Syafiq Riza Basalamah
Syafiq Riza Hasan Basalamah (lahir 15 Desember 1977) adalah seorang ustadz Salafi, dosen, dan penulis yang berasal dari Jember. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad.[1] Ia dikenal dari banyak video ceramah-ceramah di media sosialnya.[2] Lulusan Universitas Islam Madinah ini meraih predikat cum laude sejak sarjana hingga doktoral. Riwayat HidupSilsilah dan kehidupan awalBernama lengkap Syafiq Riza bin Hasan bin Abdul Qadir bin Salim bin Zaid Basalamah, ia dilahirkan di Jember pada 15 Desember 1977.[1] Basalamah adalah salah satu marga Arab Hadramaut, Yaman.[3] Ia mengaku bahwa kakek buyutnya, Salim bin Zaid Basalamah berhijrah dari Yaman menuju Hindia Belanda sebelum 1900-an. Kapal yang ditumpangi Salim berlabuh di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat. Di Padang, Salim menikahi seorang wanita Minangkabau serta sempat bekerja di pelabuhan dan menjadi guru mengaji. Salim bin Zaid Basalamah wafat dan dikuburkan di Padang, tetapi tidak diketahui lagi lokasinya. Sepeninggal Salim, anak-anaknya pindah ke Batavia (kini Jakarta). Menurut ayah Syafiq, kakek Syafiq dan saudara-saudara kakeknya masih bisa berbahasa Minang, diketahui dari panggilan ammi (bahasa Indonesia: paman) Padang.[4] PendidikanSyafiq mengenyam pendidikan di Pesantren Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bondowoso. Dia lulus dari madrasah tsanawiyah pada 1993 dan madrasah aliyah di pesantren itu pada 1996. Setelah lulus sekolah, ia mengambil program Diploma 1 (D1) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan lulus pada 1998.[5] Sesudah lulus dari LIPIA, Syafiq diterima masuk Universitas Islam Madinah. Ia terlebih dahulu mengikuti Program Bahasa (Syu'batul Lughah) di universitas itu dan tamat 1999. Kemudian, ia lulus menempuh studi sarjana (S1) pada 2003, magister (S2) pada 2007, dan doktoral (S3) pada 2013 di Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah dengan semuanya meraih predikat cum laude.[5] Disertasinya berjudul Peran Lembaga dan Organisasi Islam dalam Membendung Kristenisasi di Indonesia (bahasa Arab: Juhuudu Al Muassasaat wal Hai’aat Al Islaamiyyah Fi Indonesia Fi At Tashoddi Li At Tanshiir). Ia berhasil mempertahankan disertasi di depan tim penguji beranggotakan Syekh Prof. Dr. Ali bin Ibrahim An-Namlah, Syekh Prof. Dr. Ghozi bin Ghozi Al-Mutthoiri, dan Syekh Dr. Fuad Abduh al-Ba'daani.[6] Karier akademisiMenurut data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (PDDikti Kemdikbudristek), Syafiq tercatat aktif sebagai dosen tetap pada program studi Ahwal Al-Syakhshiyyah di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember sejak 2016. Ia mengampu beberapa mata kuliah di antaranya metode dakwah, akhlak islamiyah, sirah nabawiyah, dan lain-lain.[5][7] KontroversiDalam sebuah potongan video ceramah yang diunggah melalui saluran terverifikasi YouTube Yufid.TV pada 2016, Syafiq menyerukan untuk mendoakan pemimpin karena berpahala dan menjauhi mencela dan menjelek-jelekkan pemimpin.[8] Namun, sejumlah akun tidak resmi pada 2018 menunggah kembali video itu dan mengganti judul video tersebut menjadi #2019GantiPresiden?? [Jangan Mencela Pemerintah] ▪ [Ustadz Syafiq Reza Basalamah].[9] Video dengan judul terpolitisasi itu digunakan oleh pendukung calon presiden petahana Joko Widodo untuk melawan Prabowo Subianto. Namun, pada Ramadan 1442 Hijriyah atau 2021, Komisaris Independen PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kristia Budiyarto (Dede), seorang pendukung garis keras Joko Widodo, membatalkan kajian Syafiq yang diundang oleh Badan Kerohanian Islam (Bakis) Pelni. Pembatalan dilakukan secara sepihak tanpa izin direksi. Alasan Dede membatalkan kajian karena Syafiq bersama ustaz-ustaz lainnya seperti Firanda Andirja, Khalid Basalamah, Rizal Yuliar Putrananda, dan Subhan Bawazier dituding termasuk penceramah dan pendakwah radikal .[10] Karya tulis
Lihat pulaRujukan
Pranala luar |