Suku Eipo
Suku Eipo adalah kelompok etnis Mek yang mendiami lembah di sekitar sungai Eipo (Eipomek, mek berarti "air/sungai") di Distrik Eipumek, Kabupaten Pegunungan Bintang. Wilayah suku Eipo diapit oleh suku serumpun Mek lainnya seperti suku Mek Nalca di sebelah barat, suku Ketengban di sebelah timur dan utara, dan suku Una di sebelah selatan.[1] Sistem kepemimpinanSama seperti suku Mek lainnya sistem kepemimpinan suku Eipo adalah dengan konsep pria berwibawa yang disebut dalam bahasa Eipo sisinang. Posisi ini tidak diturunkan dan hanya bisa diperoleh dari pencapaiannya. Pria yang memiliki kemampuan sebagai pemimpin perang disebut mal deyenang (artinya "dia yang berada di dasar panah") sangat dihormati, mereka biasanya menginisiaai perang dan yang akan menuntut atau membayar denda adat. Sebelum berperang pasukan suku Eipo mengadakan upacara mal ketene (artinya "berdiri dengan panah"), dimana mereka berbaris pada sebuah bukit dan menunjukan panahnya.[2] Rumah adatDalam satu perkampungan suku Eipo, biasanya terdapat satu atau dua rumah laki-laki yang disebut yoek aik. Terdapat dua jenis rumah laki-laki, yoek aik merupakan rumah bagi laki-laki yang masih muda dan salen aik (rumah kecil laki-laki) dimana biasanya tempat tidur bagi para pria yang sudah tua. Rumah tersebut kecil karena tidak banyak pria yang sudah tua di dalam kampung. Biasanya rumah laki-laki adalah bangunan terbesar dalam kampung, dilarang untuk dimasuki oleh wanita dan anak laki-laki yang belum menjalani upacara inisiasi kwit. Selain itu terdapat juga rumah keluarga dib aik tempat dimana wanita dan anak-anak kecil tinggal, serta rumah perempuan kelape aik atau barye eik tempat bagi wanita yang sedang haid atau melahirkan. Bentuk rumah tradisional suku Eipo melingkar dan memiliki dua jenis atap, berbentuk kerucut seperti Honai atau beratap pelana seperti rumah Bokam Iwol. Posisi rumah lebih acak, walaupun rumah yoek aik biasanya berada di tengah, dan kelape aik terletak lebih rendah dan sedikit menjauh dari pusat perkampungan.[3] Pakaian adatPakaian tradisional suku Eipo bagi pria adalah sanyum sebagai penutup alat kelamin. Umumnya berbentuk melengkung keatas sehingga seperti terlihat tegak, diikat dengan tali mengelilingi skrotum, dan pada bagian tengah hingga ujungnya diikat dengan tali kepada pinggang. Lalu pada pinggang terdapat sabuk dari rotan disebut deyatenga, yang menekan abdomen bagian bawah sehingga terlihat ideal bagi pria suku Eipo, yaitu memiliki pinggang yang kecil dan bahu yang lebar. Sedangkan pakaian adat perempuan suku Eipo adalah rok pendek yang terbuat dari rumput ilalang (bentuknya menyerupai kem miliki suku Yali, walau lebih lebat). Idealnya rok memiliki rumputnya lebat dan berbentuk bulat di depan area panggul.[2] Makanan pokokMakanan pokok sumber karbohidrat suku Eipo adalah keladi, ubi jalar, dan pisang. Biasanya makanan akan dipanen dan dikonsumsi pada hari itu juga, walau begitu ada beberapa makanan yang diolah untuk disimpan beberapa hari. Biji buah win (P. brosimos) dipanen dan kemudian diasap untuk disimpan beberapa minggu. Kemudian ada pula daging kuskus yang dibungkus dalam daun pisang untuk diasapi, untuk dikonsumsi bisa dimasak dengan metode bakar batu.[4] Referensi
Informasi yang berkaitan dengan Suku Eipo |
Portal di Ensiklopedia Dunia