Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan
Universitas Nahdatul Ulama Kalimantan Selatan, selanjutnya disingkat UNUKASE, adalah Perguruan Tinggi pertama NU di provinsi Kalimantan Selatan, setelah reformasi. Pada tahun 1960-an sebenarnya Universitas NU pernah berdiri, sayang tidak dikelola dengan baik, bubar dengan sendirinya. Perguruan tinggi ini mengambil lokasi operasional di kawasan Gambut Jl. Ahmad Yani KM. 12,5, Kabupaten Banjar 70652. Universitas NU Kalsel beroperasi atas dasar izin dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 561/E/O/2014,Tanggal 17 Oktober 2014. Universitas NU Kalimantan Selatan ini berada di bawah Badan Hukum milik PBNU, Badan Perkumpulan Nahdlatul Ulama, yang mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013 lalu. SejarahPara Pendiri Universitas ini melibatkan pimpinan, aktivis dan ilmuan NU Kalsel, jumlahnya 9 (sembilan) orang, yaitu:
Aktivitas dan operasional Universitas NU Kalimantan Selatan berada di bawah Badan Pelaksana Pengurus (BPP) Universitas NU Kalimantan Selatan, yang dibentuk oleh PBNU, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut: Ketua Dewan Pembina: Ex-of Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. K.H. Said Angil Siroj, M.A. Wakil Ketua Dewan Pembina: K.H. Ahmad Supian Sekretaris: Dr. Ir. H. Aberani Sulaiman, M.Sc. Ketua BPP UNU Kalsel: H. M. Syarbani Haira Sekretaris BPP UNU Kalsel: Dr. Ir. H. M. Ahsin Rifa'i, M.Si. Rektor Perdana Universitas NU Kalimantan Selatan adalah Prof. Dr. H. M. Hadin Muhjad, S.H., M.Hum., Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, untuk periode 2015-2019 (empat tahun pertama). Sejarah SingkatKeinginan mendirikan Perguruan Tinggi oleh sejumlah tokoh NU Kalimantan Selatan sempat dilakukan tahun 1990-an. Salah satu perintisnya adalah Prof. Drs. H. Harun Utuh (Allah Yarham) dosen ULM dan Prof. Dr. H. Zurkani Jahja (Allah Yarham) dosen IAIN. Bersama sejumlah aktivis, didirikanlah “Yayasan Bintang Sembilan”. Mereka merupakan aktivis muda NU yang progresif revolusioner, tetapi karena situasi internal dan eksternal NU kala itu tidak juga membaik, maka harapan itu tidak membuahkan hasil. Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan tahun 2007 memilih seorang ulama sebagai Rais Syuriah (K.H. Ahmad Supian) dan seorang aktivis muda menjadi Ketua Tanfidziah (H.M. Syarbani Haira). Pasangan ini sejumlah aktivis muda lainnya, maka kenerja mereka relatif lebih surviv. K.H. Ahmad Supian, lulusan Pesantren Darussalam Martapura yang kemudian 9 (sembilan) tahun menekuni ilmu agama di Mekkah. Sementara H.M. Syarbani Haira, mantan aktivis PMII menyelesaikan pendidikan di Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang sehari-hari menjadi dosen di sebuah PTN di Banjarmasin. Salah satu agenda penting yang diusung Kepengurusan PWNU Kalimantan Selatan masa khidmad 2007-2012 ini adalah mendirikan Perguruan Tinggi NU. Maka itu, pada saat Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) NU Kalimantan Selatan tahun 2010 di Gedung Mahligai Pancasila disertai kegiatan “Lokakarya Peluang NU Mendirikan Perguruan Tinggi” Lokakarya ini menghadirkan sejumlah tokoh, antara lain: Dr. KH. As'ad Said Aly (Wakil Ketua Umum PBNU), Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ruslan, M.S. (Rektor Universitas Lambung Mangkurat), Drs. H. Geriliansyah Basrindu, M.M., Ph.D. (Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Kalimantan Selatan), Prof. Dr. H. Abidin HH (Bendahara PBNU), dan beberapa nara sumber lainnya. Hasil Mukerwil PWNU Kalimantan Selatan itulah yang ditindaklanjuti oleh jajaran PWNU Kalimantan Selatan masa khidmat 2007–2012, yang ditindaklanjuti oleh fungsionaris PWNU Kalimantan Selatan masa khidmat 2012–2017. Pada bulan Agustus 2012, PWNU Kalimantan Selatan mengajukan permohonan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendirikan sebuah Universitas bernama Universitas Kebangsaan Nahdlatul Ulama (UK-NU) Kalimantan Selatan. Usulan disertai dengan langkah lainnya, seperti menyiapkan pendirian sarana dan prasarana kampus, dan sejumlah dokumen lainnya yang diperlukan. Kebetulan, tersedia areal kosong di lokasi ex pesantren NU di Jalan Ahmad Yani KM 12,5 Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Kini di areal tersebut sudah berdiri beberapa buah bangunan, khusus untuk perkuliahan sudah tersedia 20 ruang untuk perkuliahan. Akademik
ReferensiPranala luar |