Atap pelana[1] adalah atap yang terdiri dari dua bagian yang tepi horizontal atasnya bertemu membentuk bubungannya . Bentuk atap yang paling umum di daerah beriklim dingin atau sedang, terbuat dari kasau, rangka atap, atau purlin . Kemiringan suatu bentangan pada atap pelana bisa sangat bervariasi.
Kelebihan dan kekurangan
Atap pelana memiliki beberapa keunggulan.[2] Yaitu
Memungkinkan loteng diubah menjadi ruang tamu jika lapangannya cukup untuk setidaknya memungkinkan adanya atap . Nada yang lebih curam saja sudah cukup.
Kekurangan:
Atap pelana lebih rentan terhadap kerusakan akibat angin dibandingkan atap jurai .[4]
Referensi
^Fritz Baumgart: DuMont’s kleines Sachlexikon der Architektur. Cologne, 1977.
^Grazulis, Thomas P. (1993). Significant tornadoes, 1680-1991: A Chronology and Analysis of Events. St. Johnsbury, Vermont: Environmental Films. hlm. 106. ISBN1-879362-03-1.