Jalan Mangga Besar

Jalan Raya Mangga Besar adalah nama jalan tua di Jakarta yang menghubungkan Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk di sebelah barat dan Jalan Gunung Sahari di sebelah timur. Dahulu, jalan ini bernama Princen Laan/Prinsenlaan. Jalan Prinsenlaan sendiri dibangun pada awal pendudukan Jakarta oleh VOC/Belanda (setelah 1619).[1] Tepat di dekat jalan ini berdiri sebuah stasiun KRL Commuter Line, yaitu Stasiun Mangga Besar. Jalan yang melintang sepanjang 2 kilometer ini dari persimpangan Jembatan Merah (Jalan Gunung Sahari) sampai persimpangan Olimo (Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk). Jalan ini melintasi 8 kelurahan di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, yaitu:

Di jalan ini terdapat Rumah Sakit Husada, Rumah Sakit Umum Daerah Sawah Besar bisa diakses melalui jalan ini, Taman Kanak-Kanak Budi Mulia, Kantor Pelayanan Pajak Taman Sari, Wihara Avalokitesvara, Wihara Avalokitesvara 95 (via Jalan Mangga Besar XI), Wihara Kwam Im Thang (via Jalan Mangga Besar XI), SMP Kartini, dan Gereja Katolik Santo Petrus & Paulus.

Sejarah

Jalan ini dahulu terdapat banyak tempat prostitusi. Namun pada saat ini, jalan ini lebih dikenal dengan wisata kuliner, khususnya wisata kuliner malam hari.[2]

Di dekat jalan ini, dahulu terdapat Kampung Artis Tangkiwood, yang diambil dari nama kelurahan yang didiami oleh para artis tersebut.[3] Salah satu artis yang bertahan di Tangkiwood sampai akhir hayatnya adalah almarhumah Laila Sari. Artis-artis Tangkiwood biasa tampil dalam panggung di Princen Park, yang sekarang disebut Lokasari.

Persimpangan

Jalan ini memiliki dua persimpangan utama, yaitu:

  • Persimpangan Jembatan Merah, dari Jalan Gunung Sahari menuju Jalan Raya Mangga Besar
  • Persimpangan Olimo, dari Jalan Raya Mangga Besar menuju Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajah Mada

Transportasi

Berikut ini adalah angkutan umum yang melayani Jalan Mangga Besar:

Jalur Kereta Api

Suasana peron Stasiun Mangga Besar

KRL Commuter Line Lin Bogor. Terdapat satu stasiun, yakni

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Poestaha Depok: Sejarah Jakarta (67): Sejarah Pacenongan, Awalnya Bernama Moordenaarslaan (Gang Pembunuh); Pusat Percetakan Tempo Dulu". Poestaha Depok. Selasa, 24 Desember 2019. Diakses tanggal 2022-07-11. 
  2. ^ Aditya, Nicholas Ryan (2020-07-02). Aisyah, Yuharrani, ed. "Asal-usul Mangga Besar Jadi Pusat Kuliner Malam di Jakarta". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-07-11. 
  3. ^ Juniman, Puput Tripeni. "Yang Tersisa dari Kampung Artis dan Kapal 'Mesum' Tangkiwood". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-07-11. 
Kembali kehalaman sebelumnya