Kabupaten Manggarai
GeografisKabupaten Manggarai merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di sebelah barat Pulau Flores. Kabupaten Manggarai mempunyai luas wilayah sebesar 2.096,44 km² yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan pulau kecil yaitu Pulau Molas. Secara astronomis, Kabupaten Manggarai terletak di antara 08°14'27,32" hingga 08°54'57,17" Lintang Selatan dan 120°13'41,34" hingga 120°32'47,22" Bujur Timur.[8] Batas WilayahBatas Wilayah dari Kabupaten Manggarai adalah sebagai berikut:
TopografiSecara topografis, Kabupaten Manggarai merupakan daerah dataran tinggi yang didominasi oleh bentuk permukaan daratan yang bergelombang dengan kemiringan lahan ≥40% (pegunungan) yaitu seluas 38,36% dan kemiringan lahan antara 15%-40% yakni seluas 55,41% dari luas wilayah Kabupaten Manggarai. Sedangkan, sisanya yang seluas 6,23% merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan lahan antara 8%-15%.[9] Kondisi HidrologiKeadaan hidrologis di Kabupaten Manggarai terdiri atas sumber-sumber air yang berasal dari air tanah, air permukaan, dan curah hujan. Sebagai daerah yang mempunyai permukaan bergunung-gunung, air tanah pada umummya diperoleh dari mata air yang berasal dari kawasan pegunungan yang masih mempunyai kondisi jenis flora dari tumbuhan pepohonan yang cukup rapat. Beberapa sungai besar yang keberadaan airnya mengalir sepanjang tahun di antaranya sungai Wae Pesi, Wae Neuring, Wae Renca yang mengalir dan bermuara ke pantai Utara (kecamatan Reok), dan sungai Wae Naong, Wae Reno yang mengalir ke arah selatan dan bermuara ke pantai Selatan (kecamatan Satar Mese). Sumber air tanah dan air permukaan (sungai) yang cukup penting keberadaannya di wilayah kabupaten Manggarai ini adalah dengan adanya gunung Golo Lusang, Poco Ranaka dan gunung-gunung lainnya, di mana keberadaan beberapa sungai tersebut berasal dari mata air pada gunung tersebut[9] IklimBerdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Kabupaten Manggarai beriklim muson tropis (Am) dengan sebagian kecil beriklim dataran tinggi subtropis (Cwb) terutama di wilayah dataran tinggi pegunungan. Suhu udara di wilayah Kabupaten Manggarai terbilang cukup sejuk, yakni pada rentang 15 °C hingga 30 °C, kecuali untuk wilayah pesisir yang suhunya bisa berkisar antara 22° hingga 34 °C. Seperti wilayah lainnya di Indonesia, Kabupaten Manggarai pun memiliki 2 musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin monsun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan dipengaruhi oleh angin monsun baratan yang bersifat basah. lembap, serta banyak membawa uap air dan biasanya berlangsung pada periode November hingga April dengan puncaknya pada bulan Januari. Sementara itu, musim kemarau dipengaruhi oleh angin monsun timuran yang bersifat kering dan sedikit membawa uap air dan biasanya berlangsung pada periode Mei hingga Oktober dengan puncaknya pada bulan Agustus. Tingkat kelembapan di wilayah Manggarai bervariasi antara 65% hingga 85%.
PemerintahanKepala daerah
Legenda Partai Golongan Karya (Golkar)
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Partai Amanat Nasional (PAN)
Dewan PerwakilanBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Manggarai dalam dua periode terakhir.[15][16]
KecamatanKabupaten Manggarai terdiri dari 12 Kecamatan, 26 Kelurahan, dan 145 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 318.115 jiwa dengan luas wilayah 2.096,44 km² dan sebaran penduduk 152 jiwa/km².[17][18] Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Manggarai, adalah sebagai berikut:
Lambang KabupatenBentuk lambang kabupaten Manggarai[19]
1. Bentuk lambang Daerah Manggarai ialah ”Prisai” bersisi lima yang mempunyai arti: 2. Tata warna lambang berupa kuning, hijau, merah dan hitam diambil dari warna kain tenun rakyat daerah Manggarai yang mempunyai arti: 3. Lambang berisikan Rumah Adat melambangkan: 4. Lukisan Gasing yang terdapat pada puncak rumah adat melambangkan keabdian dan keagungan Tuhan yang maha penyayang memberi dan menyinari segala yang hidup serta menyelenggarakan seluruh pusaran tata kehidupan daerah khususnya dan rakyak Indonesia pada umumnya. 5. Lukisan sepuluh (10) batang tulang ijuk (rimang) di atas kepala manusia melambangkan 10 jari tangan manusia menunjukan bahwa rakyat Manggarai senantiasa memuliakan Tuhan dan memohon berkat dan perlindunganNya. 6. Kepala manusia bertanduk mengandung arti bahwa rakyat didaerah Manggarai adalah manusia banteng dan atau manusia yang kokoh, kuat dan berani serta berkemauan bagaikan baja dalam menghadapi tantangan hidup. 7. Lilitan tali ijuk yang terdapat di bawah kepala manusia bertanduk yang mengikat seluruh kasau dan ujung atas atap ijuk melambangkan: 8. Buaya darat/Komodo (Varanus Commodoensis) sebagai satu-satunya reptil pra sejarah yang masih tetap hidup di daerah Manggarai, berwarna kuning berbintik coklat dan berdiri dalam keadaan siaga di depan rumah adat melambangkan: 9. Lukisan satu tangkai kopi dengan 14 butir dan 8 daun kopi serta satu tangkai padi dengan 58 bulir padi melambangkan: 10. Pita merah dengan tulisan ”KABUPATEN MANGGARAI” melambangkan: keberanian, sedangkan tulisan hitam di atas pita merah melambangkan keteguhan dan pendirian yang kuat dan tidak mudah tergoyahkan dalam menghadapi segala tantangan hidup. 11. Ukuran Lambang: DemografiAgamaSebagian besar penduduk Kabupaten Manggarai beragama Kristen sebesar 96,06% dimana mayoritas adalah Katolik 95,26% dan Kristen Protestan 0,80%. Selebihnya adalah menganut agama Islam 3,87% dan Hindu serta kepercayaan dan Buddha 0,07%.[2] Catatan
Referensi
Pranala luar |