Stasiun Cirebon Prujakan
Stasiun Cirebon Prujakan (CNP) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Pekalangan, Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Nama stasiun ini diambil dari nama blok/dusun tempat stasiun berada. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi III Cirebon dan sebagai salah satu dari dua stasiun utama di Kota Cirebon dengan jarak 215 km arah timur dari Jakarta Pasar Senen. Stasiun Cirebon Prujakan juga merupakan stasiun terpenting karena terletak di titik pertemuan antara Jakarta dan Surabaya pada kedua jalur kereta api utama, melayani layanan kereta api antarkota kelas ekonomi serta sebagian kecil kelas campuran, sedangkan kereta api antarkota di kelas eksekutif dan sebagian besar kelas campuran hanya dilayani di Stasiun Cirebon. Terletak di jalur pemisah, kedua jalur utama Pulau Jawa dibagi menjadi dua, yakni lintas selatan Pulau Jawa menghubungkan Jakarta dengan Yogyakarta serta Malang, sedangkan lintas utara Jawa menghubungkan Jakarta dengan Semarang dan Surabaya. SejarahDalam verslag yang dibuat oleh SCS, Stasiun Cirebon Prujakan diresmikan bersamaan dengan jalur kereta api Sindanglaut–Cirebon, yakni pada tanggal 1 Mei 1897 atas prakarsa perusahaan kereta api swasta yang bernama Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sebagai stasiun kereta api barang.[5] Pembangunan stasiun ini bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat arus komoditas pertanian dan barang-barang impor. Arus barang dari stasiun ini selanjutnya bermuara di Pelabuhan Cirebon karena stasiun ini dahulu merupakan stasiun percabangan menuju pelabuhan tersebut. Namun, generasi yang lahir pada dekade 1980-an tidak lagi menyaksikan rel kereta ke arah Pelabuhan Cirebon yang membentang di tengah kampung padat penduduk, meski sisa-sisanya masih bisa sedikit ditemui.[6] Pada tanggal 3 Juni 1912, jalur kereta api Cikampek menuju Cirebon selesai dibangun oleh Staatsspoorwegen serta merupakan bagian dari pembangunan jalur kereta api menuju Purwokerto dan Kroya. Untuk menghubungkan jalur SS dengan jalur SCS, pada tanggal 1 November 1914, kedua stasiun tersebut berhasil terhubung.[7][8] Bangunan dan tata letakStasiun Cirebon Prujakan awalnya hanya terdiri atas bangunan dengan kanopi pada emperan peron jalur 1 (seperti layaknya stasiun barang) dan memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 3 merupakan sepur lurus arah Jakarta maupun Surabaya melalui Semarang. Emplasemen stasiun ini merupakan emplasemen terbuka tanpa adanya atap overcapping. Dahulu sebelum proyek jalur ganda dikerjakan, jalur KA dari Stasiun Cirebon menuju Prupuk terletak di luar emplasemen Stasiun Prujakan, sehingga KA jalur tengah dari Cirebon tujuan Kroya tidak berhenti di Stasiun Prujakan. Hal inilah yang menyebabkan dahulu semua KA ekonomi tujuan lintas tengah berhenti di Stasiun Cirebon, bukan Prujakan. Namun, setelah proyek tersebut selesai digarap bersamaan dengan renovasi yang dilakukan di kedua stasiun ini, jalur KA ini digeser masuk ke emplasemen Stasiun Prujakan sehingga KA kelas ekonomi lintas tengah Jawa dapat berhenti di stasiun ini. Pada bulan Juli 2011 stasiun ini direnovasi,[9] ditinggikan peronnya, ditambahkan kanopi, serta ditambah jalurnya menjadi berjumlah sembilan jalur kereta api: empat jalur pertama menuju Jakarta dan Surabaya melalui lintas utara Jawa (jalur 1-4) dengan jalur 3 merupakan sepur lurus, empat jalur lainnya menuju Jakarta dan Surabaya melalui lintas tengah Jawa (jalur 6-9) dengan jalur 7 merupakan sepur lurus, serta satu jalur khusus untuk kereta api barang (jalur 5). Bersamaan dengan pemindahan jalur percabangan dari Stasiun Cirebon ke Stasiun Prujakan, lintasan jalur rel di antara kedua stasiun ini dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar. Persinyalan elektrik produksi General Railway Signal (GRS) yang sudah dipasang sejak 2003[4] dirombak ulang. Berikutnya, sejak jalur ganda petak Prujakan-Waruduwur resmi dioperasikan mulai 4 Juli 2013[10] jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Surabaya saja melalui lintas utara Jawa, sedangkan jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Jakarta. Terakhir, sejak jalur ganda petak Prujakan-Luwung resmi dioperasikan mulai 1 April 2015, jalur 7 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Jakarta saja, sedangkan jalur 8 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Surabaya melalui lintas tengah Jawa. Stasiun ini adalah salah satu stasiun kereta api di Indonesia yang menyediakan fasilitas pemesanan tiket sistem kendara lewat/lantatur (drive-thru), selain Stasiun Gambir.[11][12][13] Ciri khasBersama dengan stasiun-stasiun lain yang melayani penumpang di Daop III, stasiun ini memperdengarkan lagu instrumental berjudul Kota Cirebon setiap kali ada kereta api penumpang yang datang dan berangkat. Layanan kereta apiBerikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 September 2024. PenumpangAntarkota
Aglomerasi
Barang
Galeri
Referensi
Pranala luar(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api Wikimedia Commons memiliki media mengenai Cirebon Prujakan Station.
|