Hasyim Muzadi

Hasyim Muzadi
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden
Masa jabatan
19 Januari 2015 – 16 Maret 2017
PresidenJoko Widodo
Ketua DewanSri Adiningsih
Pengganti
Agum Gumelar
Sebelum
Ketua Umum Tanfidziyah PBNU ke-4
Masa jabatan
1999–2010
Informasi pribadi
Lahir(1944-08-08)8 Agustus 1944
Bangilan, Tuban, Jawa Timur, Wilayah Kolonial Jepang
Meninggal16 Maret 2017(2017-03-16) (umur 72)
Malang, Jawa Timur
KebangsaanIndonesia
Suami/istriHj. Muthamimah
AlmamaterInstitut Agama Islam Negeri Malang
PekerjaanUlama
Penghargaan sipil Bintang Mahaputera Adipradana[1][2]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

K. H. Ahmad Hasyim Muzadi (8 Agustus 1944 – 16 Maret 2017) adalah seorang tokoh Islam Indonesia dan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2000-2010 dan juga sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.[3] Ia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, sebelumnya dia sempat mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor (1956-1962).

Kehidupan awal

Muzadi menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950, melanjutkan pendidikan di Pondok Modern Gontor Ponorogo, ia lalu menuntaskan pendidikan tingginya di Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada tahun 1969.

Hasyim Muzadi pernah menjabat sebagai Ketua I Pengurus Cabang PMII Kota Malang pada tahun 1968. Kemudian menjabat pula di kepengurusan PB PMII pada tahun 1970-an.[4] Lalu kiprah organisasinya mulai dikenal oleh khalayak ramai ketika pada tahun 1992 ia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang terbukti mampu menjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.

Karier politik

Foto saat menjadi Calon Wakil Presiden Indonesia 2004-2009

Muzadi telah disebut-sebut sebagai pendamping Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden Indonesia seawal November 2003. Ia resmi maju bersama Megawati pada 6 Mei 2004.[5] Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004, Megawati dan Muzadi meraih 26.2% suara di putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua.

Kematian

K.H. Hasyim Muzadi meninggal pada 16 Maret 2017 di Malang, Jawa Timur pada pukul 06.15 WIB.[6][7]

Karya tulis

  1. Membangun NU Pasca Gus Dur, Grasindo, Jakarta, 1999.
  2. NU di Tengah Agenda Persoalan Bangsa, Logo, Jakarta, 1999.
  3. Menyembuhkan Luka NU, Jakarta, Logos, 2002.

Referensi

  1. ^ "Termasuk Hasyim Muzadi, Presiden Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan Kepada 8 Tokoh". 15 Agusutus 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 24 Oktober 2019. 
  2. ^ "Mendiang Hasyim Muzadi Dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana". 15 Agusutus 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-24. Diakses tanggal 24 Oktober 2019. 
  3. ^ Setyawan, Feri Agus (26 Januari 2015). "Anggota Wantimpres KH Hasyim Muzadi Sambangi KPK". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-28. Diakses tanggal 29 Juni 2015. 
  4. ^ "Press Release PC PMII Kota Malang tentang Klaim Oknum Kader HMI atas Status KH. Hasyim Muzadi | PMII Kota Malang". pmiikotamalang.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-17. Diakses tanggal 2022-08-17. 
  5. ^ "Megawati Memilih Hasyim Muzadi Sebagai Calon Wakil Presiden" (dalam bahasa Indonesian). Voice of America. 6 May 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-27. Diakses tanggal 28 June 2009. 
  6. ^ "KH Hasyim Muzadi Meninggal Dunia". detikcom. 16 Maret 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-25. Diakses tanggal 16 Maret 2017. 
  7. ^ "KH Hasyim Muzadi Meninggal Dunia". Kumparan. 16 Maret 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-13. Diakses tanggal 16 Maret 2017. 

Pranala luar

Jabatan organisasi Islam
Didahului oleh:
Abdurrahman Wahid
Ketua Umum Tanfidziyah PBNU
1999–2010
Diteruskan oleh:
Said Aqil Siradj


Kembali kehalaman sebelumnya