Sebelum pendudukan Jepang ke Indonesia (1942-1945) pihak Hindia Belanda sudah memutuskan untuk mendirikan sebuah universitas yang merupakan gabungan tiga sekolah tinggi yang sebelumnya sudah berdiri yaitu Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - Sekolah Tinggi Teknik di Bandung - sekarang ITB sejak tahun 1920); Rechtshoogeschool te Batavia (RHS - Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - sejak tahun 1924); dan Geneeskundige Hoogeschool (GHS - Sekolah Tinggi Kedokteran - sekarang FKUI - sejak tahun 1927); ditambah dua fakultas baru yaitu Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (fakultas sastra dan filsafat - sejak tahun 1940) dan Faculteit der Landbouwwetenschap (fakultas pertanian - sekarang IPB - sejak tahun 1940).
Pada tanggal 12 Desember1941Gubernur Jenderal di hadapan Volksraad (Dewan Rakyat) telah menyajikan sebuah rancangan ordonansi dengan nota penjelasan untuk mendirikan sebuah Universiteit van Nederlandsch Indie (Universitas Hindia Belanda). Volksraad menyetujui dengan rencana pendirian tersebut dan ordonansi akan segera diundangkan oleh Gubernur Jenderal dalam Staatsblad (Lembaran Negara) pada awal tahun 1942, jika invasi Jepang tidak menjadi kenyataan.[1]
Namun ternyata sejarah berkata lain, 8 Desember1941 Belanda menyatakan perang terhadap Jepang. Setelah mengalami kekalahan di berbagai pertempuran, pada tanggal 8 Maret1942 pasukan Sekutu di Indonesia menyerah, sehingga Universiteit van Nederlandsch Indie urung untuk didirikan.[1]
Setelah pendudukan Jepang secara resmi berakhir dengan menyerahnya Jepang di Pasifik tanggal 15 Agustus1945, tercetus keinginan untuk meneruskan kembali rencana sebelum perang untuk membuka universitas. Pada tanggal 21 Januari 1946 Petrus Adrianus Kerstens, fd. Directeur van Onderwijs & Eeredienst (Pejabat Direktur Jawatan Pengajaran dan Agama), mewakili Indische Regering (Pemerintah Hindia) membuka Nood-Universiteit di Rumah Sakit Cikini, Jl. Raden Saleh Jakarta.[2]:13 Saat pembukaannya diumumkan pada tahun 1946, Nood-Universiteit terdiri dari 5 fakultas, yaitu:[2]:13
Geneeskundige Fakulteit (Fakultas Kedokteran),
Juridische Faculteit (Fakultas Hukum),
Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Filsafat),
Landbouwkundige Faculteit (Fakultas Pertanian), dan
Pada tanggal 12 Maret1947 Letnan-Gubernur-Jenderal telah mengundangkan suatu peraturan, yang dapat disebut sebagai Hoger Onderwijs Ordonnantie 1946 (Ordonansi Perguruan Tinggi 1946) yang berlaku surut sejak bulan November 1945,[3] dalam Besluit van den Luitenant-Gouverneur-Generaal van Nederlandsch Indie No. 1 tanggal 12 Maret 1947 (Staatbl. Ned. Indie 1947 No. 47). Hoger Onderwijs Ordonnantie 1946 diberlakukan surut sejak bulan November 1945 agar seluruh proses pendidikan selama masa Nood-Universiteit memiliki dasar hukum.
Sejak saat itu Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (Universitas Darurat Hindia Belanda) dihentikan kegiatannya dan pihak Belanda mendirikan universitas di Indonesia. Dengan demikian terpenuhilah status dan pengakuan penuh sebuah Perguruan Tinggi (Hoger Onderwijs), yang selama ini diberikan sebatas untuk Sekolah-Sekolah Tinggi (Hogescholen) yang terpisah.[3]
Universiteitreglement 1946 (Peraturan Universitas 1946) sebagai aturan turunannya, dikeluarkan enam bulan sesudahnya berdasarkan Keputusan Letnan-Gubernur-Jenderal Hindia Belanda No. 3 tanggal 14 September 1947 (Staatbl. Indonesië 1947 No. 170).[2]:15 Perlu dicatat bahwa nama "Indonesië" sebagai pengganti "Nederlandsch Indie" baru digunakan secara resmi oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 21 September1948 berdasarkan Keputusan Letnan-Gubernur-Jenderal Hindia Belanda No. 1 (Staatbl. Indonesië 1948 No. 224)[2]:15
Rekonstruksi prasarana, pemenuhan staf pengajar dan permasalahan akademik lain dari setiap fakultas dalam UvI pasca perang berkembang secara harmonis walau sangat berat. Di sisi lain terjadi kelambatan dan kelumpuhan sebagai konsekuensi dari sentralisasi birokrasi dan administrasi. Pembentukan universitas yang begitu besar dan begitu tersebar di beberapa kota perlu dipelajari manfaat dan kerugiannya pada masa depan. Hal ini disampaikan Ketua Fakultas Teknik Bandung pada pidato Dies Natalis ke-28 Faculteit van Technische Wetenschap 27 November 1948.[4] Sejarah kemudian menorehkan satu demi satu fakultas tersebut dilepaskan dan menjadi perguruan tinggi tersendiri, yang pertama adalah Faculteit der Geneeskunde dan Universitaire Instituut van Tandheelkunde di Surabaya menjadi Universitas Airlangga (10 November 1954); Faculteit der Economische Wetenschap di Makassar dilepaskan dan menjadi bagian dari Universitas Hasanuddin (11 Juni 1956); Fakultas Teknik dilepas dan digabung dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam menjadi Institut Teknologi Bandung (2 Maret 1959); dan terakhir Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Peternakan dan Perikanan Laut di Bogor dilepas dan digabung menjadi Institut Pertanian Bogor (1 September 1963).
Tahun akademik 1947-1948
Pada tahun akademik 1947-1948 Universiteit van Indonesië membuka pendaftaran untuk tujuh fakultas dan dua lembaga pelatihan/kursus, yaitu:[5]
Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) berlokasi di komplek Geneeskundige Hogeschool Salemba 6, Batavia (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Faculteit der Rechtsgeleerdheid en van Sociale Wetenschap (Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Sosial) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Filsafat) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Faculteit van Landbouwwetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian) berlokasi di Bogor.
Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Faculteit der Diergeneeskundige (Fakultas Kedokteran Hewan) berlokasi di Van Imhoffplein 1, Buitenzorg (Bogor).
Faculteit der Exacte Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Eksak) berlokasi di Huygensweg 2 Bandung (sekarang Gedung Rektorat ITB Jl. Tamansari 64 Bandung). Dibuka pada hari Senin, 6 Oktober 1947.[6][7]
Universitaire Leergang voor Lichaamsoefening (Balai Pendidikan Universiter Guru Pendidikan Jasmani) di van Deventerweg 10, Bandung (lokasi tersebut sebelumnya adalah Van Deventerschool (VDS), sekarang menjadi SMK dikelola Balai Perguruan Putri (BPP)).
Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleraren (Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Tahun akademik 1948-1949
Pada tahun akademik 1948-1949 yang dimulai tanggal 1 Agustus 1948 Universiteit van Indonesië membuka pendaftaran untuk sembilan fakultas dan tiga lembaga, yaitu:[8]
Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) berlokasi di komplek Geneeskundige Hogeschool Salemba 6, Batavia (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Faculteit der Rechtsgeleerdheid en van Sociale Wetenschap (Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Sosial) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Filsafat) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Faculteit van Landbouwwetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian) berlokasi di Bogor.
Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Faculteit der Diergeneeskundige (Fakultas Kedokteran Hewan) berlokasi di Van Imhoffplein 1, Buitenzorg (Bogor).
Faculteit der Exacte Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Eksak) berlokasi di Huygensweg 2 Bandung (sekarang Gedung Rektorat ITB Jl. Tamansari 64 Bandung). Dibuka pada hari Senin, 6 Oktober 1947,[6][7] kemudian pada tahun 1948 diubah menjadi Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam - FIPIA).
Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) berlokasi di komplek NIAS Viaductstraat 47 Surabaya (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga).
Faculteit der Economische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Ekonomi) berlokasi di Makassar.
Universitaire Leergang voor Lichaamsoefening (Balai Pendidikan Universiter Guru Pendidikan Jasmani) di van Deventerweg 10, Bandung (lokasi tersebut sebelumnya adalah Van Deventerschool (VDS), sekarang menjadi SMK dikelola Balai Perguruan Putri (BPP)).
Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleraren (Balai Pendidikan Universiter Guru Seni Rupa) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Universitaire Instituut van Tandheelkunde (Lembaga Kedokteran Gigi) di komplek NIAS Viaductstraat 47 Surabaya (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga).
Tahun akademik 1949-1950
Pada tahun akademik 1949-1950 Universiteit van Indonesië membuka pendaftaran untuk sembilan fakultas yang sama dengan sebelumnya yaitu:
Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) berlokasi di komplek Geneeskundige Hogeschool Salemba 6, Batavia (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Faculteit der Rechtsgeleerdheid en der Sociale Wetenschap (Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Sosial) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Filsafat) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Faculteit van Landbouwwetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian) berlokasi di Van Imhoffplein 1, Buitenzorg (Bogor).
Faculteit der Diergeneeskundige (Fakultas Kedokteran Hewan) berlokasi di Van Imhoffplein 1, Buitenzorg (Bogor).
Faculteit van Technische Wetenschap (Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) berlokasi di komplek NIAS Viaductstraat 47 Surabaya (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga).
Faculteit der Economische Wetenschap (Fakultas Ekonomi) berlokasi di Makassar.
Selain itu UvI juga membuka empat jalur pendidikan untuk guru sekolah menengah yaitu:
Universitaire Leergang voor Opleiding van Tekenleraren (Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Universitaire Leergang voor Opleiding van Leraren Wiskunde, Natuurkunde, Scheikunde en Plant- en Dierkunde (Balai Pendidikan Universiter Guru Matematika, Fisika, Kimia, Botani, dan Zoologi) berlokasi di Huygensweg 2 Bandung.
Universitaire Leergang ter Opleiding tot Leraar in de Maleise Taal bij het Middelbaar Onderwijs (Balai Pendidikan Universiter Guru Bahasa Melayu untuk pendidikan menengah) berlokasi di Oranje Boulevard 72, Batavia (sekarang Jl. Diponegoro 72, Jakarta Pusat).
Instituut voor Lichaamsoefening (Lembaga Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
UvI juga membuka beberapa kursus dan pendidikan lain yaitu:
Cursussen voor Opleiding van Ijkers, Instrumentmakers, Glasblazers en Analysten (Kursus Pendidikan Ahli Penera, Pembuat Instrumen, Peniup Gelas dan Analis Kimia) berlokasi di komplek Technische Hogeschool (sekarang Kampus ITB Jl. Ganesha 10 Bandung).
Opleiding van Luchtvaartmeteorologen (Kursus Pendidikan Meteorologi Penerbangan) berlokasi di Huygensweg 2 Bandung.
Universitaire Instituut voor Tandheelkunde (Lembaga Pendidikan Kedokteran Gigi) di komplek NIAS Viaductstraat 47 Surabaya (sekarang gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga).
Syarat masuk ke UvI waktu itu adalah:
Membayar uang kuliah sebesar 300 Gulden per tahun (ƒ 300,- driehonderd gulden's jaars) yang dilunasi pada saat pendaftaran.
Membawa ijazah asli pendidikan menengah (AMS atau HBS).
Menyerahkan dua lembar pasfoto.
Untuk yang kurang mampu harus membawa surat keterangan dan jika memenuhi syarat bisa mendapatkan bantuan.
Besarnya uang kuliah yaitu ƒ 300,- tersebut tidak berubah sejak periode TH Bandung pada tahun 1920-an hingga periode 1949-1950. Jika dikaitkan dengan tingkat inflasi, artinya nilai/daya beli uang tersebut pada tahun 1950 lebih kecil dibandingkan nilai/daya beli uang tersebut pada tahun 1920-an. Uang sebesar ƒ 300,- pada tahun 1924 jika dikonversi ke tahun 2011 menjadi ƒ 4.526,- atau lebih dari Rp 24 juta, sedangkan uang sebesar ƒ 300,- pada tahun 1950 jika dikonversi ke tahun 2011 menjadi ƒ 2.430,- atau mendekati Rp 13 juta pertahun.[9][10]
Staf pengajar
Komposisi staf pengajar Universiteit van Indonesië sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 1948 rasio mahasiswa adalah 67,9% orang Tionghoa, 22,3% orang Eropa, dan 9,8% orang Indonesia.[11] Pada tanggal 1 Januari 1949 rasio mahasiswa adalah 48,3% orang Tionghoa, 17,2% orang Eropa, dan 34,5% orang Indonesia. Untuk TA 1949-1950 yang dimulai bulan Agustus 1949 mahasiswa baru warga Indonesia sebanyak 50%.[12]
Presiden UvI
Presiden Universiteit van Indonesië pada periode tersebut dijabat oleh:
Prof. Dr. Cornelis Douwe de Langen (12 Maret1947 - 6 Agustus1947) - Guru besar Ilmu Dasar dan Kedokteran Klinik (sejak tanggal 20 Juni1946 telah menjabat sebagai Presiden Nood-Universiteit)[13]
Prof. Dr. C. Bonne (6 Agustus1947 - April 1948) - Guru besar Fakultas Kedokteran[note 5]
Prof. Dr. Anton Abraham Cense[note 6] (April 1948 - Juni 1949) - Guru besar Bahasa Melayu Fakultas Sastra dan Filsafat
Prof. Dr. Wietse Radsma[note 7] (Juni 1949 - 1950) - Guru besar Fakultas Kedokteran
^ abcdSomadikarta, S. (1999). Tahun emas Universitas Indonesia, Jilid 1: Dari Balai ke Universitas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
^(Belanda) "Dies Natalis van de Faculteit van Technische Wetenschap van de Universiteit van Indonesië". De ingenieur in Indonesië, edisi Desember 1948, Tahun ke-1 No.2 hal.14-18.