Hubungan Belgia dengan Indonesia
Hubungan Belgia dan Indonesia terjalin sejak tahun 1949. Belgia memiliki kedutaan di Jakarta dan konsulat kehormatan di Surabaya,[1] dan Indonesia memiliki kedutaan di Brussels, yang diakui juga untuk Luxembourg dan Uni Eropa. SejarahHubungan dimulai pada tahun 1947 dengan keterlibatan Belgia dalam Komisi Tiga Negara, bersama dengan Australia dan Amerika Serikat, untuk menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda mengenai kedaulatan Indonesia. Kemudian, Belgia adalah salah satu negara Eropa pertama yang mengakui Indonesia pada tahun 1949. Pada Desember 1949 Indonesia mendirikan perwakilan untuk Kerajaan Belgia.[2] Pada tahun 1963, kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral dari tingkat perwakilan ke tingkat kedutaan. Misi Republik Indonesia untuk Masyarakat Eropa didirikan pada 18 Agustus 1990 di Brussels.[3] Pada tahun 2005 menyusul tsunami Samudra Hindia, Belgia berpartisipasi dalam Misi Pemantauan Aceh untuk mengawasi pelaksanaan Perjanjian Damai Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka.[3] Pada November 2008, Pangeran Phillipe dari Belgia mengunjungi Indonesia untuk meningkatkan berbagai kerjasama dengan Indonesia. Perdagangan dan investasiPada tahun 2008, nilai perdagangan total Belgia-Indonesia adalah 1,28 miliar Euro. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Belgia adalah kayu dan produk furnitur, alas kaki, pakaian, tekstil, kulit, mutiara, produk perikanan, tembakau dan peralatan mesin. Investasi Belgia ke Indonesia pada tahun 2008 adalah 16,6 juta Euro dalam 2 proyek. Pada periode antara 1990 dan 2007, total investasi Belgia ke Indonesia senilai 263 juta Euro dalam 49 proyek, terkonsentrasi di sektor perkebunan, ubin dan kaca, baja, farmasi, garmen dan tekstil.[2] Budaya dan pariwisataBelgia adalah satu-satunya negara di Eropa yang memiliki Taman Bertema Indonesia, “The Kingdom of Ganesha”, pertama kali dibuka pada 20 Mei 2009 oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia Jero Wacik.[4][5] Taman yang menempati lahan seluas 6,2 hektar adalah Taman Indonesia pertama di Eropa, terletak di Pairi Daiza Conservation Park, Brugelette, Belgia. Koleksinya meliputi Pura Agung Shanti Buwana, rumah tradisional Nusa Tenggara Timur dan Toraja, serta replika miniatur candi Borobudur dan Prambanan. Pada Agustus 2009 pemerintah Indonesia mengirim sepasang gajah Sumatra ke Belgia untuk memeriahkan Taman Indonesia.[6] Menurut Duta Besar Indonesia untuk Belgia Nadjib Riphat Kesoema, gajah-gajah itu adalah hadiah khusus untuk memperingati hubungan diplomatik antara Belgia dan Indonesia yang telah berlangsung selama 60 tahun. Ini adalah program pinjaman pembiakan hewan langka pertama yang pernah dimiliki Indonesia di Eropa.[7] Untuk memperingati 65 tahun hubungan Indonesia-Belgia, dua prangko yang menggambarkan karakter kartun Tintin di Pulau Komodo and Kemayoran (Jakarta), diluncurkan di Brussels pada September 2014. Prangko-prangko ini menggambarkan adegan Tintin menghabiskan waktu di Indonesia yang diambil dari volume Penerbangan 714 ke Sydney dari komik Petualangan Tintin.[8] Lihat pulaReferensi
Pranala luar |