Stasiun Kampung Bandan
Stasiun Kampung Bandan (KPB) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Stasiun ini berada di belakang WTC Mangga Dua dan merupakan stasiun ujung dari kereta api komuter Commuter Line Cikarang menuju wilayah timur Jabodetabek seperti Jakarta Timur, Kabupaten dan Kota Bekasi, Jawa Barat. Pernah ada rencana pembangunan rumah susun di atas lahan PT KAI di dekat stasiun ini dan akan diintegrasikan dengan transportasi rel terpadu KRL Commuter Line dan MRT Jakarta. Rumah susun ini akan ditempati oleh warga yang dahulu tinggal di bantaran rel KA di sekitar stasiun ini.[3] Di sebelah utara stasiun sisi atas ini juga terdapat Depo Kereta Jakarta Kota, hanya berjarak 200 meter ke arah Stasiun Jakarta Kota. Pada tanggal 17 Desember 2015, jalur atas stasiun ini telah dioperasikan penuh, yang melayani tujuan Tanjung Priuk–Jakarta Kota.[4] SejarahGenerasi pertamaAwalnya Stasiun Kampung Bandan merupakan sebuah pos percabangan yang dikembangkan ketika Batavia memiliki dua stasiun (Batavia Noord dan Batavia Zuid). Awalnya merupakan jalur dari Tanjung Priok yang bercabang menjadi dua, yakni ke arah Batavia Noord dan Batavia Zuid. Saat Batavia Zuid (dan jalur BOS) diakuisisi oleh SS, dibuat wesel percabangan ke Kampung Bandan agar kereta api dari Batavia Zuid dapat tersambung ke Tanjung Priok. Semula dioperasikan sebagai dua jalur tunggal; kemudian beberapa tahun kemudian diubah menjadi satu jalur ganda. Sistem ini menjadi semakin kompleks dengan adanya dualisme ini, mengingat terdapat perpotongan yang jaraknya berdekatan tersebut merupakan daerah yang sangat rentan terhadap bahaya kecelakaan kerja serta kesulitan bagi pelayanan kereta api.[5] Pada tanggal 12 September 1923, sehubungan dengan penataan tata ruang Batavia yang baru, segmen Angke menuju Batavia BOS (Batavia-Zuid) kemudian diubah menjadi membelok ke kanan melalui Gerbang Amsterdam, kemudian membelok lagi ke kanan menuju Stasiun Kampung Bandan lama,[6] dan sudah langsung menjadi jalur ganda.[7] Setelah rampungnya Stasiun Batavia-Benedenstad (kini Jakarta Kota), perpotongan jalur di Kampung Bandan dihilangkan pada 1925 dan dibangun jembatan persilangan jalur ganda Batavia–Priok di atas jalur ganda eksisting Batavia–Kemayoran–Meester Cornelis. Tujuannya agar tidak mengganggu operasional kereta api dan KRL dari Weltevreden yang akan melanjutkan perjalanannya ke Priok. Titik persilangan tersebut berjarak 1.700 meter (5.600 ft) dari area Stasiun Jakarta Kota.[8] Generasi keduaUntuk memperluas operasional KRL Jabotabek, digagas sebuah konsep yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), yakni pengembangan lintas lingkar Jakarta. Untuk mewujudkannya, dilakukan elektrifikasi menyeluruh di lintas lingkar, serta diproposalkan Stasiun Jakarta Kota baru dan Stasiun Kampung Bandan baru, yang dicatat dalam sebuah laporan pada Januari 1986 oleh JICA. Pada masa itu, hubungan Rajawali dan Angke belum terbentuk, karena KA dari Angke harus dua kali langsir; di Kampung Bandan dan Jakarta Kota. Karena dianggap tidak praktis, muncul upaya untuk menggeser Stasiun Kampung Bandan ke arah jembatan persilangan di timur Stasiun Jakarta Kota, sehingga memungkinkan Rajawali dan Angke tersambung pada sisi bawah stasiun.[9] Usulan ini terwujud, bersama dengan elektrifikasi menyeluruh di lintas lingkar. Usulan yang tidak terwujud adalah pembangunan Stasiun Jakarta Kota yang baru. Bangunan lama stasiun Kampung Bandan akhirnya dibongkar setelah proyek selesai. Proses elektrifikasi lintas lingkar Jabotabek akhirnya rampung dengan dibukanya KRL Lin Lingkar pada tanggal 7 April 1987.[10] Bangunan dan tata letakStasiun Kampung Bandan yang aktif sekarang memiliki jalur atas dan juga jalur bawah, difungsikan untuk menggantikan stasiun lama yang letaknya sedikit ke utara dari stasiun ini. Angka ketinggian stasiun ini sejak pemasangan papan nama stasiun versi 2020 ada dua, yaitu +3 m untuk sisi bawah dan +5 m untuk sisi atas. Jalur di bawah menuju Pasar Senen, sementara jalur atas menuju Ancol. Stasiun ini berkali-kali diterjang banjir, antara lain pada bulan Januari 2005, Desember 2007, Januari 2008, Januari 2009, dst. Dahulu pintu masuk terletak di sebelah utara menuju Ancol, tetapi semenjak perkembangan sisi selatan (Mangga Dua, Harco, dll.) begitu pesatnya, pintu utara sempat tidak aktif sama sekali.[11][12] Saat ini, kedua pintu Stasiun Kampung Bandan dapat digunakan.
Layanan kereta apiPenumpang
Barang
Antarmoda pendukung
Insiden
GaleriWikimedia Commons memiliki media mengenai Kampung Bandan Station.
Referensi
|