Stasiun Kroya
Stasiun Kroya (KYA) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Bajing, Kroya, Cilacap. Stasiun yang terletak pada ketinggian +11 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto yang berjarak 158 km sebelah tenggara dari Cirebon dan 247 km sebelah timur dari Bandung. Stasiun Kroya merupakan stasiun kereta api paling timur dan terbesar di Kabupaten Cilacap. Stasiun yang terletak di jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa menghubungkan Kota Surabaya dengan Kota Yogyakarta, Kota Bandung, dan Jakarta; hal ini menjadikan stasiun ini merupakan stasiun yang memiliki tingkat lalu lintas KA terpadat di Daop V sekaligus teramai di kabupaten tersebut, dan untuk mengakomodasinya, emplasemen stasiun ini dibuat sepanjang sekitar 900 m. Emplasemen stasiun ini merupakan yang terpanjang di Daop V sekaligus terpanjang di jalur selatan di Pulau Jawa. Jalur kereta api terbagi dua jalur yaitu, jalur percabangan Maos–Cilacap serta Bandung–Kroya, sedangkan jalur utama lintas selatan Jawa berada di jalur Prupuk–Kroya. Saat ini lintas jalur pada stasiun ini menuju ke arah Cirebon dan Kutoarjo sudah berupa jalur ganda. Dengan adanya jalur ganda tersebut, rute Jakarta-Kroya via Purwokerto-Cirebon maupun sebaliknya sudah dapat ditempuh selama 4,5–6 jam saja. Secara bertahap jalur ganda tersebut akan disambungkan hingga ke Surabaya via Mojokerto–Wonokromo setelah segmen Cirebon–Mojokerto resmi diluncurkan pada 8 Oktober 2020 di Stasiun Solo Balapan.[5] SejarahStasiun Kroya diperkirakan telah ada sejak pembangunan jalur kereta api Cilacap–Kroya–Kutoarjo–Yogyakarta pada tanggal 20 Juli 1887. Pembangunan ini juga meliputi jalur cabang menuju Kota Purworejo yang dibuka pada tanggal yang sama.[6] Pada tanggal 1 Juli 1916, jalur kereta api Prupuk–Kroya dibangun untuk menjaring penumpang dari wilayah Kota Cirebon.[6] Sejak diresmikannya kereta api Eendaagsche Expres (ekspres satu hari) oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 1 November 1929, stasiun ini digunakan sebagai tempat penggabungan rangkaian Eendaagsche Expres yang melayani rute Batavia-Soerabaja pp dengan pengumpannya (KA feeder) yang datang dari Bandung.[7] Awalnya stasiun ini hanya terdiri atas sebuah bangunan utama dan peron yang memiliki kanopi yang hampir mirip dengan Stasiun Manggarai (lihat gambar). Dengan meningkatnya volume angkutan penumpang di stasiun ini, bangunan stasiun ini kemudian diperbesar hingga akhirnya diganti dengan atap overcapping yang memayungi jalur 1–3 pada dekade tahun 1990-an. Kanopi lama yang mirip dengan Stasiun Manggarai ini sempat muncul dalam film Kereta Api Terakhir. Bangunan dan tata letakStasiun Kroya memiliki sembilan jalur kereta api. Awalnya jalur 2 merupakan sepur lurus arah Bandung atau Cilacap maupun arah Surabaya/Malang; jalur 3 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Jakarta; jalur 1, 4, dan 5 digunakan sebagai jalur untuk persilangan dan penyusulan kereta api; jalur 6 dan 7 sebagai jalur untuk parkir KA barang dan KA ketel; serta jalur 8 dan 9 sebagai jalur penghubung ke Depo Lokomotif, bengkel KA, dan UPT Depo Mekanik. Setelah jalur ganda dioperasikan pada segmen lintas stasiun ini hingga Stasiun Purwokerto per 5 Maret 2019[8][9] dan kemudian petak stasiun ini hingga Stasiun Kemranjen per 31 Juli 2019,[10] jalur 2 kini hanya dijadikan sebagai sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Bandung maupun Cilacap saja, jalur 4 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda arah Kutoarjo, jalur 5 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda arah Purwokerto, serta jalur 1, 3, dan 6 digunakan sebagai jalur untuk persilangan dan penyusulan kereta api. Terdapat depo lokomotif di sebelah utara kompleks stasiun. Selain melayani perawatan lokomotif yang singgah, depo ini dahulu sempat digunakan untuk menyimpan lokomotif dan rangkaian KA Serayu. Namun, sejak rute perjalanan KA Serayu diperpanjang hingga Stasiun Purwokerto, otomatis rangkaian kereta tersebut dipindahkan alokasinya ke Depo Kereta Purwokerto. Terdapat pula bengkel kereta api yang terletak di sebelah barat kompleks stasiun dan merupakan bengkel kereta api terbesar di Daop V. Fungsinya mirip dengan balai yasa, yakni sebagai tempat perbaikan kereta api. Selain sebagai tempat perbaikan, bengkel ini dijadikan sebagai "kandang" untuk sarana kereta penolong milik Daop V. Sejak jalur ganda tersebut dioperasikan, wujud stasiun ini sudah terlihat berbeda dibanding sebelumnya. Atap overcapping yang memayungi jalur 1–3 stasiun ini telah diganti dengan yang baru dan berukuran lebih besar; menaungi jalur 1–6. Peron stasiun juga telah diperpanjang dan ditinggikan sehingga dapat memuat rangkaian kereta api yang panjang dan semakin memudahkan penumpang naik dan turun di peron stasiun.[11] Sistem persinyalan elektrik lama khas dari Daop V produksi Westinghouse Rail Systems yang telah dipasang sejak 1999 sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.[12] Kini bekas overcapping tersebut telah digunakan kembali di Stasiun Sumpiuh. Ciri khasBersama stasiun lainnya di Daerah Operasi V Purwokerto (kecuali Stasiun Kutoarjo), Stasiun Kroya memperdengarkan variasi lonceng dan lagu keroncong berjudul "Di Tepinya Sungai Serayu" karya Soetedja Poerwodibroto setiap kali terjadi kedatangan kereta api yang singgah melayani penumpang maupun persilangan dan penyusulan antarkereta api.[13] Layanan kereta apiSebagai stasiun besar, hampir semua perjalanan kereta api penumpang tujuan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Cilacap maupun sebaliknya berhenti di stasiun ini. Kereta api yang melintas langsung (tidak berhenti) di stasiun ini adalah KA Argo Lawu, KA Argo Dwipangga, dan kereta api angkutan barang selain Parcel ONS (bongkar muat barang) serta angkutan semen Solusi Bangun Indonesia Cirebon–Karangtalun dan KA BBM Tegal-Maos (putar arah lokomotif). Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024. PenumpangAntarkotaAglomerasi
Barang
Galeri
Referensi
Pranala luar(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api Wikimedia Commons memiliki media mengenai Kroya Station.
|