Kabupaten Malaka

Kabupaten Malaka
Kain Rajut Khas Malaka
Kain Rajut Khas Malaka
Lambang resmi Kabupaten Malaka
Motto: 
Neon ida, hader itan rai, diak no kmanek
(Tetun dialek Belu-Malaka) Satu pikiran demi membangun tanah kita menjadi elok dan sejahtera
Peta
Peta
Kabupaten Malaka di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Malaka
Kabupaten Malaka
Peta
Kabupaten Malaka di Indonesia
Kabupaten Malaka
Kabupaten Malaka
Kabupaten Malaka (Indonesia)
Koordinat: 9°34′02″S 124°54′27″E / 9.5672°S 124.9075°E / -9.5672; 124.9075
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Dasar hukumUU No.3 tahun 2013
Ibu kotaBetun
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Desa: 127
Pemerintahan
 • BupatiSimon Nahak
 • Wakil BupatiLouise Lucky Taolin
 • Sekretaris DaerahFerdinand Un Muti
Luas
 • Total1.160,63 km2 (448,12 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[1]
 • Total204.735
 • Kepadatan180/km2 (460/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 0,99% Islam
  • 0,15% Hindu[2][3]
 • BahasaIndonesia (resmi), Tetun Belu, Uab Metô, Bunak
 • IPMKenaikan 64,50 (2023)
 sedang [4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5321 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 389
Pelat kendaraanDH xxxx J*
Kode Kemendagri53.21 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 862.240.000.000,- (2024)[5]
PADRp 39.140.000.000,- (2024)[5]
DAURp 472.556.836.000,- (2024)[6]
DAKRp 197.497.158.000,- (2024)[7]
Situs webmalakakab.go.id


Kabupaten Malaka adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Betun. Malaka merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Kabupaten ini berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Jumlah penduduk Kabupaten Malaka tahun 2019 berjumlah 194.300 jiwa, dan pada pertengahan 2024 sebanyak 204.735 jiwa.[1][2]

Geografi

Secara geografis, Kabupaten Malaka terletak pada 9°18'7.19" - 9°47'26.68" Lintang Selatan dan 124°38'32.17" - 125°5'21.38" Bujur Timur. Luas wilayah kabupaten ini adalah 1.160,63 km². Wilayahnya berbatasan langsung dengan Timor Leste. Kabupaten Malaka berjarak sekira 232 Km dari Kota Kupang ke arah timur.[8]

Batas wilayah

Batas-batas wilayah Kabupaten Malaka adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Belu
Timur Distrik Cova Lima (Timor Leste) dan Laut Timor
Selatan Laut Timor
Barat Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan

Topografi

Topografi Kabupaten Malaka terdiri dari pesisir, dataran rendah, lembah dan sebagian besar merupakan perbukitan di bagian utara dengan ketinggian wilayahnya antara 0-800 meter di atas permukaan air laut (Mdpl). Titik tertingginya berada di Gunung Mandeu di Kecamatan Malaka Timur, perbatasan Kabupaten Belu. Kabupaten Malaka memiliki panjang garis pantai 82,94 km.

Keadaan topografi Kabupaten Malaka bervariasi antara ketinggian 0 sampai dengan +806 mdpl (meter di atas permukaan air laut). Variasi ketinggian rendah (0-269 mdpl) mendominasi wilayah bagian selatan, yaitu Kecamatan Wewiku, Malaka Barat, sebagian Malaka Tengah dan Kobalima. Sementara pada bagian tengah wilayah ini terdiri dari area dengan dataran sedang (270-537 mdpl), yaitu sebagian Kecamatan Weliman, Malaka Tengah, Kobalima, dan Botin Loebele. Dataran tinggi (538-806 mdpl) di Kabupaten Malaka menempati kawasan bagian utara, yakni Kecamatan Laenmanen, Io Kufeu, sebagian Kecamatan Sasitamean, Malaka Timur, dan Kobalima Timur. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Malaka merupakan daerah datar berbukit-bukit hingga pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir ke utara dan selatan mengikuti arah kemiringan lerengnya. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Malaka mengalir dari bagian selatan dan bermuara di Selat Ombai dan Laut Timor.

Pada umumnya kemiringan lahan wilayah Kabupaten Malaka didominasi kemiringannya antara 0–15%. Keadaan kemiringan lahan wilayah Kabupaten Malaka akan dikelompokkan menjadi 5 kelas dengan masingmasing lokasi sebagai berikut:

  1. Daerah dengan kemiringan lereng 0-8 %, yang merupakan dataran landai, terdapat di pesisir pantai selatan yakni Kecamatan Wewiku, Malaka Barat, sebagian besar Kecamatan Weliman, Malaka Tengah, dan Kobalima.
  2. Daerah kemiringan lereng 8-15%, merupakan daerah datar yang meliputi sebagian Kecamatan Kobalima, Kobalima Timur, kemudian sebagian Kecamatan Malaka Timur, Laenmanen, Rinhat, Malaka Tengah, dan Botin Leobele.
  3. Daerah dengan kemiringan lereng 30-45%, yaitu daerah yang bergelombang dan berbukit terdapat sedikit di Kecamatan Malaka Timur.[8]

Geologi

Jenis tanah di Kabupaten Malaka didominasi oleh aluvial, latosol, dan Renzina. Jenis tanah aluvial seluas 46.828,74 Ha, sebagian besar tersebar di Kecamatan Malaka Barat, Wewiku, Malaka Tengah, Kobalima, dan Kobalima Timur. Jenis tanah latosol seluas 39.194,82 Ha sebagian besar tersebar di Kecamatan Rinhat, Sasitamean, Laenmanen, Malaka Timur, dan Botin Leobele. Sementara jenis tanah renzina seluas 21.829,18 Ha sebagian besar tersebar di Kecamatan Weliman, Malaka Tengah, dan Io Kufeu. Selain ketiga jenis tanah tersebut, di Kabupaten Malaka terdapat pula jenis tanah grumosol dan mediteran, meskipun luasannya hanya sedikit. Jenis tanah Grumosol terdapat di Kecamatan Laenmanen seluas 209.82 Ha, sementara Jenis tanah Mediteran terdapat di Kecamatan Io Kufeu dan Rinhat seluas 1.690,66 Ha.[8]

Hidrologi

Hidrologi terdiri atas ketersediaan air hujan, ketersediaan air sungai, ketersediaan mata air, ketersediaan tampungan air. Air hujan juga biasa digunakan masyarakat Malaka apabila kekurangan air, tetapi penggunaan air hujan sekarang sudah jarang digunakan apalagi frekuensi hujan yang turun juga sangat jarang sehingga penggunaan air hujan hanya di lakukan oleh beberapa orang saja. Selain itu, penggunaan air hujan juga sering digunakan untuk menyiram tanaman dan lain-lain. Penggunaan air hujan hanya terdapat di desa-desa terpencil yang kekurangan air sedangkan untuk di kota-kota besar tidak terdapat penggunaan air hujan.

Aliran sungai yang besar biasanya mengalir sepanjang tahun, tetapi ada juga sungai yang kering pada musim kemarau. Hal ini terjadi karena fluktuasi curah hujan yang sangat kontras antarbulan dan dipengaruhi juga oleh kondisi geologi serta morfologi suatu wilayah.

Sungai-sungai di wilayah Kabupaten Malaka sudah mulai banyak digunakan untuk irigasi, tetapi beberapa di antaranya masih bersifat irigasi non-teknis. Saat ini, telah dibangun irigasi teknis (sistem irigasi Malaka) mulai dari jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder sampai jaringan irigasi tersier yang memanfaatkan air dari Bendungan Benenai (sungai Benenain di Kecamatan Malaka Barat) yang mampu mengairi daerah irigasi seluas 10.000 Ha, bahkan sampai 15.000 Ha mencakup wilayah pelayanan Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Malaka Tengah, dan Kecamatan Kobalima.

Selain sungai, di Kabupaten Malaka juga terdapat mata air yang biasa digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, sehingga sangat penting sehingga pemanfaatan sumber mata air yang ada di Kabupaten Malaka perlu dioptimalkan.[8]

Iklim

Wilayah Kabupaten Malaka memiliki temperatur rata-rata 24-34 °C dan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±70%. Wilayah kabupaten ini beriklim tropis yang bertipe iklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Kabupaten Malaka berlangsung dari bulan JuniNovember dengan bulan terkering adalah Agustus. Musim penghujan di Kabupaten Malaka berlangsung pada periode bulan Desember hingga bulan April.

Curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 800–1600 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80 hingga 120 hari hujan per tahun. Kondisi curah hujan di Kabupaten Malaka bervariasi antara 14–252 mm/bulan. Curah hujan yang cukup rendah (16–68 mm/bulan) mendominasi wilayah bagian timur sedangkan curah hujan yang cukup tinggi (120–172 mm/bulan) terdapat di sebagian besar wilayah utara. Kabupaten Malaka dilintasi oleh sungai terbesar di pulau Timor bagian barat yaitu Sungai Benanain. Di pesisirnya terdapat wilayah hutan bakau seluas ±1.830 Hektar yang dijadikan kawasan Cagar Alam Maubesi.[9]

Data iklim Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.2
(86.4)
30.1
(86.2)
30.5
(86.9)
31.2
(88.2)
31
(88)
30.2
(86.4)
29.6
(85.3)
30.1
(86.2)
30.7
(87.3)
31.3
(88.3)
31.8
(89.2)
30.9
(87.6)
30.63
(87.17)
Rata-rata harian °C (°F) 27.4
(81.3)
27.6
(81.7)
27.1
(80.8)
27.3
(81.1)
26.9
(80.4)
25.9
(78.6)
25.1
(77.2)
25.4
(77.7)
26.4
(79.5)
27.9
(82.2)
28.2
(82.8)
27.8
(82)
26.92
(80.44)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.5
(76.1)
24.1
(75.4)
23.6
(74.5)
23.3
(73.9)
22.6
(72.7)
21.7
(71.1)
20.5
(68.9)
20.7
(69.3)
22.3
(72.1)
23.7
(74.7)
24.6
(76.3)
24.9
(76.8)
23.04
(73.48)
Curah hujan mm (inci) 292
(11.5)
252
(9.92)
211
(8.31)
165
(6.5)
160
(6.3)
101
(3.98)
53
(2.09)
16
(0.63)
15
(0.59)
32
(1.26)
96
(3.78)
252
(9.92)
1.645
(64,78)
Rata-rata hari hujan 13 11 11 9 8 7 4 1 1 2 5 12 84
% kelembapan 79 77 76 73 71 69 67 64 63 65 68 75 70.6
Rata-rata sinar matahari bulanan 184 196 203 262 274 299 304 305 307 281 239 220 3.074
Sumber #1: Climate-Data.org[10] & BMKG[11]
Sumber #2: Weatherbase[12]

Pemerintahan

Daftar Bupati

No. Potret Nama Mulai Menjabat Selesai Menjabat Prd. Wakil Bupati Ket.
sehubungan dengan belum berlangsungnya pemilihan bupati, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Prov. NTT, Herman Nai Ulu diangkat menjadi Penjabat Bupati (23 April 2013−23 April 2015)
sehubungan dengan belum berlangsungnya pemilihan bupati, Sekretaris Daerah Kab. Malaka, Donatus Bere diangkat menjadi Penjabat Bupati (23 April 2015−16 Februari 2016)
1 dr.
Stefanus Bria Seran,
M.P.H.
(l. 1952)
17 Februari 2016 17 Februari 2021 I Drs.
Daniel Asa
(sampai 2017)[13]
Lowong
(sejak 2017)
selama masa peralihan ini, Sekretaris Daerah Kab. Malaka, Donatus Bere diangkat menjadi Pelaksana Harian Bupati (17 Februari 2021−26 Maret 2021)
selama masa peralihan ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTT, Viktorius Manek, ditunjuk menjadi Penjabat Bupati (26 Maret 2021−26 April 2021)
2 Dr.
Simon Nahak
(l. 1964)
26 April 2021 petahana II Louise Lucky Taolin,
S.Sos.
[14]

Legenda


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Malaka dalam dua periode terakhir.[15][16]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 3 Steady 3
Gerindra 3 Steady 3
PDI-P 3 Steady 3
Golkar 4 Kenaikan 8
NasDem 2 Kenaikan 3
Perindo (baru) 1
PPP 1 Penurunan 0
PSI (baru) 1
PAN 3 Penurunan 0
Hanura 3 Penurunan 1
Demokrat 2 Steady 2
PKPI 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 25 Steady 25
Jumlah Partai 10 Penurunan 9

Kecamatan

Kabupaten Malaka terdiri dari 12 Kecamatan dan 127 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 190.561 jiwa dengan luas wilayah 1.160,63 km² dan sebaran penduduk 164 jiwa/km².[17][18]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Malaka, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Desa
Daftar
Desa/Kelurahan
53.21.01 Malaka Tengah 17
53.21.02 Malaka Barat 16
53.21.03 Wewiku 12
53.21.04 Weliman 14
53.21.05 Rinhat 20
53.21.06 Io Kufeu 7
53.21.07 Sasitamean 9
53.21.08 Laenmanen 9
53.21.09 Malaka Timur 6
53.21.10 Kobalima Timur 4
53.21.11 Kobalima 8
53.21.12 Botin Leobele 5
TOTAL 127

Pariwisata

Wisata Alam

Sedikitnya ada 8 pantai yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Malaka sebagai destinasi wisata unggulan yaitu Pantai Motadikin, Wemasa, Lo'odik, Raihenek, Taberek, Pantai Komu, Kletek dan Pantai Abudenok.[19] selain itu juga terdapat wisata alam lainnnya seperti Danau Mantasi, Danau Nanebot, Gua Maria, Gua Kelelawar, Mata Air Weliman, Mata Air Wematan Maromak Oan Laran, Bendung Sungai Benanain, serta penangkaran rusa.

Wisata Budaya

Banyak ragam upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Malaka yang sebagian besar berasal dari Suku Tetun. Salah satunya adalah Hamis Batar no Hatama Mamaik yang merupakan upacara adat sebagai tanda syukur dimulainya musim panen jagung. Selain itu rumah serta perkampungan adat khas juga masih bisa dapat dijumpai, diantaranya perkampungan adat Tuaninu Taisuni, Wekumu dan rumah adat Loro Dirma di Kecamatan Malaka Timur, serta perkampungan adar Kamanasa di Kecamatan Malaka Tengah.

Cagar Alam Maubesi

Merupakan sebuah cagar alam hutan bakau yang berada di pesisir Kecamatan Kobalima hingga Kecamatan Malaka Tengah. Kawasan seluas sekitar 1.830 hektar ini memiliki ragam flora dan fauna teruma khas pesisir dan lahan basah. Selain tanaman bakau juga terdapat tanaman teruntun, api-api, paku laut, kesambi dan lainnya. Faunanya antara lain Kuntul, Monyet kra, Ayam hutan, Elang laut, berbagai jenis penyu hingga Buaya muara.[20]

Demografi

Agama

Agama di Kabupaten Malaka (2019)[2]
Agama persen
Katolik
  
89,61%
Protestan
  
9,25%
Islam
  
0,99%
Hindu
  
0,15%

Mayoritas penduduk Kabupaten Malaka menganut agama Kristen dengan persentase hampir 98% yang detailnya adalah penganut agama Katolik dengan angka lebih dari 85%, kemudian disusul dengan pelbagai denominasi gereja Protestan sebesar 9%. Lalu disusul oleh agama Islam sebesar 0.99% dan agama Hindu sebesar 0.15%.

Sejarah

Pada tanggal 9 Januari 2018 Presiden Joko Widodo meresmikan proyek infrastruktur Bendungan Raknamo yang berada di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, serta dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yaitu PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara dan PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka.[21]

Referensi

  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 November 2024. 
  2. ^ a b c "Kabupaten Malaka Dalam Angka 2020" (pdf). www.malakakab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-02. Diakses tanggal 22 September 2020. 
  3. ^ "Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2017" (PDF). BPS Nusa Tenggara Timur. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-09-18. Diakses tanggal 2 Desember 2017. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.ntt.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2024. 
  5. ^ a b "Postur APBD Kabupaten Malaka Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 9 November 2024. 
  6. ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 9 November 2024. 
  7. ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi NTT". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. 43. Diakses tanggal 9 November 2024. 
  8. ^ a b c d "Profil Kabupaten Malaka" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 2020-09-12. 
  9. ^ "Profil Cagar Alam Maubesi Malaka". Cagar Alam Maubesi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-09. Diakses tanggal 9 Juli 2018. 
  10. ^ "Angkaes, Nusa Tenggara Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 31 Oktober 2020. 
  11. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 79 & 144. Diakses tanggal 10 September 2024. 
  12. ^ "Betun, Indonesia". Weatherbase.com. Diakses tanggal 31 Oktober 2020. 
  13. ^ Wakil Bupati Malaka Meninggal Dunia September 2017
  14. ^ Nusantara, Solusi Sistem. "DPRD Malaka Sahkan Bupati-Wakil Bupati Terpilih | Politik". www.gatra.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-01. 
  15. ^ Kabupaten Malaka Dalam Angka 2017
  16. ^ Perolehan Kursi DPRD Malaka 2019-2024
  17. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  18. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  19. ^ "8 Wisata Pantai Jadi Unggulan Kabupaten Malaka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-08. Diakses tanggal 2018-08-08. 
  20. ^ "Profil Cagar Alam Hutan Mangrove Maubesi Kabupaten Malaka (BBKSDA-NTT)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-08. Diakses tanggal 2018-08-08. 
  21. ^ Resmikan Bendungan Raknamo Di Kupang NTT - PresidenRI.go.id - 9 Januari 2018

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya