Gereja Apostolik Armenia
Gereja Apostolik Armenia (Armenia: Հայաստանեայց Առաքելական Եկեղեցի, Hayastanyayc̕ Aṙak̕elakan Sowrb Ekeġec̕i; bahasa Inggris: Armenian Apostolic Church), dikenal pula sebagai Gereja Kerasulan Armenia atau Gereja Gregorian, merupakan gereja nasional bangsa Armenia, sekaligus salah satu institusi Kristen tertua di dunia. Gereja ini adalah salah satu dari Gereja-Gereja Ortodoks Oriental. Armenia adalah negara pertama yang menganut agama Kristen pada 301 M. Pada tahun 2012 jumlah umat Gereja Apostolik Armenia telah mencapai sekitar 9.000.000 jiwa. SejarahGereja Apostolik Armenia percaya pada suksesi apostolik melalui penginjilan oleh Yudas bin Yakobus (Tadeus) dan Bartolomeus, dua dari 12 Murid Yesus.[1][2][3] Berdasarkan tradisi, Rasul Tadeus menyembuhkan Abgar V dari Edessa yang terkena penyakit kusta, sehingga yang bersangkutan memeluk Kristen pada tahun 30 Masehi. Tadeus lantas diperintahkan oleh Abgar V untuk melakukan penginjilan ke seluruh wilayah Armenia, yang oleh penginjilan tersebut, berhasil mengkristenkan putri dari Raja Sanatruk. Baik Tadeus maupun putri raja Sanatruk nantinya tewas dan menjadi martir saat Sanatruk yang kembali kepada kesesatan memerangi mereka. Setelah kemartiran Tadeus, Bartolomeus datang ke Armenia, membawa potret Maryam. Potret tersebut ditaruhnya di sebuah biara yang dibangunnya di atas bekas Kuil Dewi Anahita. Bartolomeus mengkristenkan saudari Sanatruk, yang nantinya juga menjadi martir bersama sang rasul. Baik Tadeus maupun Bartolomeus sempat menahbiskan pastor-pastor asli Armenia sebelum mereka dieksekusi. Selain itu, beberapa pastor dari bangsa Armenia juga telah ditahbiskan di luar wilayah itu oleh Yakobus Sadik.[2][3] Para ahli yang meliputi Bart Ehrman, Hendrik "Han" J. W. Drijvers, and Walter Bauer menolak cerita pengkristenan Abdgar V[4] dan menganggapnya hanya dongeng belaka. Menurut Eusebius dan Tertullian, orang Armenia yang beragama Kristen berulang kali dipersekusi oleh oleh Raja Axidares, Khosrov I, dan Tiridates III. Raja yang namanya disebutkan terakhir ini nantinya dikonversi oleh Gregorius sang Pencerah.[1] Penerimaan Kristen sebagai agama resmi Kerajaan Armenia telah menjadikan kerajaan atau negara ini sebagai institusi negara pertama di dunia yang menjadikan Kristen sebagai agama negara, sekaligus menurut Nina Garsoïan 'kemungkinan merupakan hal paling krusial dalam sejarah Armeni".[[5] Dijadikannya Kristen sebagai agama negara berhasil membedakan Armenia dari pengaruh Iran dan Zoroaster, yang kemudian melindungi Armenia lebih jauh dari pengaruh Kekaisaran Partia.[1][5] Menurut Mary Boyce, penerimaan kekristenan oleh Armenia merupakan bentuk pembangkangan terhadap Kekaisaran Sasaniyah.[6] Ketika Tiridates III mengumumkan Kristen sebagai agama resmi antara 300-301 Masehi, agama ini bukanlah sesuatu yang benar-benar baru. Kekristenan sudah eksis dan menyusupi masyarakat Armenia sekurang-kurangnya sejak abad ketiga, bahkan lebih awal lagi.[7] Gregorius ditahbiskan oleh Raja Tiridates III sebagai katolik Gereja Apostolik Armenia yang pertama, dan ia diutus sang raja ke Kayseri untuk dipersuci. Ketika kembali, Gregorius disebutkan menghancurkan kuil yang dibangun untuk dewa-dewi, kemudian membangun banyak biara dan gereja, serta menahbiskan lebih banyak pastor dan imam. Legende menyebutkan bahwa saat sedang bermeditas di kota tua Vagharshapat, Gregorius melihat penampakan Yesus turun ke bumi dan memukulnya dengan palu. Dari tempat yang dipalu tersebut timbul sebuah gereja dengan salib yang besar. Ia percaya bahwa penglihatannya tersebut adalah perintah dari Tuhan untuk mendirikan gereja induk di sana. Dengan bantuan pihak kerajaan, ia mendirikannya dan menamai kota tempat gereja itu sebagai Echmiadzin, yang artinya "tempat turunnya sang putra tunggal".[8] Struktur dan KepemimpinanGereja Apostolik Armenia merupakan pusat kewenangan gerejawi bagi umat Kristen Ortodoks Armenia di Republik Armenia dan di seluruh dunia. Gereja ini dipimpin oleh seorang katolikos. Biasanya di gereja-gereja Ritus Timur, pemimpin tertinggi gereja disebut batrik, tetapi dalam Gereja Apostolik Armenia, kedudukan seorang katolikos lebih tinggi dari batrik. Saat ini Gereja Apostolik Armenia mempunyai dua orang katolikos (Karekin II, Batrik Tertinggi merangkap Katolikos Seluruh Armenia, dan Aram I, Katolikos Rumah Besar Kilikia), ditambah dua batrik, sejumlah primat, uskup agung, uskup, pejabat gerejawi, dan kaum awam yang melayani gereja. Gereja Apostolik Armenia adalah satu dari beberapa gereja apostolik di dunia yang menggunakan sistem demokrasi; jemaat memutuskan apakah mereka menginginkan seorang imam di gereja mereka dan dapat meminta imam lain, mirip dengan gereja-gereja Baptis atau Kongresional lain. Perlu dipahami bahwa Gereja Apostolik Armenia tidak sama dengan Gereja Katolik Armenia yang dipimpin oleh Batrik-Katolikos Nerses Bedros XIX, sebuah Gereja Katolik Timur yang berada dalam ikatan persekutuan paripurna dengan Takhta Suci di Roma (Gereja Katolik Roma). Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Armenian Apostolic Church.
|