Idrus Ramli
K.H. Muhammad Idrus Ramli (lahir 1 Juli 1975) adalah seorang ulama dan dai berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal dengan beberapa bantahannya terhadap paham yang berseberangan dengan Sunni tradisional (Aswaja) seperti Wahhabiyah, Syiah, dan Liberalisme. Pendidikan dan kiprahMuhammad Idrus Ramli lahir di Gugut, Jember pada 1 Juli 1975. Pendidikan agama pertama diperoleh di Pondok Pesantren Nashirul Ulum sampai 1986. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri sampai tingkat aliyah. Pada 1994, Idrus mulai mengajar di beberapa pesantren di Jember, Sampang, dan Amuntai.[1] Sejak masih menjadi santri, Idrus sudah aktif dalam Lembaga Bahtsul Masa'il Nahdlatul Ulama di Pasuruan dan Jember. Pada 2004-2009, Idrus menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Jember 2004-2009.[1] Ia juga memangku jabatan di Aswaja NU Center Jawa Timur dan mengisi beberapa acara dan tulisan di media tentang ajaran Sunni tradisional.[2][3] Ia juga terlibat dalam beberapa perdebatan dengan tokoh-tokoh Wahhabi dan Syiah.[4] K.H. Idrus Ramli dikenal sebagai salah satu ulama faksi konservatif dalam tubuh Nahdlatul Ulama. Pada 2009, ia bersama Forum Kiai Muda Jawa Timur mengkritik beberapa pemikiran K.H. Said Aqil Siradj dan Ulil Abshar Abdalla yang dianggap sudah melenceng dari ajaran Aswaja.[4] Pada 2015, bertepatan dengan Muktamar NU ke-33 di Jombang, ia maju sebagai calon Ketua Umum Tanfiziyah PBNU, namun gagal memperoleh suara terbanyak.[5] Karya tulisBerikut beberapa tulisan K.H. Muhammad Idrus Ramli.[1]
Catatan kakiRujukan
Daftar pustaka
|