Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7.5 Mw[7][11] diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu[12] dengan kedalaman 20 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Pasangkayu bahkan hingga Kota Gorontalo, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu.[13][14] Total korban meninggal akibat gempa bumi dan tsunami sekitar 4,340 orang. Menjadikan salah satu gempa bumi paling mematikan yang pernah melanda Indonesia sejak Gempa bumi Yogyakarta 2006, serta bencana alam paling mematikan secara global pada tahun 2018, dua bulan setelah Gempa bumi Lombok pada bulan Agustus. BMKG mengkonfirmasi bahwa tsunami dengan ketinggian mencapai maksimum 4 hingga 7 meter (13 hingga 23 kaki), melanda pemukiman di Kota Palu, Donggala, dan Mamuju. Gempa tersebut menyebabkan pencairan tanah besar-besaran di wilayah Kota Palu dan sekitarnya.[15] Di dua lokasi, hal ini menyebabkan semburan lumpur yang menyebabkan banyak bangunan terendam dan menyebabkan ratusan korban jiwa dan banyak lagi yang hilang. Pencairan tanah tersebut dianggap yang terbesar di dunia dan dianggap langka.[16] Latar belakang tektonikPulau Sulawesi terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, zona kegempaan yang dikenal tinggi di dunia. Sulawesi Tengah terletak pada tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Sunda, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Laut Banda. Sesar Palu-Koro menjadi penyebab utama gempa bumi 28 September 2018. Beberapa gempa bumi besar telah dikaitkan dengan pergerakan patahan ini sejak tahun 1900 dan tiga peristiwa besar dalam 2.000 tahun terakhir telah disimpulkan dari studi zona patahan tersebut. Pada tahun 2017, sebuah penelitian mengakui patahan ini mewakili risiko seismik terbesar di Indonesia bagian timur.[17] Sesar Palu Koro merupakan salah satu peristiwa tektonik atau pergeseran lapisan kulit bumi karena terlepasnya energi di zona penunjaman. Sesar Palu Koro terbentuk akibat tekanan yang timbul dari benturan benua kecil (mikrokontinen) Banggai-Sula yang merangsek ke arah barat di mana Pulau Sulawesi berada. Peristiwa benturan benua kecil ini diperkirakan terjadi pada 5-0 juta tahun yang lalu. Guncangan gempa bumiGempa utamaPusat gempa bumi (episentrum) berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan cukup kuat di sebagian besar provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan sebagian Kalimantan Timur[18] serta Sulawesi Selatan,[19] Gorontalo, dan Sulawesi Utara.[20] Di Makassar misalnya, getaran sempat dirasakan beberapa detik. Di Menara Bosowa, karyawan berlarian meninggalkan gedung. Di Palopo, Sulawesi Selatan, guncangan membuat warga berlarian meninggalkan rumah. Di Samarinda, gempa turut dirasakan sampai warga keluar berhamburan dari gedung dan pusat perbelanjaan.[21] Di Balikpapan, guncangan gempa turut dirasakan di rusunawa, dan hotel.[22] Secara umum gempa dirasakan berintensitas kuat selama 2-10 detik. Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposenttrum gempa bumi, tampak bahwa gempa bumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas di zona sesar Palu Koro. Sesar ini merupakan sesar yang teraktif di Sulawesi, dan bisa pula disenut paling aktif di Indonesia dengan pergerakan 7 cm pertahun. Sesar yang diteliti di LIPI baru sampai sesar darat. Sedangkan sesar di laut sama sekali nihil dari penelitian.[23] Menurut Sutopo Purwo Nugroho, gempa bumi yang terjadi "merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Palu Koro, yang dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar mengiri (strike-slip sinistral)".[24] Sehubungan gempa ini, Wahyu W. Pandoes dari pihak BPPT menyatakan bahwa gempa ini berkekuatan 2,5 × 1020 Nm atau setara 3 × 106 ton TNT. Ini serupa 200 kali bom Hiroshima.[25] IntensitasGempa dirasakan di wilayah yang luas. Guncangan terkuat MMI X (Ekstrem) dirasakan di beberapa wilayah Kota Palu. Di wilayah lain kota, intensitas Mercalli dinilai VII (Sangat kuat), berdasarkan kerusakan pada bangunan satu dan dua lantai. Bangunan empat lantai seperti hotel dan pusat perbelanjaan mengalami kerusakan sedang hingga berat dan intensitasnya ditetapkan MMI VIII (Parah). Kerusakan berat pada Jembatan Palu IV dengan skala MMI IX (Hebat), gempa dirasakan sedang hingga ringan, sejauh Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan. Pencairan tanahAkibat guncangan gempa bumi, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi muncul gejala pencairan tanah (likuefaksi tanah) yang memakan banyak korban jiwa dan material.[27] Dua tempat yang paling nyata mengalami bencana ini adalah Kelurahan Petobo dan Perumnas Balaroa di Kota Palu.[28] Balaroa ini terletak di tengah-tengah sesar Palu-Koro. Saat terjadinya likuefaksi, terjadi kenaikan dan penurunan muka tanah. Beberapa bagian amblas 5 meter, dan beberapa bagian naik sampai 2 meter.[29] Di Petobo, ratusan rumah tertimbun lumpur hitam dengan tinggi 3-5 meter. Terjadi setelah gempa, tanah di daerah itu dengan lekas berubah jadi lumpur yang dengan segera menyeret bangunan-bangunan di atasnya. Di Balaroa, rumah amblas, bagai terisap ke tanah.[12] Adrin Tohari, peneliti LIPI, ada menyebut bahwa di bagian tengah zona Sesar Palu-Koro, tersusun endapan sedimen yang berumur muda, dan belum lagi terkonsolidasi/mengalami pemadatan. Karenanya ia rentan mengalami likuefaksi jika ada gempa besar.[12] Laporan dan rekaman likuefaksi juga muncul dari perbatasan Kabupaten Sigi dengan Kota Palu.[30] Lumpur muncul dari bawah permukaan tanah dan menggeser tanah hingga puluhan meter dan akhirnya menenggelamkan bangunan dan korban hidup-hidup. Menurut data, likuefaksi yang terjadi di Perumnas Balaroa menenggelamkan sekitar 1.747 unit rumah; sementara di Kelurahan Petobo sekitar 744 unit rumah tenggelam. Jumlah korban jiwa belum dapat dikumpulkan hingga 2 Oktober 2018.[28] Sebagai akibat dari likuefaksi ini, sampai 3 Oktober, tim SAR menemukan korban di Perumnas Balaroa 48 orang meninggal dunia, dan di Petobo 36 orang, juga meninggal dunia. Di Jono Oge, Kabupaten Sigi, mencapai 202 hektar, 36 bangunan rusak, dan 168 lain juga kemungkinan rusak. Di Petobo, Palu, luasan mencapai 180 hektar, bangunan rusak 2.050, dan bangunan mungkin rusak 168. Di Petobo, tujuh alat berat dikerahkan. Di wilayah Balaroa luasan mencapai 47,8 hektar, menyebabkan 1.045 bangunan rusak, lima alat berat dikerahkan.[29] Di luar Petobo dan Balaroa, terjadi pula kerusakan parah di Desa Tosale, Desa Towale, dan Desa Loli, Kabupaten Donggala.[29] Adapun dalam bidang infrastruktur, daerah Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, ada Jalur Palu-Napu yang jadi akses untuk ke Poso, terutama lembah Napu. Terlihat, jalan aspal terbuka menganga, didapati kebun jagung dan kelapa terseret ke kampung itu. Tanah retak, bergelombang. Aspal terperosok hingga kedalaman lebih dari 3 meter. Lahan juga terlihat bergelombang.[31] TsunamiGempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah pesisir pantai Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sebagian pesisir utara Kabupaten Mamuju. Tsunami diprediksi memiliki ketinggian 0,5 – 3 meter dengan waktu tiba di Kota Palu pukul 18.22 WITA. Pukul 18.27 WITA terjadi kenaikan air muka laut 6 cm di pesisir Kabupaten Mamuju.[32] BNPB mengeluarkan asbab daripada terjadinya tsunami ini. Menurut BNPB, tsunami ini sebabnya adalah adanya kelongsoran sedimen dalam laut yang mencapai 200-300 meter. Sutopo Purwo Nugroho, pihak Humas BNPB lebih lanjut menyatakan bahwa sendimen tersebut belum terkonsolidasi dengan kuat sehingga ketika diguncang gempa terjadi longsor. Di lain tempat selain Donggala, adanya gempa lokal yang membuat tsunami tak sebesar di Donggala.[33] Di Teluk Palu yang jaraknya lebih dekat dengan pusat gempa diperkirakan terlebih dahulu mengalami tsunami setinggi 1,5 meter. Pukul 18.37 WITA, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa ini.[34] Fakta terbaru menyebut bahwa titik tertinggi tsunami tercatat 11,3 meter, terjadi di Desa Tondo, Palu Timur, Kota Palu. Sedangkan titik terendah tsunami tercatat 2,2 meter, terjadi di Desa Mapaga, Kabupaten Donggala. Baik di titik tertinggi maupun titik terendah, tsunami menerjang pantai, menghantam permukiman, hingga gedung-gedung dan fasilitas umum.[35] Kompas melaporkan sebuah survei gabungan tim Indonesia-Jepang. Abdul Muhari dari Kementerian KKP dan Fumihiko Imamura dari Universitas Tohoku menyebut landaan tsunami (inundation distance) hanyalah 200-300 meter dari bibir pantai, dan tinggi tsunami di darat (inundation depth) hanya 2-5 meter. Karakter ini menunjukkan bahwa tsunami ini bergelombang pendek. Ini berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh hasil pernyataan BMKG, bahwa tsunami di Palu mencapai 6-7 meter, dan bahkan ada yang menyebut bahwa sampai 11,31 meter. Data juga mengonfirmasi, bahwa tsunami terjadi kurang sebelum 10 menit.[36] Selain itu pula, survei mengonfirmasi bahwa tsunami terjadi setelah adanya longsoran bawah laut pasca gempa. Melihat keberulangan tsunami yang rata-rata terjadi 30 tahun sekali, maka hasil survei ini pula merekomendasikan agar pesisir Palu jadi ruang terbuka saja, tidak tempat hunian. Survei ini melibatkan Kapal Baruna Jaya BPPT, dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut. Diharapkan, hasil survei berguna untuk pembelajaran dan pembangunan kembali Kota Palu.[36] Dampak dan korban
Pada awalnya, 1 orang tewas dan 10 orang luka-luka dikabarkan akibat gempa pertama berkekuatan 6,0 Mw pukul 15.00 WITA.[37] Namun begitu, angka begitu cepat meningkat, sampai diketahuilah jumlah korban telah sampai 420 orang meninggal.[38] Pada Selasa 2 Oktober, Sutopo mengabarkan bahwa, korban meninggal telah mencapai 1.234 orang. Adapun jumlah orang tertimbun yang dilaporkan masyarakat telah mencapai 152 orang.[39] Orang yang terluka dibawa ke rumah sakit untuk cepat mendapatkan perawatan. Korban yang tewas maupun yang terluka, merupakan korban tertimpa bangunan yang roboh. BPBD Kabupaten Donggala juga menyatakan bahwa puluhan rumah rusak karena adanya gempa ini.[40] Sementara akibat gempa berkekuatan 7.5 Mw yang disusul Tsunami di Kota Palu hingga Sabtu, 29 September 2018, pukul 15.00 WITA korban tewas mencapai 844 jiwa,[41] lebih dari 500 orang luka berat, 29 orang hilang[42] dan sebanyak 65.733 rumah rusak menurut Kapendam Kodam XIII Merdeka Kolonel (Inf) M Thohir.[43] Dari antara orang-orang yang hilang itu, satu keluarga yang terdiri dari 5 orang hilang di tengah tsunami di Pantai Talise.[44] Dari antara 400 lebih orang yang meninggal itu, baru teridentifikasi sebanyak 97 orang. Sejumlah tempat rata dengan tanah. Sepanjang cakrawala, terlihat kayu yang bersepah di mana-mana, pepuingan, dan atap-atap yang terserak. Jalan raya juga terkena longsor akibat gempa ini.[45] Menurut laporan Kompas yang mengutip dari seorang saksi, bahwa banyak sekali mayat yang tewas bergelimpangan di pantai. Dilaporkan bahwa kondisi korban meninggal dunia sangat memprihantinkan. Jenazah dilaporkan bercampur dengan puing-puing material yang beserakan.[46] Seorang warga Korsel dilaporkan hilang dalam bencana ini. Dikabarkan bahwa ia ditelpon pada pukul 16.50, namun telpon itu tidak diangkatnya. Orang Indonesia yang pergi bersamanya juga tak dapat ditelpon.[47] Terakhir, menurut Jakarta post korban tewas mencapai 4,340 orang. Hampir separuh korban jiwa, yakni 2.141 orang, terjadi di Kota Palu yang merupakan wilayah terdampak gempa dan tsunami terparah, sedangkan Kabupaten Sigi sebanyak 289 orang, Kabupaten Donggala 1,703 orang, dan Kabupaten Parigi Moutong 15 orang. Sebanyak 667 orang dinyatakan hilang, sementara 1.016 jenazah lainnya tidak dapat diidentifikasi. Sementara itu, korban yang mengungsi sebanyak 82.775 orang, dan 8.731 orang pengungsi berada di luar Sulawesi.[48] Sebagai akibat dari guncangan gempa ini, Hotel Roa-Roa yang ada di Jalan Pattimura Palu, juga Rumah Sakit Anuntapura di Jalan Kangkung, yang berlantai 4, juga roboh. Mal terbesar di Palu, Mal Tatura, juga roboh. Ada puluhan sampai ratusan orang yang terjebak di dalamnya.[49] Tsunami di Palu sampai membuat KM Sabuk Nusantara terhempas puluhan meter dari Pelabuhan Wani. Pelabuhan itu sendiri rusak pula dermaga dan bangunannya. Pelabuhan Pantoloan rusak paling parah di sana. Quay crane atau keran peti kemas yang biasa digunakan untuk bongkar muat peti kemas juga roboh.[50] Dari sejumlah foto yang beredar, gempa Palu tergolong dahsyat. Kios-kios di pesisir Teluk Palu atau Pantai Talise tersapu gelombang besar. Jembatan Kuning yang merupakan ikon kota Palu turut ambruk.[21] Terlihat di Teluk Talise, reruntuhan jembatan yang memisah antara Palu Barat dan Palu Utara. Selain itu, terlihat juga Masjid Arqam Bab Al Rahman atau Masjid Apung Palu yang roboh masuk ke dalam laut. Terlihat pula reruntuhan menara ATC Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu serta kerusakan di pelabuhan.[51] Sebagai akibat daripada kerusakan pada Bandara Palu pula, bandara ini telah ditutup pada hari Jumat pukul 07.26 malam sampai 7.20 malam.[52] Dilaporkan, Sigi, Parigi Moutong dan Donggala juga terdampak gempa ini. Jaringan air bersih, listrik, dan bahan bakar minyak menjadi sulit diakses.[53] Perhubungan komunikasi antara Donggala dan Palu menjadi sulit diakses akibat tak berfungsinya ratusan BTS tersebut.[54][55] Kemenkominfo menyatakan bahwa dari antara 3007 BTS, ada 431 BTS yang tak berfungsi, yakni 14,31%nya. Ini disebakan oleh karena mereka tidak mendapatkan akses listrik. ada beberapa jaringan telekomunikasi dari Palu ke Santigi, Mamuju, dan Poso terputus akibat gempa bumi berkekutan 7,4 skala richter itu.[56] Menurut sumber Kumparan.com, apa-apa sudah mulai pada susah. BBM ada yang dijual Rp 100 ribu perbotol mineral. Kondisi lalu lintas pun menjadi semrawut, macet pun tak terhindarkan. Mobil dan motor tertahan di jalan raya karena mogok kehabisan bahan bakar. Selain itu, air bersih mulai sulit dicari dan listrikpun padam.[57] Pada Jumat malam, ratusan warga Mamuju telah pergi mengungsi karena khawatir akan datangnya tsunami.[21] Kemudian akibat dari bencana ini, sekitar 16000 korban gempa mengungsi,[58] pada 24 titik di kota Palu.
PendidikanSebagaimana yang diketahui mengenai akibat gempa ini, kehidupan masyarakat terdampak karena adanya gempa ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut bahwa ada 2.736 sekolah di Sulawesi Tengah yang rusak, serta 20.000 guru dan 100.000 pelajar yang terdampak karena bencana gempa dan tsunami ini[59][60] Angka itu merupakan jumlah keseluruhan yang mengalami kerusakan tetapi belum diklasifikasi tingkat keparahannya, mulai dari hancur total hingga rusak ringan. Sigi mencatat jumlah kerusakan tertinggi dibandingkan dengan Palu, Donggala dan Parigi Moutong. Di Balaroa, ada 3 sekolah dasar yang rusak semua. Mendikbud Muhadjir Effendy pada Rabu 3 Oktober 2018, memastikan akan dibangunnya kelas darurat dan pendidikan tak boleh berhenti karena bencana ini. Kegiatan ini dirasa penting untuk menghapus trauma anak-anak. Selain itu, akan diadakan tunjangan khusus untuk para guru. Sekolah darurat akan dibangun sesuai standar UNICEF. Serta pembangunan sekolah permanen, perlu waktu setahun.[61] Pada lain kesempatan, Menteri Muhadjir menyatakan bahwa akan relokasi sekitar 80% sekolah di Palu. Mengingat ada 9 unit sekolah yang amblas, dari mulai TK sampai SMA. Selain itu, ia juga menyatakan pihak Kemendikbud akan mengirimkan berbagai bantuan dan aset pendidikan. Sebab, banyak aset pendidikan seperti komputer hilang pascagempa.[62] Selain itu pula, dari pihak Kemendikbud telah menyediakan 333 unit sekolah darurat dengan 7 ruang. UNICEF juga akan memberi ratusan tenda dan 20 tenda sedang dipersiapkan.[63] Total jumlah peserta didik Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong, dan Palu adalah 256.836. Namun, untuk jumlah keseluruhan peserta didik yang terdampak masih dalam penghitungan. Ada 422 sekolah terdampak berdasarkan data per 6 Oktober 2018 yakni lima sekolah PAUD, 161 SD, 45 SMP, 89 SMA, 74 SMK, dan empat sekolah luar biasa (SLB). Selain itu, 79 guru dan tenaga pendidik terdampak berdasar pada data 8 Oktober 2018, dan 59 siswa terdampak. Yakni 23 siswa meninggal, 35 siswa hilang, dan 1 luka berat.[63] Pasca gempa
Ucapan dukacitaPresiden Joko Widodo, menyampaikan ucapan keduka-citaan akan adanya bencana gempa ini.[67] Laporan mengenai gempa ini telah ia dapatkan dari BNPB, dan Menkopolhukam telah ia instruksikan untuk mengkoordinasi penanganan bencana.[68] Selain itu, Menkopolhukam Wiranto, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, dan Anies Baswedan Gubernur Jakarta juga turut menyampaikan pernyataan belasungkawa terkait bencana gempa ini.[67] Negara tetangga menyampaikan duka akan adanya bencana ini. Presiden Singapura Halimah Yacob dan PM Lee Hsien Loong menyampaikan dukacita. PM Lee juga ada menulis bahwa negerinya siap beri bantuan kemanusiaan untuk bencana yang menimpa Sulawesi ini. Dirinya juga yakin bahwa Indonesia akan segera bangkit dari tragedi ini.[69] Dunia internasional juga sama berduka asbab daripada bencana gempa bumi dan tsunami ini. Antonio Gutterres dari PBB, Tsai Ing-wen dari Taiwan, mendukung adanya penyelamatan dan dukungan bantuan berkenaan dengan tsunami Palu ini. Harian Al-Ahram Mesir juga menyampaikan pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir dukungan agar Indonesia bisa lekas pulih secepatnya dari gempa ini. Sebuah badan amal dari Skotlandia dan yayasan IHH Turki telah mengirim bantuan untuk Indonesia.[70] Situs berita Almowaten juga menyebutkan akan adanya telegram rasa dukacita dan simpati dari Salman bin Abdulaziz al-Saud kepada Presiden Joko Widodo berkenaan guncangan gempa ini. Telegram ini disampaikannya atas nama seluruh rakyat dan pemerintahan Saudi Arabia.[71] BantuanAdapun bantuan sebesar 6-8 ton telah dibagikan oleh pesawat Hercules TNI.[72] Di lain tempat, bantuan gempa disalurkan melalui jalur laut dari Bitung, Sulawesi Utara, dan Samarinda, Kalimantan Timur.[73] Menurut laporan Anadolu Agency Indonesia, sebanyak 32 relawan dengan spesialisasi evakuasi, logistik, pertolongan pertama, perawat, sanitasi air dan kesehatan, posko, dan dapur umum. PMI juga telah mengirimkan logistik darurat berupa 200 selimut, 200 tikar, 500 jeriken, dan 200 sarung dan dana tanggap darurat sebesar Rp100 juta.[74] Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa bantuan mulai dikirim juga dari daerah penyangga seperti Gorontalo dan Makassar. Adapun yang dikirimkan adalah velbed, tenda, kasur dan matras. Selain itu, 6 mobil umum turut dikirim yang dapat memasak 2000 nasi bungkus. Sehingga, dalam 3 kali sehari, dapat dimasak 36.000 buah nasi bungkus.[75] Di luar itu pula, Satgas penanganan bencana mulai dibentuk dengan pimpinan langsung Danrem dan Gubernur Sulawesi Tengah. Di tingkat pusat, satgas itu dikoordinator oleh Menkopolhukam.[76] Di luar bantuan dalam negeri, Joko juga mulai membuka keran bantuan dari luar negeri. Sudah ada 18 negara yang mulai menawarkan diri, termasuk Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Prancis. Menurut Menkopolhukam Wiranto, termasuk negara ASEAN mulai menawarkan diri.[77] Menurut laporan Astro Awani, Wakil Perdana Menteri Malaysia yaitu Datuk Sri Dr Wan Azizah Wan Ismail mengirimkan bantuan sebanyak MYR500.000 dan mengantarkan Pasukan Mencari Dan Menyelamat Khas Malaysia (Smart) ke Sulawesi, guna membantu penyelamatan di Sulawesi.[78][79] Lembaga ARC atau Palang Merah Australia, mulai mengumpulkan bantuan untuk Sulawesi. Tim pakar mulai diterbangkan ke Indonesia. Hal serupa dilakukan Palang Merah Singapura yang telah menyalurkan dana senilai SG$50.000 dan sebuah tim pakar ke Palu.[80] Winston Peters, Menlu dan Wakil PM Selandia Baru menawarkan bantuan, selain Uni Eropa yang memberikan bantuan €1,5 miliar[81] atau 25 miliar Rupiah untuk gempa Palu selain bantuan pemantauan satelit untuk mengetahui kerusakan dan lokalisasi korban.[80] Ini dilakukan setelah Presiden Joko Widodo menugaskan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong, untuk mengorganisir bantuan.[80] Dari Inggris, Ratu mengirimkan pesan kedukacitaan kepada Joko yang terjadi "tiba-tiba saja baru terjadi setelah gempa Lombok (happened so soon after the recent earthquake in Lombok)".[82] Turki, lewat Departemen Luar Negerinya, Turki menyatakan siap memberikan bantuan kepada Indonesia, di mana gempa bumi dan tsunami menyebabkan banyak nyawa hilang.[83] Brunei mendonasikan BN$540.000 (sekitar IDR 5.5 milyar) ke korban gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah sementara BN$272.000 (IDR 2.8 milyar) dari donasi yang ada dikumpulkan ke Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN dalam Penanggulangan Bencana (AHA Centre) untuk pembangunan tempat penampungan sementara bagi penyintas.[84] Bantuan yang diadakan oleh masyarakat, dan organisasi-organisasi amal dalam negeri pun mulai terlihat. Korban gempa Lombok dari Gumantar, Kabupaten Lombok Utara, menyumbangkan uang dari penjualan hasil bumi untuk meringankan derita korban gempa Palu. Padahal, desa ini termasuk desa yang paling parah terdampak gempa karena hampir semua tembok rumah roboh.[85] Di Banyumas, Jawa Tengah, SD Negeri Kracak dan SMP Negeri 5 Purwokerto menggalang dana dan aksi keprihatinan pada hari Jumat, 5 Oktober 2018. Sebanyak 6.490.000 Rp terkumpul dari SMP itu untuk meringankan derita gempa Palu dan Donggala.[86] Organisasi amal, seperti ACT mulai mengirimkan bantuan dalam kapal kemanusiaan. Isinya berupa 1.000 ton beras dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, 500 ton logistik campur dari Pelabuhan Tanjung Priok, dan bantuan-bantuan lain dari cabang-cabang ACT lainnya.[87] Dari perwakilan institusi juga mulai ada yg mengirim bantuan. ITB mengirimkan bantuan makanan, handuk, perlengkapan bayi, dan obat-obatan kepada korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, pada 1 Oktober 2018. ITB juga mulai mempersiapkan bantuan teknologi penyediaan air bersih, rumah tahan gempa, sistem peringatan dini, dan mitigasi bencana.[88] Bantuan yang sampai ke lokasi bencana berada di bawah pengawalan TNI. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa, personel TNI akan menjaga bantuan sejak dari jalur masuk sampai ke pengungsian. Para personel yang akan berjaga di sebelah utara, yakni di Kabupaten Parigi Moutong, dan di sebelah selatan di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.[89] Kejadian sekitar gempaBeredar kabar bahwa ada penjarahan di minimarket dan SPBU di Palu, namun Mendagri Tjahjo Kumolo membantah berita itu dan memperbolehkan aksi tersebut. Toko banyak yang rusak, dan makanan minuman banyak yang terbuang. Sebab itu, memang diambil begitu saja.[90] Lebih dari itu, Pemerintah Kota Palu memerintahkan minimarket seperti Alfamart dan Indomaret untuk membuka tokonya dan dibayarkan oleh Pemerintah.[91] Jokowi juga menyebut agar tak mempermasalahkan persoalan ini.[92] Namun demikian, sejumlah orang telah ditangkap karena diduga melakukan aksi penjarahan di sejumlah toko pascabencana gempa bumi ini. Setyo Wasisto Kadiv Humas Polri juga menyampaikan adanya penyelidikan sejumlah provokator penjarahan berkaitan pasca gempa ini.[93] Namun begitu, efek dari pernyataan di atas sudah dapat ditebak. Ada peritel yang turut merugi karena pembolehan di atas. Aprindo atau Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menyayangkan aksi penjarahan oleh masyarakat ini. 40 gerai Alfamidi dan 1 gerai Hypermart telah jadi sasaran di sana. Roy N. Mandey, Ketum Aprindo menyayangkan hal ini dan menyebut bahwa keputusan ini cenderung tak mendidik masyarakat.[94] Aprindo mencatat, bahwa kerugian yang telah ditanggung peritel di Poso, Palu, dan Donggala mencapai Rp 450 miliar.[95] Sebagai akibat dari penjarahan ini, 45 orang telah ditangkap oleh kepolisian. Dari sejak 1 Oktober 2018, Setyo Wasisto juga mewanti-wanti masyarakat agar tak berbuat kriminal selepas bencana gempa bumi dan tsunami ini.[96] Selain itu pula, hal yang disorot oleh banyak kalangan adalah mitigasi bencana tsunami Indonesia yang masih lemah, dan hilangnya buoy akibat dicuri orang-orang yang tak bertanggung jawab sejak 2012.[97] Selain tiadanya buoy tsunami di Palu —yang kelak membuat tidak dapatnya verifikasi pasti tentang tsunami— tide gauge di Palu juga diketahui mati.[12] Selain itu pula, gempa ini juga membawa dampak terhadap kampanye pemilihan presiden 2019. Mengingat gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah itu, Jubir Jokowi-Ma'ruf Amin Ace Hasan Syadzily menyarankan agar kampanye tetap berlanjut, meskipun tengah terjadi penanganan bencana ini. Hal itu disampaikan Ace menanggapi imbauan SBY untuk menghentikan sementara kampanye sebagai bentuk solidaritas atas tsunami serta bencana gempa bermagnitudo 7,4 yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.[98] Peserta no urut 2, tim Prabowo Subianto menunda kampanye, dan fokus untuk penggalangan dana dan tak ingin mengganggu jalannya penanganan pascabencana. Dia memberi ruang kepada pemerintah agar lebih leluasa untuk mengerahkan bantuan secara maksimal.[99] Hal itu juga disampaikan oleh Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Menurut Dahnil, Sandi telah membatalkan kunjungan ke Gorontalo dan akan fokus menggalang relawan di Jakarta untuk membantu proses penanganan tanggap bencana di Palu dan Donggala. Dahnil juga mengajak semua pihak untuk bahu-membahu membantu para korban bencana di Palu dan Donggala, lantaran dunia internasional juga turut ikut membantu para korban di daerah tersebut.[100] Kunjungan Presiden JokowiPada 30 September 2018, Joko Widodo mengunjungi Palu pertama kalinya setelah membatalkan acara jalan sehat dan setelah mengadakan doa bersama lintas agama di Stadion Sriwedari Solo, Jawa Tengah. Setelah acara doa bersama selesai, ia langsung berangkat ke Palu, guna meninjau gempa di sana.[101] Dalam keberangkatan itu, Joko dan rombongan menggunakan Pesawat Boeing 737-400 TNI AU melalui Pangkalan TNI AU Adi Soemarno, Surakarta. Rombongan Joko lepas landas pada pukul 10.07 WIB. Hal yang ditinjau adalah Pantai Talise, Perumahan Balaroa, dam Rumah Sakit Wira Buana.[102] Kunjungan diadakan lagi kedua kalinya oleh Presiden Joko Widodo pada 3 Oktober 2018. Di Bandara SIS al-Jufri ia mengadakan rapat terbatas mengenai evaluasi progres yang terjadi di lapangan. Ini dilakukannya setelah meninjau dampak bencana gempa dan tsunami.[103] Selain itu pula, 23 warga yang jadi pasien di RS darurat di bandara itu, turut pula dikunjungi oleh Presiden Joko setibanya ia di sana, pukul 10.15 WIT. Dalam kunjungan itu pula, ia juga sempat mengunjungi Petobo, juga sempat meninjau PLN yang diperbaiki sekitar 500 orang.[104] Pemulihan minyak, listrik, dan bandaraPresiden Joko menyebut bahwa dalam seminggu, ia menargetkan bahwa jaringan listriik, telekomunikasi, dan bandara akan lekas kembali pulih. Dalam pada itu, 5 dari 7 gardu rusak. Soal jaringan komunikasi, Presiden mengaku membutuhkan waktu lebih lama untuk perbaikan. Pasalnya, 1000 menara telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) mengalami kerusakan. Bandara Sis Al-Jufri juga akan diperbaiki supaya ia bisa kembali dipakai masyarakat umum.[105] Dalam urusan ini, Republika 7 Oktober 2018 mencatat, Pertamina melakukan perbaikan distribusi minyak ke masyarakat agar lebih lancar. Selain itu, PLN juga perlahan memulihkan kondisi listrik dan operator seluler terus melakukan berbagai upaya agar jaringan komunikasi kembali normal.[106] Pasokan BBM telah mencapai 75% persen.[107] Wapres Jusuf Kalla menganggap penjualan dengan cara eceran lebih efektif. Karena jika menunggu listrik kembali pulih, akam sangat lama melayani warga yang terdampak gempa.[108] Adapun dalam soal kelistrikan, pasca 10 hari gempa di Palu, Donggala dan sekitarnya, telah pulih 100%.[109] Sebanyak 45 penyulang listrik, 7 gardu, telah pulih. Selain itu PLN juga telah memperbaiki 1.192 gardu distribusi dan total 2.253 gardu distribusi yang rusak. Sebelumnya, PLN juga menyatakan telah berhasil memperbaiki 7 gardu induk di Palu, Sigi dan Donggala yang dihantam bencana gempa dan tsunami pekan lalu.[110][111] Perlindungan dengan mangroveSempatlah beredar rencana untuk membangun tanggul laut di Teluk Palu untuk menahan abrasi dan pasang laut. Tanggul akan mulai dibangun pada April 2019 sepanjang 7,5 km di Palu. Namun begitu, ada pula usul untuk mempertimbangkan mangrove sebagai pelindung jangka panjang selain untuk menjaga ekosistem.[112] Salah satu penyintas, Sitti Ramlah, dosen di Universitas Tadulako, melihat hempasan kayu yang terhalang oleh rimbunan bakau di desa Loli yang ada di Kabupaten Donggala.[113] Di Kabonga Besar, Kecamatan Banawa, masih dari tempat yang sama, tak terlihat dampak tsunami, karena rumah-rumah warga terlindungi hutan mangrove seluas 10 ha. Padahal ada rumah yang hanya berjarak 5 meter saja dari bibir pantai.[112] Berkomentar soal ini, ilmuwan LIPI Nugraha Dwi Hananto menyebut bahwa mangrove atau bakau dengan akar tunjangnya yang tumbuh rapat dan melebar akan bekerja seperti jaring untuk mengadang gelombang laut seperti tsunami.[114] Lihat pulaPeristiwa serupa
Bencana menurut korban jiwa Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai 2018 Sulawesi earthquake.
|