KAI Bandara
PT Railink (berbisnis dengan nama KAI Bandara) adalah anak usaha dari Kereta Api Indonesia yang bergerak di bidang pengoperasian kereta api bandara. SejarahPerusahaan ini didirikan pada bulan September 2006 oleh Kereta Api Indonesia dan Angkasa Pura II untuk mengoperasikan kereta api bandara, dengan Kereta Api Indonesia memegang 60% saham perusahaan ini, sementara Angkasa Pura II memegang sisanya.[1] Pada tahun 2013, perusahaan ini meluncurkan KA Airport Raillink Services (ARS) dengan rute Stasiun Medan–Bandara Kualanamu pp.[2] Pada akhir tahun 2017, perusahaan ini juga meluncurkan KA ARS Soekarno-Hatta dengan rute Stasiun Manggarai–Bandara Soekarno-Hatta. Pada bulan April 2022, Kereta Api Indonesia menugaskan perusahaan ini untuk mengoperasikan KA ARS Yogyakarta International. Pada bulan September 2023, Kereta Api Indonesia juga menugaskan perusahaan ini untuk mengoperasikan KA Sri Lelawangsa. Pada bulan Januari 2023, perusahaan ini mengalihkan pengoperasian KA Bandara Soekarno-Hatta ke KAI Commuter. Perusahaan ini kemudian berekspansi ke bisnis perawatan sarana perkeretaapian dan penyediaan suku cadang sarana perkeretaapian.[3] LayananLayanan kereta api bandara yang dioperasikan oleh perusahaan ini diberi nama Airport Railink Services (ARS). Perusahaan ini kini hanya mengoperasikan kereta api ARS Yogyakarta International dan KA Sri Lelawangsa. ARS Yogyakarta International (KA Bandara YIA)ARS Yogyakarta International mulai dioperasikan oleh perusahaan ini pada bulan April 2022 setelah sebelumnya dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia. Pada tahap awal, kereta api ini dijalankan sebanyak 15 kali pulang-pergi dengan waktu tempuh 39 menit per perjalanan, dengan jarak keberangkatan antar kereta api rata-rata 60 menit. Kereta api ini dijalankan dengan rangkaian ME204 buatan INKA. Kereta api ini dijalankan dengan rute Stasiun Yogyakarta-Stasiun Yogyakarta International Airport pp. dengan hanya berhenti di Stasiun Wates. Lin Sri LelawangsaKereta api Sri Lelawangsa mulai dioperasikan oleh perusahaan ini pada tanggal 1 September 2023 setelah sebelumnya dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia. Rute KA Sri Lelawangsa kemudian diperpanjang ke Bandara Kualanamu dengan menggunakan KRDE buatan Woojin. Pada saat yang sama, rangkaian kereta api Sri Lelawangsa relasi Medan—Kuala Bingai pp. juga diganti dari yang awalnya kelas ekonomi menjadi kelas ekonomi premium. Layanan terdahuluARS Soekarno-HattaKereta rel listrik (KRL) ARS Soekarno-Hatta mulai dioperasikan secara penuh pada tanggal 2 Januari 2018, setelah sebelumnya diadakan uji coba operasional mulai bulan November 2017 dengan rute:[4]
ARS Soekarno-Hatta menggunakan KRL yang diproduksi secara completely knocked-down (CKD) oleh Bombardier Transportation dan dirakit oleh Industri Kereta Api di Madiun. Sebanyak 60 unit kereta dibagi menjadi sepuluh rangkaian KRL dengan stamformasi enam kereta per rangkaian, dengan fasilitas seperti audio-video on demand (AVOD), toilet dengan kloset duduk dan peturasan, bangku khusus penyandang disabilitas, dsb.[5][6] Pada tanggal 19 Juni 2018, dilakukan uji coba pemberangkatan KA Bandara Soekarno-Hatta dari Stasiun Bekasi. Uji coba tersebut dilakukan di luar jam sibuk dengan 8 kali keberangkatan per hari. Pembelian tiket dapat dilakukan melalui vending machine yang terletak di pintu selatan Stasiun Bekasi dan juga dapat dilakukan melalui aplikasi Railink.[7][8][9] Pada tanggal 1 Januari 2023, pengoperasian KA Bandara Soekarno-Hatta resmi dialihkan ke KAI Commuter. ARS KualanamuARS Kualanamu dioperasikan mulai tahun 2013 dengan rute dari Stasiun Medan sebagai City Railink Station dan menuju Bandara Internasional Kualanamu sebagai Airport Railink Station. Pada awalnya, ARS Medan menggunakan dua rangkaian kereta rel diesel elektrik (KRDE) pinjaman dari Kementerian Perhubungan yang sebelumnya dioperasikan di Pulau Jawa sebagai KA Kaligangsa. Dua rangkaian KRDE tersebut kemudian digantikan dengan empat rangkaian KRDE baru buatan Woojin Industrial Systems asal Korea Selatan.[10][11][12] Kapasitas ARS Medan adalah 172 penumpang per kereta, dan dapat mengangkut 3.000-4.000 penumpang per hari atau 1,3 juta penumpang per tahun.[13] Mulai 1 Juli 2024, layanan kereta api ini dilebur ke Lin Sri Lelawangsa.[14]
Referensi
Pranala luar
|