Universitas Groningen
Universitas Groningen (bahasa Belanda: Rijksuniversiteit Groningen atau RUG) adalah sebuah universitas di Groningen, Belanda. Universitas ini didirikan pada tahun 1614 dan merupakan universitas tertua ke-2 dan terbesar ke-3 di Belanda, serta merupakan salah satu universitas paling tradisional dan bergengsi di Belanda. Universitas Groningen memiliki sebelas fakultas, sembilan sekolah pascasarjana, 27 pusat penelitian dan institut, dan lebih dari 175 program studi. Alumni dan dosen universitas ini termasuk Johann Bernoulli, Aletta Jacobs, empat pemenang Penghargaan Nobel, sembilan pemenang Penghargaan Spinoza, satu pemenang Penghargaan Stevin, berbagai anggota keluarga kerajaan Belanda, beberapa politisi, presiden pertama Bank Sentral Eropa, dan seorang sekretaris jenderal NATO.[2][3][4] SejarahUniversitas ini didirikan pada tahun 1614 atas inisiatif yang diambil oleh Majelis Daerah kota Groningen dan Ommelanden, atau wilayah sekitarnya. Pada saat itu terdapat empat fakultas (Teologi, Hukum, Kedokteran, dan Filsafat).[5][6][7] Lambang universitas ini disahkan oleh Dewan Kota dan Wilayah Groningen pada tahun 1615. Lambang ini terdiri dari lambang provinsi, dengan sebuah buku terbuka bertuliskan kata-kata singkatan VER/BVM/DNI LV/CER/NA, kependekan dari Verbum Domini Lucerna Pedibus Nostris ("Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kami"). Di atas perisai itu terdapat mahkota emas yang terdiri dari lima helai daun dan empat mutiara. Dalam 75 tahun pertama keberadaannya, sekitar 100 mahasiswa mendaftar setiap tahunnya. Hampir separuh mahasiswa dan dosen berasal dari luar Belanda (rektor pertama, Ubbo Emmius, berasal dari Friesland Timur yang kini di wilayah Jerman), namun pada saat yang sama sudah terdapat hubungan yang erat antara universitas dengan kota serta wilayah di sekitarnya. Selama pendudukan Prancis antara tahun 1775 dan 1814, Universitas Groningen dikelola oleh Universitas Kekaisaran Paris. Tidak seperti Universitas Leiden, universitas ini tidak ditutup namun berganti nama menjadi "Universitas Kekaisaran Groningen" (Keizerlijke Universiteit Groningen). Selama periode ini, universitas ini menjadi satu-satunya universitas terbuka di Kerajaan Hollandia.[8] Pada tahun 1815, setelah Perang Napoleon, bersamaan dengan Leiden dan Utrecht, universitas ini memperoleh pengakuan sebagai perguruan tinggi nasional, tetapi hal ini diikuti dengan diskusi tentang penutupannya. Situasi membaik ketika gedung baru Academiegebouw dibangun pada tahun 1850, sebuah gedung yang sebagian besar dibiayai oleh masyarakat Groningen. Kebakaran menghancurkan bangunan itu sepenuhnya pada tahun 1906. Sementara itu, Undang-Undang Pendidikan Tinggi tahun 1876 telah secara radikal memperbaiki kedudukan universitas, yang berganti nama menjadi Rijksuniversiteit Groningen (RUG). Pengajaran dilakukan dalam bahasa Belanda dan Latin, dan universitas ini diberikan tugas untuk penelitian dan pendidikan. Universitas Groningen berkembang selama dekade pertama abad ke-20. Jumlah fakultas dan program studi terus bertambah sementara jumlah mahasiswa bertambah pesat. Ketika universitas ini merayakan ulang tahunnya ke-300 pada tahun 1914, terdapat 611 mahasiswa terdaftar (jumlahnya meningkat menjadi 1.000 pada tahun 1924). Setelah mengalami penurunan pada masa Depresi, dan khususnya selama Perang Dunia II, jumlah pelajar meningkat pesat dari tahun 1945 hingga mencapai 20.000 pada tahun 1994. Saat ini terdapat sekitar 32.700 pelajar yang terdaftar di Universitas Groningen dengan jumlah mahasiswa asing terus bertambah dengan pesat, dan mengikuti tradisi dari rektor pertama, jumlah mahasiswa dan peneliti Jerman meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Maret 2015, RUG menandatangani perjanjian dengan Universitas Pertanian Tiongkok untuk mendirikan kampus di kota Yantai, Tiongkok. Hal ini menjadikan RUG sebagai universitas Belanda pertama yang membuka kampus di Tiongkok.[9] Rencana tersebut mendapat banyak kritik, terutama karena kekhawatiran tentang pembatasan kebebasan akademis yang disebabkan oleh sensor di Tiongkok.[10] Pada bulan Januari 2018, rencana tersebut dibatalkan oleh Dewan Eksekutif UG karena "kurangnya dukungan untuk proyek tersebut".[11] OrganisasiFakultasUniversitas Groningen memiliki 11 fakultas yang menawarkan program dan kursus di bidang humaniora, ilmu sosial, hukum, ekonomi dan bisnis, ilmu spasial, ilmu hayati, serta ilmu alam dan teknologi. Setiap fakultas adalah pengelompokan formal program gelar akademik, sekolah dan institut, bidang disiplin ilmu, pusat penelitian, dan/atau kombinasi semuanya yang digabungkan untuk tujuan pendidikan. Setiap fakultas menawarkan program sarjana, magister, PhD, dan pertukaran, sementara beberapa juga menawarkan kursus sertifikat singkat. Sejak tahun 2014, RUG juga memiliki perguruan tinggi seni liberal yang sebagian independen, yakni Universitas Kampus Groningen (UCG).[12][13]
Kerja sama nasional
Kerja sama internasional
Referensi
Pranala luar
|