Stasiun Malang Kotalama
Stasiun Malang Kotalama (MLK)[catatan 1] adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Ciptomulyo, Sukun, Malang. Stasiun yang berada pada ketinggian +429 meter ini berada termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VIII Surabaya dan KAI Commuter. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api paling selatan di Kota Malang dan berjarak 94,9 km sebelah selatan dari Surabaya Gubeng. Dahulu ke arah selatan Stasiun Malang Kotalama, sebelum Stasiun Pakisaji, terdapat Stasiun Kebonagung yang sudah dinonaktifkan karena sudah tak lagi melayani angkutan tebu dari Pabrik Gula Kebonagung. SejarahStasiun Malang Kotalama dibuka pada 5 Januari 1896. Meskipun diberi nama "Kotalama", stasiun ini bukan merupakan stasiun tertua di Malang. S.A. Reitsma dalam bukunya, Indische Spoorweg-Politiek, menyebutkan bahwa penambahan nama tersebut karena dahulu stasiun ini adalah halte dengan nama Kottalama, merujuk pada kelurahan dengan nama sama yang terletak di sebelah timur laut area stasiun. Stasiun ini dahulu dibangun sebagai stasiun simpangan moda antara Staatsspoorwegen dengan Malang Stoomtram Maatschappij.[3] Bangunan dan tata letakStasiun ini memiliki tujuh jalur kereta api tanpa memiliki sepur lurus. Jalur 2 paling sering digunakan sebagai jalur utama kereta api (sepur raya). Dari jalur 4 terdapat percabangan rel yang menuju ke depot minyak Pertamina. Dari stasiun ini juga, dahulu terdapat percabangan jalur menuju Dampit yang kini sudah dinonaktifkan. Di jalur ini juga terdapat bekas Stasiun Jagalan yang kini sudah menjadi salah satu rumah warga.
Gaya bangunan stasiun ini didominasi dinding persegi panjang dengan cat polos. Meski tampak seperti stasiun ukuran besar (karena berkanopi), bangunan stasiun mengikuti bentuk bangunan stasiun kecil era Staatsspoorwegen; dicirikan dengan bagian bawah dinding yang dilapisi dengan batu alam serta cat dengan lis kayu. Ciri stasiun kecil ala Staatsspoorwegen lainnya dicirikan dengan bentuk pintu rangkap tunggal yang berupa satu daun pintu, yang atasnya membentuk lengkungan, dengan pola garis-garis pada kusen. Selain itu, jendela yang digunakan merupakan jenis jendela besar (skala monumental) krepyak rangkap ganda dengan ornamen garis.[4] Bangunan Stasiun Malang Kotalama kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.[5] Layanan kereta apiBerikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[6] PenumpangAntarkota
Lokal (Commuter Line)
Barang
InsidenPada tahun 2005, rangkaian KA Ketel BBM (Malang Kotalama-Benteng) hilang kendali dan menghantam tembok pembatas kawasan Stasiun Malang Kotalama yang berlokasi di Jalan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Posisi Stasiun Malang Kotalama berjarak sekitar 2,3 kilometer arah selatan dari Stasiun Malang.[8] Pada tanggal 4 Januari 2011 sekitar pukul 13.15 kereta penumpang KA Gajayana tanpa lokomotif yang sedang parkir di Stasiun Malang tiba-tiba meluncur sendiri dan menabrak tiga rumah milik warga yang terletak di sekitar Stasiun Malang Kotalama. Seorang balita tewas dalam kejadian ini karena tertimpa reruntuhan rumah akibat ditabrak oleh kereta api tersebut, sedangkan seorang lagi mengalami patah tulang kaki.[9] Pada 18 November 2020 sekitar pukul 14.30, rangkaian KA Gajayana beserta rangkaian kereta cadangan sebanyak tujuh kereta meluncur tanpa lokomotif dari Stasiun Malang menuju Stasiun Malang Kotalama. Rangkaian tersebut kemudian anjlok setelah menabrak ekskavator karena Stasiun Malang Kotalama dilakukan perbaikan rel. Kejadian ini mengakibatkan empat kereta mengalami kerusakan. Tidak ada korban pada kejadian ini, tetapi penyebab kejadian belum diketahui secara pasti.[10][11][12] Galeri
Catatan kaki
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
|