Cilincing, Jakarta Utara
Kelurahan ini berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kecamatan Koja dan Kelapa Gading di sebelah barat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi di sebelah timur, dan Kecamatan Cakung di sebelah selatan. SejarahKawasan Cilincing terletak di sebelah timur Pelabuhan Tanjung Priok, dewasa ini menjadi sebuah kecamatan. Kecamatan Cilincing, termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Nama Cilincing diambil dari nama anak sungai yang mengalir dari selatan ke utara, membelah kawasan tersebut. Cilincing lengkapnya berasal dari Ci Calincing. Kata Ci, adalah bahasa sunda, yang artinya sungai, seperti Citarum, Ciliwung, dan Ci Manuk. Cilincing adalah nama jenis pohon, sama dengan belimbing wuluh, averhrhoa Carambola L. Termasuk famili Oxalideae (Fillet 1883:292). Walaupun letaknya cukup jauh untuk ukuran tiga abad yang lalu, ternyata di sana terdapat dua villa, tempat peristirahatan. Yang pertama adalah landhuis Cilincing yang dibangun oleh Justinus Vinck pada tahun 1740 dan sampai sekarang masih dapat dilihat, walaupun keadaannya tidak begitu menggembirakan. Dewasa ini bangunan tersebut dihuni beberapa pensiunan anggota kepolisian, dan dikenal dengan sebutan Rumah Veteran. Yang kedua adalah landhuis Vredestein yang dibangun oleh mantan Gubernur Pantai Utara Jawa, Nicolaas Hartingh, pada tahun 1750. Landhuis yang kedua itu sekarang sudah tidak ada bekas – bekasnya. Dalam sejarah Jakarta, Cilincing memegang peranan cukup penting, karena di sanalah pada tanggal 4 Agustus 1811 pasukan balatentara Inggris yang jumlahnya hamper 12.000 orang, mendarat tanpa mendapat perlawanan dari pihak Belanda, yang pada masa itu berada di bawah kekuasaan Prancis (J.R. van Diesen 1889:303). PemerintahanPembagian AdministratifKecamatan Cilincing memiliki 7 kelurahan, yakni:[3]
DemografiDitahun 2020, penduduk kecamatan ini berjumlah 430.102 jiwa, di mana laki-laki sebanyak 217.528 jiwa dan perempuan sebanyak 212.574 jiwa, dengan kepadatan penduduk 11.409 jiwa/km2.[4] Kota Jakarta Utara, termasuk di kecamatan ini, warganya berasal dari beragam Suku, Agama, Ras dan Adat istiadat (SARA). Berdasarkan data Sensus penduduk 2010, warga Jakarta Utara didominasi oleh warga dari suku Jawa, Betawi dan Sunda, serta banyak juga berasal dari Batak (kebanyakan Batak Toba), dan sebagian Tionghoa, Minangkabau, Bugis, serta suku lainnya.[5] Kemudian dalam hal keagamaan, penduduk kecamatan ini juga cukup beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Jakarta Barat tahun 2020 mencatat jumlah pemeluk agama, di mana Islam sebanyak 91,52%, kemudian Kristen 7,73% (Protestan 6,31% dan Katolik 1,42%), Budha 0,60%, Hindu 0,14% dan lainnya 0,01% (Konghucu dan kepercayaan).[4] Dalam Budaya PopulerSekalipun pada masa kini, wilayah kecamatan Cilincing dikenal sebagai daerah perindustrian dan pelabuhan, namun pada masa dahulu Cilincing dikenal sebagai lokasi wisata.[6] Dalam film Tiga Dara (1956) garapan sutradara Usmar Ismail, dikisahkan bahwa ketiga tokoh karakter utama dalam film tersebut melakukan liburan ke pantai Sampur, Cilincing. Bahkan salah satu karakter bernama Nenny (Indriati Iskak) mengungkapkan bahwa pantai Cilincing setara dengan pantai di Florida, Amerika Serikat. Sayangnya, kawasan pantai tersebut kini malah mejadi peti kemas. Referensi
Pranala luar
Catatan: Jika sewaktu-waktu pranala berikut mati, harap dihapus saja. |