Kereta api Kertajaya
Kereta api Kertajaya merupakan layanan kereta api penumpang kelas ekonomi premium yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani relasi Surabaya Pasarturi–Pasar Senen melalui lintas utara Jawa. Nama Kertajaya berasal dari nama raja terakhir Kerajaan Kadiri bernama Kertajaya dengan gelar Sri Maharaja Srengga yang memerintah sekitar tahun 1194-1222 M.[1] Dengan panjang rangkaian kereta api adalah 320 m, kereta api Kertajaya merupakan kereta api dengan rangkaian kereta api antarkota terpanjang di lintas utara Pulau Jawa dan di Indonesia bersamaan dengan KA Gumarang, KA Tegal Bahari, KA Tawang Jaya, dan KA Jayakarta[2]. SejarahSebelum kereta api Kertajaya diluncurkan, terdapat layanan kereta api lintas Surabaya–Jakarta yang beroperasi per 25 Desember 1971, yaitu kereta api Gaya Baru Malam Utara. Setelah dilakukan rasionalisasi oleh PT KA, kereta api tersebut berhenti beroperasi per 21 Januari 2002.[3][4] Kemudian sekitar tahun 1994, kereta api Kertajaya beroperasi. Pada awalnya, kereta api Kertajaya beroperasi menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi buatan Industri Kereta Api (INKA) keluaran 2003 hingga 2005. Selain itu, rangkaian kereta api ini pernah dirangkaikan dengan kereta bagasi berwarna biru sebelum terjadi kebakaran kereta bagasi pada 27 November 2013.[5] Pada 4 Desember 2015, KAI meluncurkan kereta api Kertajaya Tambahan dengan rangkaian kereta panjang yang terdiri dari satu kereta makan pembangkit, 14 kereta ekonomi, dan satu kereta makan pembangkit kelas bisnis (MP2). Rangkaian kereta panjang tersebut kemudian sempat dialihkan untuk perjalanan reguler.[6] Mulai tahun 2019, rangkaian kereta baja nirkarat kelas ekonomi premium buatan INKA keluaran 2019 digunakan untuk pengoperasian kereta api Kertajaya. Rangkaian kereta ini memiliki masa istirahat yang cukup lama di Stasiun Surabaya Pasarturi sehingga rangkaian keretanya digunakan untuk pengoperasian kereta api Maharani pada pagi hari sebelum diberhentikan operasionalnya mulai 1 Oktober 2021 lalu. Pada 1 April 2022, rangkaian kereta api ini yang sedang istirahat di Depo Kereta Surabaya Pasarturi digunakan untuk pengoperasian KA Ambarawa Ekspres II. Mulai 1 April 2020, pemberhentian kereta api Kertajaya dialihkan dari Stasiun Semarang Tawang ke Stasiun Semarang Poncol.[7] Mulai 19 Juni 2022, kereta api Kertajaya menambah pemberhentian di Stasiun Cikarang. Stasiun pemberhentian
InsidenPada 15 April 2006 pukul 02.10, kereta api Sembrani dan kereta api Kertajaya bertabrakan di emplasemen Stasiun Gubug. Kecelakaan itu terjadi ketika kereta api Kertajaya meninggalkan jalur kereta api sebelum waktunya saat bersilang dengan kereta api Sembrani yang datang dari arah belakang. Hal itu disebabkan oleh kerusakan pemindah kanal radio kereta api Kertajaya sehingga kabar penyusulan kereta api Kertajaya oleh kereta api Sembrani dari PPKA kepada masinis kereta api Kertajaya tidak tersampaikan dan banyaknya penumpang dalam kabin masinis. Kejadian tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 26 lainnya masuk rumah sakit. Pada 27 November 2013, kereta bagasi warna biru milik kereta api Kertajaya terbakar beserta seluruh muatannya.[5] Pada 21 Februari 2017 pukul 04.00 WIB, penumpang ditemukan membawa seekor ular sanca kembang pada kereta 14 kereta api Kertajaya Tambahan jurusan Surabaya-Jakarta. Kemudian ular tersebut ditangkap kemudian diturunkan di Stasiun Tegal pada pukul 04.48. Penumpang tidak ada yang mengakui saat petugas keamanan dalam (PKD) dan TNI mempertanyakan kepemilikan ular tersebut.[9][10] Pada 25 Agustus 2016 pagi, satu kereta ekonomi (K3) beserta kereta makan pembangkit (MP2) kereta api Kertajaya terbakar. Galeri
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|