Stasiun Probolinggo

Stasiun Probolinggo
PB07

Tampak depan Stasiun Probolinggo, 2020
Lokasi
Koordinat7°44′32″S 113°12′50″E / 7.74222°S 113.21389°E / -7.74222; 113.21389
Ketinggian+5 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang agak tinggi)
Jumlah jalur6 (jalur 2: sepur lurus)
LayananLintas selatan Jawa: Sri Tanjung, Logawa, Wijayakusuma, dan Ranggajati
Lintas timur Jawa: Mutiara Timur, Probowangi, dan Tawang Alun
Lintas utara Jawa: Pandalungan dan Blambangan Ekspres
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitekturIndische
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka3 Mei 1884
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Pasuruan Probowangi
Surabaya Gubeng–Ketapang, p.p.
Klakah
menuju Ketapang
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalanMekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis[3]
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kota Probolinggo
KategoriBangunan
No. RegnasKB005462
No. SK87/2019
Tanggal SK8 Mei 2019
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Probolinggo (PB) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Mayangan, Mayangan, Probolinggo; termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember terletak pada ketinggian +5 meter dengan jarak 101 km sebelah tenggara dari Stasiun Surabaya Kota. Stasiun ini menghubungkan antara wilayah Banyuwangi dan Surabaya serta menjadi satu-satunya stasiun kereta api yang melayani naik turun penumpang di wilayah Probolinggo.

Stasiun ini terletak di ujung utara Jalan Suroyo, yang dahulu merupakan jalan utama kota. Tepat di utara stasiun ini terdapat pelabuhan, sedangkan bangunan utama stasiun menghadap ke arah selatan, menuju arah alun-alun.[4]

Bangunan stasiun ini diapit dua tikungan besar karena untuk menjangkau pelabuhan di sebelah utara stasiun. Saat berbelok ke arah selatan (arah Stasiun Leces), sebelum perlintasan di Jalan Panglima Soedirman, terdapat bekas Stasiun Jati yang di sebelah timurnya terdapat bekas jalur trem uap yang akan berakhir di Paiton, yang dahulu merupakan bekas jalur Probolinggo Stoomtram Maatschappij. Jalur tersebut digunakan untuk pengangkutan hasil alam Probolinggo dan penumpang, tetapi kini sudah tak dipergunakan lagi. Dahulu juga ada percabangan ke Pelabuhan Probolinggo untuk digunakan oleh kereta pengangkut BBM PT Kertas Leces, tetapi sekarang juga sudah tidak digunakan lagi dan sebagian jalur yang melintang di jalan telah tertutup aspal.

Selepas Stasiun Jati, terdapat Halte Jorongan yang juga sudah tidak aktif karena okupansi penumpang yang minim dan jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Leces.

Sejarah

Tampak depan Stasiun Probolinggo sekitar tahun 1930

Pembangunan Stasiun Probolinggo diawali dari pembangunan jalur rel kereta api dari Surabaya ke Pasuruan sepanjang 63 km dan selesai dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 16 Mei 1878. Kemudian, jalur tersebut diperpanjang ke Probolinggo kira-kira sepanjang 40 km dan diresmikan tanggal 3 Mei 1884. Setelah itu, pada tahun 1895, rel kereta api disambung kembali dari Probolinggo menuju Klakah.[5]

Berdasarkan perencanaan tata ruang yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial untuk wilayah Kota Probolinggo, stasiun ini sengaja dibangun menghadap ke arah alun-alun dan pusat kota sehingga meningkatkan daya tarik. Di samping itu, stasiun ini sengaja dibangun mendekat ke arah pelabuhan karena stasiun ini juga melayani pengangkutan barang.[4] Akibatnya, proyek pembangunan jalur kereta api mengharuskan pembangunan dua tikungan tajam yang mengapit stasiun.

Bangunan dan tata letak

Stasiun Probolinggo memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus, tetapi hanya jalur 1-3 yang digunakan untuk pemberhentian kereta api penumpang. Terdapat masing-masing satu sepur badug yang arah masuknya dari ujung barat jalur 6 dan juga jalur 1.

Di sebelah barat stasiun ini terdapat sub depo lokomotif yang jalur aksesnya terhubung langsung dengan jalur 5.

Sepur badug (jarang digunakan)
Jalur 6 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta api
Jalur 5 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta api
Memiliki jalur akses dari dan ke sub depo lokomotif
Jalur 4 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta api
Jalur 3 Kereta Api Indonesia Sepur belok kedua untuk jalur pemberhentian kereta api antarkota
Peron pulau
Jalur 2 Kereta Api Indonesia Sepur lurus sekaligus jalur utama pemberhentian kereta api antarkota
Peron pulau
Jalur 1 Kereta Api Indonesia Sepur belok utama untuk jalur pemberhentian kereta api antarkota
Sepur badug
Peron sisi
G Bangunan utama stasiun
Papan nama Stasiun Probolinggo, 2019

Bangunan stasiun yang berdiri saat ini merupakan hasil perbaikan atau renovasi yang dilakukan oleh PT KAI pada tahun 2013-2014 seiring dengan rencana penetapan status bangunan stasiun ini sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Probolinggo pada tahun 2013. Bagian yang menjalani renovasi antara lain dinding yang dicat ulang, perbaikan atap dan kanopi (overcapping) stasiun, serta pembuatan taman dan perkerasan jalan di area parkir.[6]

Bentuk bangunan stasiun ini masih asli sepenuhnya, yaitu menggunakan gaya arsitektur Indische, yang sangat menonjolkan estetika baik eksterior maupun interior. Penggunaan bentuk lengkung serta pencahayaannya yang alami, memperkuat karakteristik bangunan. Hal itu dapat dilihat dari bentuk bangunan yang tinggi dan terdapat ventilasi di atasnya. Atap stasiun berbentuk pelana, dengan tiga jenis: atap bangunan induk, peron stasiun (overcapping), dan atap bagian samping. Pintu utama stasiun memiliki bentuk yang mirip dengan Stasiun Pasuruan, yaitu jenis pintu tinggi dengan ventilasi setengah lingkaran (skala monumental), dan sedikit skala manusia yang dipadukan dengan ornamen geometris, sulur-suluran, dan garis-garis, serta menggunakan jendela krepyak yang dipengaruhi oleh gaya Art Nouveau.[7][8]

Layanan kereta api

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.

Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Wijayakusuma Eksekutif Cilacap Ketapang Via YogyakartaSurabaya Gubeng
Ekonomi Premium
Ranggajati Eksekutif Cirebon Jember Via PurwokertoSurabaya Gubeng
Ekonomi
Ekonomi
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan Ketapang Via Surabaya KotaJember
Logawa Purwokerto Jember Via LempuyanganSurabaya Gubeng
Lintas timur Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Kelas campuran
Mutiara Timur Eksekutif Surabaya Pasarturi Ketapang Perjalanan ke Surabaya pada jadwal malam, sedangkan sebaliknya pada jadwal siang.
Bisnis
Kelas ekonomi
PB Probowangi Ekonomi Surabaya Gubeng Ketapang
Tawang Alun Malang Kotalama Via BangilJember
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Pandalungan Eksekutif Gambir Jember Via Semarang TawangSurabaya Pasarturi
Campuran
Blambangan Ekspres Eksekutif Pasar Senen Ketapang Via Semarang TawangSurabaya Pasarturi
Ekonomi

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Azmi F.F., Antariksa & Suryasari 2013, hlm. 98.
  5. ^ Staatsspoorwegen (1925). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  6. ^ Heritage KAI (2014). "Pemugaran Stasiun Probolinggo 2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-10. Diakses tanggal 2024-09-09. 
  7. ^ Sudikno & Maharani, hlm. 20.
  8. ^ Azmi F.F., Antariksa & Suryasari 2013, hlm. 102-106.

Daftar pustaka

Pranala luar

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bayeman
menuju Bangil
Bangil–Kalisat Jati
menuju Kalisat
Terminus Probolinggo–Paiton Probolinggo Pasar
menuju Paiton
Kembali kehalaman sebelumnya