Universitas Islam Nusantara
Universitas Islam Nusantara atau dikenal dengan sebutan UNINUS merupakan salah satu perguruan tinggi Islam swasta tertua & bersejarah di Jawa Barat yang berlokasikan di Jl. Soekarno - Hatta No. 530 Kota Bandung. Semula Uninus bernama UNNU (Universitas Nadhlatul Ulama), pada tanggal 15 April 1969 Universitas Nadhlatul Ulama resmi berganti nama menjadi Universitas Islam Nusantara (UNINUS). SejarahUniversitas Islam Nusantara berdiri pada 30 November 1959. Uninus pertama kali dipimpin oleh Rektor Prof. Dr. Achmad Sanusi, S.H., M.P.A.. Kepemimpinannya berada dalam pembinaan Yayasan Universitas Nahdlatul Ulama yang diasuh oleh K.H. Idham Khalid, K.H Subhan Z.E. (Alm.), K.H. Achsien (Alm.), K.H. Habib Utsman Al-Aydarus (Alm.), dan lain-lain dengan K.H.E.Z Muttaqien (Alm.) sebagai pimpinan hariannya. Pada tahap awal dibuka Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Berkat pembinaan yang sungguh-sungguh, kedua fakultas tersebut berkembang pesat. Sehingga, mulai 18 September 1963, ijazah kedua fakultas dihargai sama dengan ijazah Perguruan Tinggi Negeri sederajat. Gejolak perkembangan kehidupan sosial dan politik di seluruh Nusantara sekitar 1965-1966 mempengaruhi seluruh sendi kehidupan masyarakat beserta peraturannya, termasuk dunia perguruan tinggi. Suasana kehidupan kampus dengan kegiatan tridharmanya tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena segenap sivitas akademika terpanggil untuk bersama-sama dengan para eksponen Angkatan 1966 lainnya mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Selepas gejolak sosial dan politik 1965-1966, segenap unsur sivitas akademika UNNU bersama dengan unsur sivitas akademika dari perguruan tinggi lain, seperti Akademi Pendidikan Agama Islam, Universitas Ibnu Khaldun, Universitas Muhammadiyah Bandung, sepakat bergabung (merger). Lahirlah Universitas Islam Nusantara yang berada dalam pembinaan Yayasan Islam Nusantara (Uninus). Kesepakatan ini membuat semua potensi yang ada dapat dihimpun dan dimanfaatkan lebih efektif dalam menata suatu perguruan tinggi yang bernapaskan Islam sebagai kebanggaan masyarakat dan bangsa. Kehadiran Uninus mendapat dukungan penuh dari Al Mukarom H. Dr. Idham Khalid selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu, dengan Status Diakui sebagai kelanjutan dari status terdahulu yang telah dicapai UNNU seperti tertera dalam suratnya tertanggal 30 Agustus 1969. Setelah berganti nama, Uninus dipimpin oleh Drs. Sukrama Wiraputra sebagai Rektor, dibantu Drs. Abin Syamsuddin Makmun, MA., Drs. Ibrahim A Effendi, Achmad Roestandi, S.H., dan K.H.R. Sudja’i sebagai para Pembantu Rektor. Sedangkan Yayasan Universitas Islam Nusantara sebagai Badan Hukum Pembinanya dipimpin oleh Prof. Dr. H. Ahmad Sanusi, S.H., M.P.A. dan Tb. Drajat Martha (Alm.). Dengan pembenahan di atas, Uninus mulai menunjukkan kemajuan dan menjalankan kembali Tridharma sebagaimana mestinya. Bahkan, beberapa tokoh masyarakat terpanggil untuk membantu mengembangkan Uninus, di antaranya, Mayjen K.P.H. Surjosujarso dan Notaris Komar Andasasmita. Kehadiran keduanya, dibantu H. M. Nawawi sebagai carataker Rektor, membuat Uninus semakin dinamis dan mantap. Sejak itu, pengembangan Universitas Islam Nusantara dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan humaniora serta tuntutan pembangunan. Kemudian, Uninus menjelma menjadi salah satu Perguruan Tinggi swasta ternama di Tanah Air. Lulusan Uninus juga tersebar di berbagai penjuru instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Lulusan Uninus terbukti mampu bersaing dengan Perti terbaik sekalipun, bahkan beberapa Kepala daerah di Indonesia adalah lulusan Uninus. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Uninus mendapat perhatian masyarakat dari seluruh pelosok Tanah Air, sesuai dengan misi dan namanya sebagaimana tercermin dalam komposisi mahasiswanya yang berjumlah 8.215 orang yang terdiri dari putra/i Nusantara ditambah sejumlah mahasiswa yang datang dari beberapa negara ASEAN (Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam). Walaupun kampus bernafaskan Islam, Uninus juga tidak menutup untuk kalangan non muslim yang mau melanjutkan pendidikan di Uninus. FakultasUninus kini membina tujuh (7) Fakultas yang membawahi beberapa Jurusan dan Program Studi.
Program Magister (S2)Universitas Islam Nusantara terdiri dari 3 program magister, antara lain sebagai berikut.
Program Doktor (S3)Universitas Islam Nusantara memiliki program doktor, antara lain sebagai berikut.
Unit Kegiatan Mahasiswa dan Komunitas KampusUKM
Komunitas lain
Fasilitas
AlumniDada Rosada, Wali kota Bandung, 2003-2013 Setia Untung Arimuladi, Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia Yana Mulyana, Wali kota Bandung, 2021-2023 Ratu Atut Chosiyah, Mantan Gubernur Banten, 2007-2014 Karna Sobahi, Bupati Majalengka Salman amrillah, Qori International Tubagus Lily Hambali Hasan, Mantan Bupati Purwakarta, 2003-2008 Hudarni Rani, Mantan Gubernur Bangka Belitung, 2002-2007 Dadang M. Nasser, Mantan Bupati Kabupaten Bandung Adjeng Ratna Suminar, Anggota DPR RI 2009- 2014 Iza Fadri, Perwira Tinggi Polri dan Guru Besar Hukum Pidana PTIK Suwarma Al-Muchtar, Guru Besar PKn FIPS UPI Bandung. Idrus Affandi, Guru Besar Pendidikan Politik, PKn FIPS UPI Bandung. Ranidar Darwis, Guru Besar PKn FIPS UPI Bandung. Astim Riyanto, Pakar Hukum Tata Negara UPI Bandung Djajang Nurjaman, Pelatih Persib Bandung M. Natshir Mahbuby, Kiper Persib Bandung Santo Kadarusman, PR & ME PT. Hartono Istana Teknologi Polytron Abdul Aziz Lutfi Akbar, Atlit Persib Henhen Herdiana, Atlit Persib Barnas Adjidin, Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Barat Peringkat KampusRangking 75 dari keseluruhan Perguruan Tinggi (Negeri & Swasta ) di Indonesia, 12 dari keseluruhan Perguruan Tinggi (Negeri & Swasta ) di Jawa Barat, 10 Perguruan Tinggi Agama Islam (Negeri & Swasta), 35 Perguruan Tinggi Swasta versi 4icu. Rangking 90 dari keseluruhan Perguruan Tinggi (Negeri & Swasta ) di Indonesia, 14 dari keseluruhan Perguruan Tinggi (Negeri & Swasta ) di Jawa Barat, 14 Perguruan Tinggi Agama Islam (Negeri & Swasta), 42 Perguruan Tinggi Swasta versi Webometric. Pranala luar |