Laut SawuLaut Sawu adalah sebuah laut dalam yang melingkupi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kedalaman Laut Sawu mencapai 4 km dengan tebing-tebing curam di dalam laut. Karena itu, Laut Sawu mengalami fenomena alam yang disebut pembalikan massa air dan setiap hari mengalami pola pasang surut ganda. Laut Sawu dimanfaatkan untuk keperluan perhubungan laut dan perikanan laut. Laut Sawu memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang melimpah termasuk dua spesies langka seperti paus biru dan paus sperma. Pesisir pantai di sekitar Laut Sawu menjadi lokasi peneluran bagi penyu yang tergolong spesies langka dan spesies terancam menurut Daftar Merah IUCN dan CITES. Pada tahun 214, Pemerintah Nusa Tenggara Timur telah menetapkan Laut Sawu sebagai Taman Nasional Perairan Laut Sawu. Penetapan ini bertujuan untuk menjadikan Laut Sawu sebagai kawasan konservasi perairan bagi satwa langka dari spesies paus. Lokasi dan lingkupLaut Sawu masuk dalam wilayah Indonesia. Lokasinya berada di sebelah selatan Laut Flores.[1] Ukuran Laut Sawu termasuk sedang dan melingkupi beberapa teluk dan selat terutama Teluk Kupang, Teluk Waingapu, Selat Solor, Selat Lewotobi, Selat Wetar, dan Selat Rote.[2] Karakteristik perairanKedalaman dan kelimpahan nutrienLaut Sawu tergolong sebagai salah satu laut dalam.[3] Kedalaman perairan pada Laut Sawu mencapai 4.000 meter. Di dalam Laut Sawu terdapat ciri umum yaitu adanya bentangan tebing-tebing curam. Kondisi ini membuat perairan di Laut Sawu mengalami fenomena yang disebut pembalikan massa air. Fenomena ini membuat air laut dalam bertukar yang dingin bertukar dengan air permukaan laut yang hangat. Pertukaran ini membawa naik nutrien ke permukaan laut dengan tingkat produktivitas yang tinggi.[4] Pola pasang surut dan arus lautLaut Sawu mengalami pasang surut setiap hari dengan pola ganda. Kondisi pasang dan surut terjadi dua kali dalam sehari. Namun ketinggian pasang dan surut berbeda setiap kali terjadi serta waktu terjadinya tidak menentu.[5] Pasang surut dan tiupan angin menimbulkan arus laut di Laut Sawu. Pada saat pasang, massa air naik di permukaan naik dan bergerak menuju ke utara memasuki perairan Laut Sawu dan melewati pulau-pulau di bagian selatan Laut Sawu. Sebaliknya, bagian laut dalam pada Laut Sawu menimbulkan arus laut menuju ke selatan ketika terjadi surut. Sementara itu, arus laut dari Laut Sawu di sekitar pesisir cenderung menuju ke bagian tenggara Laut Sawu dan menjauh dari pantai.[5] FungsiPerhubungan lautLaut Sawu menjadi salah satu yang menjadi jalur masuk ke perairan laut Indonesia.[6] Keberadaan Laut Sawu bersama dengan Selat Sumba telah menjadi perhubungan laut antara pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.[7] Laut Sawu juga menjadi salah satu jalur lintasan perhubungan laut internasional di Indonesia pada Alur Laut Kepulauan Indonesia ke-III. Alurnya meliputi Samudra Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai dan Laut Sawu.[8] Pelayaran internasinal yang melewati Laut Sawu menghubungkan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik secara bolak-balik.[9] Perikanan lautLaut Sawu menjadi bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 573.[10] Sumber daya ikan di dalam Laut Sawu sangat penting bagi sebagian besar wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2014, Laut Sawu menyumbang sekitar 65% sumber daya ikan bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur.[11] Sumber perikanan skala kecil yang menyebar di Laut Sawu ialah ikan terbang.[12] Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati di Laut Sawu sangat tinggi karena memiliki keragaman spesies terumbu karang yang sangat tinggi. Keberadaan beragam terumbu karang menjadi habitat bagi 22 spesies dalam ordo Setasea. Dua spesies setasea yang langka dapat ditemukan di Laut Sawu, yakni paus biru dan paus sperma. Selain itu, pantai-pantai di sekitar Laut Sawu menjadi lokasi peneluran penyu yang termasuk dalam daftar spesies langka dan spesies terancam pada Daftar Merah IUCN dan CITES.[11] Laut Sawu juga memiliki ekosistem laut dalam pada bagian palung lautnya. Keanekaragaman hayati dalam ekosistem ini hanya sedikit yang diketahui karena lokasinya berada di dasar laut yang kondisinya selalu gelap karena jauh dari permukaan laut.[13] KonservasiLaut Sawu termasuk salah satu kawasan suaka alam laut.[14] Pemerintah Nusa Tenggara Timur telah menjadikan Laut Sawu sebagai kawasan konservasi untuk melindungi satwa langka dari spesies paus. Penetapan Laut Sawu sebagai kawasan konservasi karena paus menjadikannya sebagai salah satu kawasan lalu lintas.[15] Fungsi Laut Sawu sebagai kawasan perikanan membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menjadikan kawasan konservasi perairan dengan nama Taman Nasional Perairan Laut Sawu (TNP Laut Sawu). Penetapannya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEPMEN-KP/2014. Luas TNP Laut Sawu ditetapkan seluas 3.355.352,82 hektar. Luas kawasan ini terbagi menjadi wilayah Perairan Selat Sumba dan sekitarnya seluas 557.837,40 hektar dan wilayah Perairan Pulau Timor-Rote-Sabu-Batek dan sekitarnya seluas 2.797.515,42 hektar.[16] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|