Bengawan Solo
Bengawan Solo (bahasa Jawa: ꦧꦼꦔꦮꦤ꧀ꦱꦭ, translit. Bêngawan Sala) adalah sungai terpanjang di pulau Jawa di Indonesia yang mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ±16,100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta ke laut Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ±600 km (370 mil).[4] Terlepas dari pentingnya sebagai jalur air bagi penduduk dan lahan pertanian di bagian timur dan utara pulau Jawa, alur sungai ini juga terkenal di kalangan paleoantropologi. Banyak penemuan sisa-sisa hominid awal (berasal dari 100,00 hingga 1,5 juta tahun yang lalu) telah dilakukan di beberapa situs di lembahnya, terutama di Sangiran, termasuk fosil manusia purba pertama yang ditemukan di luar Eropa, yang disebut dengan tengkorak Manusia Jawa.[5] GeografiMelewati kota Surakarta (disebut juga kota Solo), anak sungai yang mendasari Bengawan Solo adalah Sungai Dengkeng yang berhulu di Gunung Merapi.[6] Setelah melewati Surakarta, sungai mengalir ke utara mengitari Gunung Lawu, kemudian berbelok ke timur menuju Ngawi. Setelah Ngawi sungai berbelok ke utara lagi, membentuk batas antara Kabupaten Blora di Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur. Dari Blora, sungai berbelok ke timur dan melewati Kabupaten Bojonegoro. Dari situ lalu mengarah ke timur melewati Kabupaten Lamongan dan Gresik. Bagian terakhir dari DAS (kira-kira dimulai dari Kabupaten Bojonegoro) sebagian besar berupa tanah datar.[7] Delta sungai Bengawan Solo terletak di dekat kecamatan Sidayu di Kabupaten Gresik. Delta sungai saat ini dialihkan oleh kanal buatan.[7] Delta sungai yang asli mengalir ke Selat Madura,[7] tetapi pada tahun 1890 dibuat terusan sepanjang 12 km oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengalihkan Bengawan Solo ke Laut Jawa.[7][8] Hal ini dilakukan untuk mencegah sedimentasi lumpur mengisi Selat Madura dan dengan demikian mencegah akses laut ke kota pelabuhan penting Surabaya.[7] Delta sungai Bengawan Solo memiliki aliran sedimentasi lumpur yang sangat besar yang mengendapkan 17 juta ton lumpur per tahun. Sedimentasi di delta ini membentuk tanjung, yang rata-rata tumbuh memanjang 70 m per tahun.[8] Delta sungai ini dikenal sebagai Tanjung Pangkah, karena berada di kecamatan Ujungpangkah. Bagian sungaiBengawan Solo PurbaAliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara.[9] Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai muara Bengawan Solo Purba.[10] Daerah huluDaerah ini mayoritas meliputi daerah hulu kali Tenggar, hulu kali Muning, hulu Waduk Gajah Mungkur serta sebagian kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak dilakukan di daerah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi. Daerah tengahDaerah ini mayoritas meliputi daerah hilir Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Surakarta, Sragen, dan sebagian Tempuran (hilir) kali Madiun (Bengawan Madiun). Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian hulu dan hilir, dan didominasi oleh kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri. Daerah hilirDaerah ini meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Delta sungai Bengawan Solo berada di daerah Sidayu wilayah kabupaten Gresik. Pada delta ini sengaja dibuat kanal oleh manusia, tepatnya sejak zaman Hindia Belanda. Delta Bengawan Solo ini menghasilkan sedimentasi sebanyak 17 juta ton lumpur per tahun. Delta Pangkah merupakan hasil modifikasi sungai Bengawan Solo di bagian hilir. Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari Bengawan Solo ini adalah untuk menghindari pendangkalan di Selat Madura. Endapan dibawa oleh aliran Bengawan Solo dari ujung hingga hilir. Delta buatan yang merupakan hasil rekayasa yang berada di sebelah utara Kabupaten Gresik. Delta tersebut bernama delta Pangkah karena berada di wilayah kecamatan Ujungpangkah. Pengelolaan infrastrukturSejumlah infrastruktur sumber daya air yang telah selesai dibangun di Bengawan Solo saat ini dikelola oleh Jasa Tirta I,[11] antara lain Waduk Gajah Mungkur, Bendung Colo, Bendung Jati, Bendung Gerak Bojonegoro, Bendung Gerak Babat, dan Bendung Gerak Sembayat.[12] Sementara infrastruktur yang akan dan sedang dibangun di Bengawan Solo tetap dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui BBWS Bengawan Solo. Dalam budaya
Lihat pula
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar |