Kereta api Argo Wilis
Kereta api Argo Wilis merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan panoramic yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani relasi Bandung–Surabaya Gubeng melalui lintas selatan Jawa. Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 696 km[1] dalam waktu 9 jam 54 menit[2], meninggalkan stasiun awal pada pagi hari dan tiba di stasiun akhir pada sore maupun malam hari. Sebaliknya, perjalanan dengan rute yang sama pada keberangkatan malam hari dan kedatangan di pagi hari dilayani oleh kereta api Turangga. Untuk saat ini, kereta api Argo Wilis merupakan satu-satunya kereta "Argo" yang tidak berangkat dari atau mengakhiri perjalanan di Stasiun Gambir. Nama Argo Wilis diambil dari nama gunung berapi non aktif yang terletak di tenggara Kabupaten Madiun dan selatan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur bernama Gunung Wilis, dimana letak Stasiun Madiun dan Kertosono berada. SejarahAwal pengoperasian (1998–2018)Kereta api Argo Wilis diluncurkan pada 8 November 1998[4], diresmikan oleh Menteri Perhubungan, Giri Suseno Hardihardjono di Stasiun Surabaya Gubeng dan Gubernur Jawa Barat, R. Nana Nuriana di Stasiun Bandung.[5] Pada awalnya, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT. INKA keluaran 1998 yang dilengkapi bogie NT-60 (K8) dan terdapat satu perjalanan fakultatif yang beroperasi pada malam hari. Pada awal pengoperasian hingga sekitar tahun 2017, kereta api ini sering ditarik menggunakan lokomotif CC203 maupun CC201.[5] Di awal pengoperasiannya, kereta api ini juga melayani perjalanan pada malam hari dengan berstatus fakultatif. Karena memiliki tingkat keterisian yang rendah pada sekitar tahun 2008, kereta api ini pernah dijalankan sebagai kereta api fakultatif, bahkan sempat muncul wacana adanya penghapusan layanan kereta api Argo Wilis.[5] Pada pertengahan tahun 2016, kereta api ini mulai beroperasi dengan membawa delapan atau sembilan kereta kelas eksekutif seiring peningkatan tingkat okupansi yang mengakibatkan lokomotif CC206 dijadikan sebagai lokomotif penarik untuk menggantikan lokomotif CC203/CC201.[5] Selain itu juga, ditambahkan layanan kereta eksekutif jenis priority yang hanya dijalankan pada waktu tertentu saja. Pengoperasian saat ini (2018–sekarang)Per 8 Juni 2018, kereta api Argo Wilis beroperasi menggunakan rangkaian kereta eksekutif baja nirkarat buatan PT INKA keluaran 2018 maupun 2019 beserta kereta makan dan kereta pembangkit.[6] Kereta kelas eksekutif ini menggunakan formasi kursi 2-2 yang dapat menampung 50 penumpang per kereta. Kursi pada kelas ini berbahan jok kulit yang dapat direbahkan dan diputar sesuai arah perjalanan kereta api.[7] Pada 1 Desember 2019, rute kereta api Argo Wilis sempat diperpanjang hingga Stasiun Gambir.[8] Di waktu yang sama, kereta api Argo Wilis juga menjadi kereta dengan penomoran tertinggi di Gapeka 2019 (KA 1–2), sebelum akhirnya direbut kembali oleh kereta api Argo Bromo Anggrek di Gapeka 2021. Rute kereta ini kemudian dikembalikan seperti semula sejak adanya pandemi COVID-19 dan masih berlaku hingga saat ini. Per 1 Juni 2023 bertepatan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2023, kereta api Argo Wilis menambah pemberhentian di Stasiun Ciamis dan juga saling bertukar rangkaian dengan KA Turangga. Pada tanggal 3 Juni 2023, dua hari setelah pemberlakuan Gapeka 2023 diikuti peluncuran layanan bagi kereta api Argo Parahyangan, rangkaian kereta Panoramic di kereta api Argo Wilis dan Turangga di jalur selatan Pulau Jawa beroperasi setiap akhir pekan dan hari libur nasional.[9][10][11] Pada budaya populerKereta api Argo Wilis bersama kereta api lainnya diangkat menjadi lagu campur sari karya Cak Diqin, "Sepur Argo Lawu", yang menyebutkan nama-nama kereta api seperti Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, dan Sri Tanjung.[12] Stasiun pemberhentianMenurut Gapeka 2023 yang dirilis 1 Juni 2023, berikut ini adalah stasiun kereta api dilayani oleh KA Argo Wilis.[13] InsidenPada 4 Februari 2013, kereta api Argo Wilis yang ditarik lokomotif CC201 menabrak mobil Toyota Avanza di Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Satu orang selamat, sedangkan lima orang luka parah.[14] Pada 20 Desember 2013, terjadi kerusakan rel di km 393+8//9 antara Maos-Sikampuh. Seorang warga berhasil menghentikan kereta api Argo Wilis yang melaju kencang sehingga dapat berhenti sebelum melewati rel tersebut.[15] Pada 17 Oktober 2023 pukul 13.17 WIB, KA Argo Wilis dengan nomor KA 6 relasi Bandung—Surabaya Gubeng menyerempet KA Argo Semeru dengan nomor KA 17 mengarah Jakarta Gambir yang sedang anjlok di petak jalan antara Stasiun Wates dan Sentolo, tepatnya kilometer 520+4 di Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Peristiwa ini menyebabkan jalur selatan Jawa di koridor Kutoarjo–Yogyakarta lumpuh total, karena arah hulu maupun hilir terhalang kedua rangkaian kereta.[16] [Informasi lebih lanjut] GaleriWikimedia Commons memiliki media mengenai Argo Wilis Train.
Referensi
Pranala luar |