Stasiun Blitar
Stasiun Blitar (BL) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Kepanjenkidul, Kepanjenkidul, Blitar; pada ketinggian +167 meter; dan termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VII Madiun serta KAI Commuter dengan jarak 92½ km arah tenggara dari Kertosono dan 168 km arah timur laut dari Surabaya Gubeng. Stasiun ini melayani semua layanan kereta api penumpang maupun barang yang melintasi jalur percabangan Kertosono–Bangil dari lintas selatan Pulau Jawa. Di bagian dalam stasiun terdapat patung beserta foto tentang Presiden Indonesia pertama, Soekarno, untuk mengingatkan bahwa Soekarno dimakamkan di Blitar. Sementara itu, terdapat depo kereta di sebelah selatan stasiun. Terkait adanya perubahan kewilayahan stasiun-stasiun milik PT KAI, stasiun ini bersama dengan Stasiun Talun dan Stasiun Garum—sebelumnya termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya—kini masuk ke dalam Daerah Operasi VII Madiun sejak 1 Agustus 2016.[3] Ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Rejotangan, terdapat Stasiun Bendo yang kini telah dinonaktifkan dan bangunannya sudah lama dirobohkan. Sedangkan ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Garum, terdapat Halte Gebang yang kini juga dinonaktifkan, tetapi bangunannya masih utuh. SejarahStasiun Blitar diresmikan pada 16 Juni 1884 sebagai bagian dari pembangunan jalur ruas Tulungagung–Blitar oleh Staatsspoorwegen, kemudian jalur dari Blitar menuju Malang terhubung sepenuhnya oleh jalur kereta api pada tahun 1896.[4][5][6] Menurut sejarah, stasiun ini beserta sejumlah stasiun lainnya di "jalur kantung" pernah terkena dampak letusan Gunung Kelud pada Mei 1919 yang menyebabkan kegiatan di wilayah Blitar lumpuh.[7] Bangunan Stasiun Blitar yang saat ini bukan merupakan bangunan asli karena bangunannya telah dilakukan renovasi. Salah satu ciri khas yang tampak pada bangunan hasil renovasi, yaitu adanya langgam arsitektur yang terinspirasi dari Art Deco sekitar tahun 1950-an.[8] Bangunan dan tata letakStasiun Blitar memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah satu jalur menuju area depo kereta dan subdepo lokomotif, tetapi hanya jalur 1–3 yang sering digunakan untuk kedatangan dan keberangkatan kereta api.
Di sekeliling dinding ruang tunggu stasiun terdapat patung dan poster foto-foto besar Presiden Republik Indonesia yang pertama, Soekarno, disertai sekelumit kisah hidupnya setelah dilakukan renovasi pada tahun 2013–2014 dan mengalami beberapa pembangunan kembali pada awal tahun 2019. Selain untuk mengingatkan bahwa Bung Karno dimakamkan di Kota Blitar, hal ini bertujuan untuk mengajak masyarakat masa kini untuk mengenang jasa kepahlawanan serta meneladani sifat dan sikapnya.[9] Selain diorama, stasiun ini juga memajang patung Bung Karno di depannya.[10] Di sebelah selatan dan barat daya stasiun ini berturut-turut terdapat depo kereta dan jembatan putar lokomotif. Depo tersebut sempat tidak digunakan selama beberapa tahun hingga akhirnya digunakan kembali sejak tahun 2017, bersamaan dengan perpanjangan lintas pelayanan KA Singasari (sebelumnya bernama KA Krakatau), KA Brantas, dan KA Kahuripan yang sebelumnya hanya sampai Kediri. Layanan kereta apiBerikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[11] PenumpangAntarkota
Lokal (Commuter Line)
Barang
InsidenPada tanggal 1 Juni 2023, grafik perjalanan kereta api 2023 berlaku sehingga terdapat perubahan pola perjalanan kereta api Commuter Line Dhoho dan Penataran. Hal ini mengakibatkan para penumpang kereta api Dhoho dan Penataran harus turun di Stasiun Blitar apabila ingin melanjutkan perjalanan. Kejadian ini dikritik karena menimbulkan insiden desak-desakan di antara penumpang rutin kedua KA tersebut.[12] Setelah mendapat banyaknya keluhan dari penumpang, per 15 Juli 2023, KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya memutuskan untuk mengembalikan pola operasi kedua KA tersebut menjadi rute lingkar meskipun tanpa perubahan jadwal.[13] Galeri
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Stasiun Blitar.
|