Islam di Daerah Khusus Ibukota JakartaIslam di Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk provinsi ini. Sensus BPS tahun 2010 menyebutkan 85,36% atau sebanyak 8.200.796 jiwa penduduk Jakarta menganut agama Islam.[1] Sejarah masuknya IslamIslam berkembang di Jakarta sekitar awal abad ke-15, yaitu saat wilayah ini masih bernama Sunda Kelapa dan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran. Menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi, penyebar agama Islam pertama di wilayah ini adalah Syekh Hasanuddin (Syekh Quro) yang datang dari Champa. Ia menikah dengan penduduk setempat dan mendirikan pondok pesantren Quro pada tahun 1428 di Tanjungpura, Karawang.[2][3] Selanjutnya penyebaran juga dilakukan oleh para menak Pajajaran yang telah memeluk Islam, serta para pendatang baik dari wilayah Nusantara lainnya maupun para pedagang muslim asal Cina, Gujarat, atau Arab.[2] Menurut penulis sejarah Jakarta Adolf Heuken, masjid tertua di Jakarta yang saat ini masih berdiri ialah Masjid Al-Anshor yang terletak di Jl. Pengukiran II, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat[4] Masjid ini dibangun pada pertengahan abad ke-17 oleh komunitas Khoja, yaitu para pedagang muslim India. DemografiTempat ibadahMenurut BPS 2020, terdapat 3.087 masjid dan 3.214 mushola di Provinsi DKI Jakarta. Berikut merupakan jumlah tempat ibadah Muslim per kotamadya di provinsi tersebut[5].
Distribusi geografiBerikut merupakan sebaran umat Islam per kotamadya di DKI Jakarta.
Referensi
|