementara pada hari Sabtu hanya sampai pukul 14.00 WIB dan libur pada hari minggu dan tanggal merah. Kedua rute tersebut ialah rute merah dan rute biru. Penanda rute merah dan rute biru dapat dilihat pada kertas warna yang tertempel di kaca depan setiap bis kuning. Adapun halte-halte yang dilalui sebagai berikut: Rute MerahRute Merah[29] berangkat pertama dari Halte Bus Kuning Asrama Mahasiswa UI kemudian melewati Jalan Prof. Dr. Miriam Budiardjo Jalan Ir. R.M. Pandji Soerachman, Jalan Prof. Dr. Mr. Supomo, Jalan Prof. Mr. Dojokosoetono, Jalan Prof. Dr. Bahder Djohan, Jalan Prof. Dr. Sudjono D. Pusponegoro, Jalan Prof. Dr. Ir. Somantri Brodjonegoro, Jalan Prof. Dr. Sumitro Djokohadikusumo dan Jalan Prof. Dr. R. Slamet Iman Santoso. Bis kuning berhenti terakhir kembali di Halte Asrama Mahasiswa UI. Adapun halte-halte yang dilalui berdasarkan urutannya:
Rute BiruRute Biru[29] berangkat pertama dari Halte Bis Kuning Asrama Mahasiswa UI kemudian melewati Jalan Prof. Dr. Miriam Budiardjo Jalan Ir. R.M. Pandji Soerachman, Jalan Prof. Dr. Mr. Supomo, Jalan Dr. R. Slamet Iman Santoso, Jalan Prof. Dr. Sumitro Djokohadikusumo, Jalan Prof. Dr. Ir. Somantri Brodjonegoro, Jalan Prof. Dr. Sudjono D. Pusponegoro, Jalan Prof. Dr. Bahder Djohan, dan Jalan Prof. Mr. Dojokosoetono. Bis kuning berhenti terakhir kembali di Halte Asrama Mahasiswa UI. Adapun halte-halte yang dilalui berdasarkan urutannya:
Halte yang tidak dilewati
Selain halte tersebut diatas, terdapat halte yang tidak dilewati oleh bus kampus yaitu Halte Gedung ILRC yang terletak di Jalan Dr. Nugroho Notosutanto. Rute lainnyaRute PNJ
Selain rute biru dan merah, terdapat Rute PNJ. Rute ini melewati sebagian titik utama halte Rute Merah (sampai dengan Halte PNJ), kemudian bus kampus ini akan masuk ke dalam area Kampus PNJ dan memutari kampus PNJ. Bus PNJ berwarna kuning polos yang dikelola oleh PNJ untuk kebutuhan transportasi bagi mahasiswa PNJ. Namun, Bus PNJ juga dapat digunakan gratis bagi mahasiswa UI dan warga sekitar. Rute bus ekstensi FEB
Rute Bus Ekstensi FEB adalah rute khusus lainnya yang berangkat dari Halte FEB UI melewati Halte Stasiun UI, Halte Resimen Mahasiswa, putar balik Halte Gerbatama, Halte Stasiun UI, dan kembali ke Halte FEB. Bus ini biasa disebut ‘Bis Ekstensi’ karena khusus diperuntukkan untuk mahasiswa ekstensi FEB UI yang berkuliah di malam hari. Bus ini memiliki ciri khas berupa tulisan "Program Ekstensi FEUI" pada badan Bus. Bus ini mulai beroperasi Senin sampai dengan Jumat pada pukul 17.30 – 21.00 WIB. Namun, bus ini terbatas dinikmati oleh kalangan Mahasiswa FEB UI. Sepeda kampusSejak Juli 2008, UI menyediakan fasilitas peminjaman sepeda kepada mahasiswanya melalui Program Sepeda Kuning.[30] Sepeda dapat digunakan oleh mahasiswa dengan cara menunjukkan KTM ke petugas yang menjaga. Sepeda dapat digunakan sepuasnya, tetapi tidak boleh keluar dari jalur sepeda yang telah disediakan. Sepeda juga boleh dikembalikan di terminal mana saja. Jadi apabila mahasiswa meminjam sepeda dari terminal sepeda Fisip, mahasiswa tersebut boleh mengembalikan sepeda yang dipinjam ke terminal FIB atau terminal mana saja yang ada di UI. Untuk mengembalikan sepeda, caranya sama dengan meminjam yakni dengan menunjukkan KTM ke petugas penjaga. Sepeda kampus melayani mahasiswa hingga pukul 17.00. AkademikPenerimaan mahasiswaPenerimaan mahasiswa baru UI dilakukan melalui mekanisme seleksi yang dilakukan secara nasional bersama perguruan tinggi negeri lain dan seleksi yang dilakukan secara mandiri. Tingkat kesulitan untuk memasuki UI sangat kompetitif. Setiap tahunnya UI hanya menerima sekitar 5% mahasiswa baru dari 100.000 pendaftar setiap tahunnya. Di tingkat nasional, menurut hasil SBMPTN tahun 2016, UI menduduki peringkat pertama pada Kelompok Ujian Sosial/Humaniora dengan nilai rataan tertinggi mahasiswa yang diterima sebesar 669,52 dan peringkat kedua pada Kelompok Ujian Saintek dengan nilai rataan tertinggi mahasiswa yang diterima sebesar 667,44.[31]
Jenjang Pendidikan dan Program Studi
Program studi yang ditawarkan oleh Universitas Indonesia meliputi jenjang pendidikan dengan tingkatan berdasarkan acuan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia AkreditasiInstitusi
Universitas Indonesia memperoleh akreditasi institusi dengan peringkat A (Amat Baik) dari Badan Akreditasi Nasionai Perguruan Tinggi. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) tersebut diperoleh sejak tahun 2008 sampai dengan saat ini. Penilaian akreditasi meliputi 15 indikator meliputi kepemimpinan, kemahasiswaan, sumber daya manusia, kurikulum, prasarana dan sarana, pendanaan, tata pamong, sistem pengelolaan, sistem pembelajaran, suasana akademik, sistem informasi, sistem jaminan mutu, lulusan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta program studi.[butuh rujukan] PeringkatUI secara konsisten masuk dalam daftar universitas papan atas baik di tingkat nasional maupun internasional. Peringkat Dunia
Keterangan: Tanda kurung adalah Peringkat UI dengan perguruan tinggi lain di Indonesia dalam publikasi peringkat tersebut. Peringkat Regional
Keterangan: Tanda kurung adalah Peringkat UI dengan perguruan tinggi lain di Indonesia dalam publikasi peringkat tersebut. Peringkat Dunia Berdasarkan Bidang Studi
Keterangan: Tanda kurung adalah Peringkat UI dengan perguruan tinggi lain di Indonesia dalam publikasi peringkat tersebut. Peringkat Web Universitas DuniaSelain itu, posisi peringkat Universitas Indonesia dengan universitas lain di seluruh dunia berdasarkan berbagai publikasi pemeringkatan Web Universitas Dunia.
Keterangan: Tanda kurung adalah Peringkat UI dengan perguruan tinggi lain di Indonesia dalam publikasi peringkat tersebut. NasionalPemeringkatan Kemenristek Dikti
Publikasi MajalahMenurut survei lokal yang terakhir dari Globe Asia (2008) UI mendapat peringkat pertama di antara universitas-universitas di Indonesia.[40] Laporan ini juga didukung oleh Majalah Tempo, sebuah majalah utama di Indonesia, yang melakukan survei dan analisis tentang peringkat universitas dan pendidikan di Indonesia.[41] Universitas Indonesia dinilai sebagai Universitas yang paling vibrant di Indonesia. Sejak tahun 2004, survei majalah Tempo melaporkan fakta bahwa lulusan UI adalah di antara sarjana lulusan terbaik di Indonesia menurut beberapa kriteria seperti kualitas lulusan, citra yang baik, kepuasan industri yang menggunakan tenaga kerja, kualitas pengajaran, metodologi pendidikan, kualitas fasilitas kampus yang berbasis lingkungan taman hutan raya yang hijau, serta keketatan persaingan masuk ke perguruan tinggi.[42] Rekor Dunia Pada tanggal 25 Agustus 2022, UI mendapatkan 2 rekor dunia yang diberikan oleh Museum Rekor Dunia Indonesia. 2 rekor tersebut diberikan untuk kategori “Mencanting Batik oleh Mahasiswa Baru Terbanyak” dan “Paduan Suara Mahasiswa Baru Terbanyak”. Baik rekor untuk mencanting batik maupun rekor untuk paduan suara diikuti oleh 9.237 mahasiswa baru, dan dilaksanakan di lapangan Rotunda Kampus Depok UI.[43] PrestasiPada tahun 2008, Universitas Indonesia menjadi pemenang dalam Indonesia ICT award untuk Smart Campus dengan Best Content and Application. Untuk kategori Accessibility and Connectivity, Universitas Indonesia juga mendapat Merit Award. Saat ini 90% area universitas sudah dilingkupi oleh infrastruktur dan layanan IT (hostpot) dengan bandwidth sebesar 305 Mbytes per second ke Internet dan 155 Mbps ke Jaringan Riset Pendidikan Tinggi Indonesia (INHERENT) [44] Pusat StudiSampai saat ini UI telah memiliki sekitar 64 Pusat Studi[45] yang memiliki tugas utama melakukan kegiatan penelitian untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pengabdian masyarakat. Pusat-pusat studi tersebut adalah:
KemahasiswaanUnit kegiatan mahasiswaUnit kegiatan mahasiswa merupakan organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas yang fungsinya menampung berbagai minat dan bakat dari para mahasiswa UI.[46][47] Unit kegiatan mahasiswa tersebut antara lain:
Tokoh ternamaAlumniDoktor kehormatanCatatan
Catatan KakiReferensi
Pranala luar |