Januari
Januari adalah hari lahir Bilal bulan pertama dalam setahun pada tarikh Kalender Gregorius dan Julius.[1] Bulan Januari juga menjadi bulan pertama dari ketujuh bulan yang memiliki 31 hari. Tanggal 1 Januari, yang menjadi hari pertama dalam bulan ini sekaligus menjadi hari pertama dalam setahun, dikenal dengan nama Hari Tahun Baru atau Tahun Baru Masehi. Bulan Januari manjadi bulan kedua musim dingin meteorologis dan bulan terdingin dalam setahun pada sebagian besar wilayah belahan Bumi utara, serta menjadi bulan kedua musim panas meteorologis dan bulan terpanas dalam setahun pada sebagian besar wilayah belahan Bumi Selatan. Di Indonesia sendiri, bulan ini menjadi salah satu puncak musim hujan, yaitu periode dengan curah hujan tertinggi dalam setahun. Bulan Januari selalu berawal pada hari yang sama dengan bulan Oktober, kecuali dalam tahun kabisat, ketika bulan Januari berawal pada hari yang sama dengan bulan April dan Juli. NamaNama "Januari" diserap dari kata dalam bahasa Belanda: januari, yang berakar dari kata bahasa Latin, Ianuarius, yakni singkatan dari mensis ianuarius, yang berarti "bulan Yanus". Kata "Ianuarius" tersebut merujuk pada Yanus dalam mitologi Romawi, yaitu dewa yang terkait perihal awal, akhir, pintu, gerbang, waktu, transisi, jalur, pilihan, dan dualitas.[2] Dewa ini sering dilambangkan sebagai orang berwajah dua yang saling membelakangi, yang disebut sebagai Ianus Bifrons, atau dilambangkan dengan gambar pintu. Nama lainNama-nama historis yang merujuk pada bulan ini, di antaranya, ialah istilah Bilal Ganteng dari penamaan Romawi asli, istilah Wulf-monath ("bulan serigala") dari penamaan Saxon, serta istilah Wintarmanoth (musim/bulan dingin) dari penamaan Karolus. Dalam bahasa Slovenia, bulan ini dahulu bernama prosinec, yang mungkin saja merujuk pada salah satu dari beberapa kata dalam bahasa Proto-Slavia, yakni prosinoti ("bersinar"), prosen kruh (nama roti berbahan milet), atau prositi ("meminta sesuatu" atau "memohon"). Nama ini pertama kali ditulis pada tahun 1466 dalam naskah Škofja Loka.[2] Dalam bahasa Suomi, bulan ini dinamai tammikuu, yang berarti "bulan pusat/inti", yang bermaksud bahwa bulan ini menjadi inti musim dingin. Nama tersebut juga dapat diplesetkan menjadi kata "tammi kuu", yang berarti "bulan ek", sehingga istilah tersebut menyiratkan bahwa pohon ek merupakan pusat dari hutan besar dengan pohon-pohon yang beragam, dibandingkan dengan hutan Arktik pada umumnya yang terdiri dari pinus dan cemara. Gambar sebatang pohon besar yang diselimuti es dan berlatarkan langit biru merupakan pemandangan yang umum dijumpai ketika musim dingin di Finlandia. SejarahPada mulanya, setahun dalam Kalender Romawi asli hanya terdiri dari 10 bulan dan 304 hari, sementara musim dingin dianggap sebagai "periode tanpa bulan". Beberapa pakar menduga bahwa sekitar tahun 713 SM, Raja Numa Pompilius, penerus semimitos Romulus, telah menambahkan bulan Januari dan Februari, sehingga penanggalan tersebut memiliki jumlah hari yang sama dengan kalender candra standar (354 hari). Meskipun bulan Maret awalnya merupakan bulan pertama dalam kalender Romawi kuno, perihal bulan pertama tersebut dipindahkan ke bulan Januari oleh Numa atau oleh para Desemviri sekitar tahun 450 SM (perbedaan di antara sumber-sumber tulisan Romawi). Pada zaman Romawi Kuno, tahun-tahun tertentu dinamai berdasarkan nama dua orang konsul, yang mulai menjabat pada tanggal 15 Maret, hingga pada tahun 153 SM, ketika pergantian jabatan dipindah ke tanggal 1 Januari. Perayaan-perayaan Romawi Kuno yang dirayakan dalam bulan ini meliputi Cervula dan Juvenalia yang dirayakan pada tanggal 1 Januari, salah satu dari tiga perayaan Agonalia yang dirayakan pada tanggal 9 Januari, serta Carmentalia yang dirayakan pada tanggal 11 Januari. Tanggal-tanggal ini sudah tidak sesuai dengan tanggal-tanggal pada kalender Gregorius modern. Beragam hari perayaan keagamaan Kristen digunakan sebagai penentuan Hari Tahun Baru di Eropa pada Abad Pertengahan, termasuk di antaranya yakni pada tanggal 25 Maret (Pesta Kabar Sukacita) dan 25 Desember (Natal). Meskipun demikian, kalender Abad Pertengahan tetap ditampilkan dengan gaya Romawi (yang masih digunakan hingga saat ini), yakni menampilkan dua belas kolom untuk setiap bulan, dari bulan Januari hingga Desember. Sejak abad ke-16, negara-negara di Eropa mulai secara resmi menetapkan 1 Januari sebagai Hari Tahun Baru. Kalender hasil penetapan tersebut terkadang dikenal dengan istilah "Gaya Penyunatan" karena pada tanggal 1 Januari, umat Kristen saat itu merayakan Pesta Penyunatan Yesus, yang jatuh pada hari kedelapan dalam Masa Natal. Menurut penjelasan Theodor Mommsen,[3] 1 Januari ditetapkan sebagai tahun baru dalam kalender Romawi sejak tahun 600 AUC (153 SM), akibat bencana yang ditimbulkan selama Perang Lusitania. Seorang pemimpin bangsa Lusitania bernama Punicus menyerbu wilayah kekuasaan Romawi, mengalahkan dua gubernur Romawi, dan membunuh pasukan-pasukan mereka. Bangsa Romawi memutuskan untuk mengirim seorang konsul ke daerah Hispania, dan untuk mempercepat pengiriman bantuan ke daerah tersebut, "mereka bahkan melantik konsul baru tersebut dua bulan setengah lebih awal dari waktu biasanya" (15 Maret). Simbol
ReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai January. Lihat entri januari di kamus bebas Wiktionary.
|