Batik Solo Trans
Batik Solo Trans (BST) merupakan layanan bus raya terpadu yang beroperasi di Kota Surakarta. Layanan ini diresmikan pertama kali oleh Wali Kota Surakarta, Joko Widodo pada tanggal 1 September 2010. BST terdiri atas 12 koridor dengan 6 koridor utama dan 6 koridor pengumpan.[1][3][4] Sejarah dan perkembanganBST diresmikan pada tanggal 1 September 2010 oleh Wali Kota Surakarta saat itu, Joko Widodo. Pengoperasian pertama pada koridor 1 dengan rute Bandara Adi Soemarmo–Terminal Palur. Layanan ini diharapkan dapat mengurai dan mencegah kemacetan di Kota Solo bersama dengan pengembangan transportasi lainnya.[1][5] Pada tanggal 25 Februari 2014, koridor 2 Batik Solo Trans diluncurkan. Koridor 2 pada awalnya dioperasikan dengan jumlah 16 armada yang sudah dipersiapkan. Pada saat peluncuran koridor tersebut, Dishubkominfo Solo juga mengumumkan wacana rute pengembangan selanjutnya. Direncanakan total ada delapan koridor yang beroperasi ke depannya.[6][7] Koridor 3 Batik Solo Trans diresmikan pada bulan Februari 2018.[8] Sebelum beroperasi, pemegang saham operator BST yakni PT Bengawan Solo Trans masih belum sepakat akan armada baru untuk koridor ini.[9] Sementara itu, pada bulan Maret 2018 diyakini penumpang koridor ini meningkat hingga 5.000 penumpang/hari.[10] Koridor PengumpanKoridor pengumpan BST mulai beroperasi bertahap mulai Maret 2017. Koridor pengumpan atau feeder pada awalnya berjumlah 8 koridor dengan mengintegrasikan sistem angkutan kota ke dalam sistem Batik Solo Trans. Koridor pengumpan ini diharapkan dapat menjangkau daerah yang tidak dapat diakses atau dilalui BST. Selain itu, armada feeder BST juga memiliki sistem GPS sebagai navigasi dan sistem pemantauan pengemudi.[11] Sistem Pembelian Layanan Teman BusPada tanggal 4 Juli 2020, Batik Solo Trans resmi menggunakan sistem pembelian layanan oleh Teman Bus yang dicanangkan oleh Ditjen Perhubungan Darat. Direncanakan seluruh koridor akan menggunakan sistem tersebut. Kendati demikian, hanya koridor 3 dan koridor 4 yang telah siap menerapkannya karena armada yang masih layak. Sementara itu, untuk koridor 1 dan koridor 2 masih belum menerapkannya karena menunggu proses pembuatan armada baru.[2][12] Setelah pengoperasian sistem pembelian layanan Teman Bus, beberapa rute koridor BST diubah agar tidak tumpang tindih dan lebih efisien. Selain itu, layanan Teman Bus BST mengharuskan penumpang mandiri dalam pembayaran dengan sistem non-tunai karena tidak adanya pramugara/pramugari yang melayani setiap armada.[13] Koridor pengumpan atau feeder BST juga menerapkan sistem ini mulai 1 November 2020. Rute koridor pengumpan ini juga disederhanakan dari yang awalnya berjumlah delapan koridor menjadi enam koridor karena rute yang telah beroperasi tumpang tindih maupun tidak terintegrasi dengan rute lain. Selain itu jadwal operasional koridor pengumpan ini juga dipanjangkan menyesuaikan jadwal operasional koridor utama.[3] Armada koridor 1 dan koridor 2 direncanakan akan menggunakan bus dengan jenis low entry dari yang awalnya direncanakan menggunakan model low deck. Armada koridor 1 dan koridor 2 yang awalnya direncanakan selesai bulan Oktober 2020 terlambat akibat proses yang belum selesai. Armada koridor 1 sendiri pengerjaannya lebih lama karena menggunakan bus medium dengan ukuran yang lebih besar, tidak seperti koridor 2 yang menggunakan bus medium biasa.[14] Koridor 2 BST dengan sistem pembelian layanan oleh Teman Bus resmi diujicobakan mulai tanggal 20 Desember 2020 dan diresmikan tanggal 24 Desember 2020. Sementara itu, koridor 1 BST dengan sistem yang sama baru mulai diujicobakan tanggal 24 Desember 2020 dan diresmikan tanggal 29 Desember 2020. Kedua koridor tersebut saat ini menggunakan rute pengalihan akibat belum diresmikannya Lintas Atas Purwosari. Rute dua koridor ini juga melewati jalur lawan arus (contra flow) di Jalan Slamet Riyadi yang mengharuskan adanya penataan kembali parkir di area tersebut.[15][16] Integrasi dengan MitraDaratPada tanggal 12 Januari 2024, aplikasi Teman Bus resmi melebur ke dalam aplikasi Mitra Darat[17]. Daftar koridor
Referensi
Pranala luar
|