Gempa bumi Yogyakarta 2006

Gempa bumi Yogyakarta 2006
Searah jarum jam dari atas: Panorama Bantul dari atas udara, rumah hancur di Imogiri, Bantul, kerusakan di Kota Yogyakarta, Gedung STIE Kerja Sama rusak parah
Gempa bumi Yogyakarta 2006 di Jawa
Jakarta
Jakarta
Semarang
Semarang
Purwokerto
Purwokerto
Surakarta
Surakarta
Yogyakarta
Yogyakarta
Gempa bumi Yogyakarta 2006
Gempa bumi Yogyakarta 2006 di Jawa Tengah
Semarang
Semarang
Purwokerto
Purwokerto
Surakarta
Surakarta
Yogyakarta
Yogyakarta
Gempa bumi Yogyakarta 2006
Waktu UTC2006-05-26 22:53:58
ISC8358516
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat27 Mei 2006; 18 tahun lalu (2006-05-27)
Waktu setempat05:53:58 WIB
Lama57 detik
Kekuatan6.3 Mw[1]
5.9 ML
Kedalaman12,5 km (8 mi)
Episentrum7°57′40″S 110°26′46″E / 7.961°S 110.446°E / -7.961; 110.446
SesarSesar Opak
JenisStrike-slip
Wilayah bencanaDaerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Tengah
Indonesia
Kerusakan totalRp 29.2 triliun[2]
Intensitas maks.IX (Hebat)[3]
Percepatan puncak0.336 g[4]
Korban5,778–6,234 tewas
38,568–137,883 luka-luka

Gempa bumi Yogyakarta 2006 atau Gempa bumi Bantul 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Sabtu pagi hari pukul 05:53:58 WIB, berpusat dekat Sungai Opak.[5] Guncangan gempa berlasung selama 57 detik, dan menyebabkan kerusakan parah secara lokal.[6] Menurut BMKG gempa tersebut berkekuatan 5,9 pada skala richter. Sementara Survei Geologi Amerika Serikat melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,3 pada skala momen magnitudo, dengan kedalaman 12,5 km (8 mi) dan Intensitas maksimum Mercalli mencapai IX (Hebat). Gempa tersebut diduga akibat dari pergeseran Sesar Opak.[7]

Gempa pada 27 Mei 2006 ini adalah salah satu peristiwa gempa bumi terfatal, dengan jumlah korban jiwa terbanyak pada tahun 2000an di seluruh dunia, dan salah satu bencana gempa bumi paling mematikan pada abad ke-21.[8] Total korban tewas akibat bencana ini mencapai 5.778 hingga 6.234 orang, dengan 80% korban jiwa terjadi di Kabupaten Bantul dan Klaten. Wilayah tersebut mengalami kerusakan dan korban jiwa paling besar, karena gempa bumi khususnya berdampak pada rumah-rumah warga dengan konstruksi yang sangat buruk, selain itu, gempa terjadi pada pagi hari, dimana sebagian masyarakat masih tertidur lelap, sehingga korban jiwa begitu banyak.[9]

Pencairan tanah terjadi di dekat zona Sesar Opak selebar 2,5 km (1,6 mil). Pasir mendidih, menyebar ke samping, mengendap, dan longsor, menyebabkan beberapa bangunan miring hingga runtuh.[10] Peneliti menyatakan bahwa wilayah Yogyakarta sangat aktif secara seismik, dengan empat peristiwa besar diketahui pada abad ke-19 dan tiga peristiwa besar pada abad ke-20, dengan nilai Percepatan tanah puncak sebesar 0,038–0,531 g.[11]

Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengklasifikasikan total kerusakan akibat gempa tersebut adalah ekstrem, lebih dari 800 ribu orang kehilangan tempat tinggal, dengan kerugian finansial sebesar Rp 29,1 triliun, salah satu bencana alam paling merugi di Indonesia setelah Gempa bumi Samudra Hindia 2004.

Latar belakang

Latar belakang tektonik di pulau Jawa

Pulau Jawa terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik rawan terhadap bencana gempa bumi, dan letusan gunung berapi, wilayah Indonesia merupakan salah satu wilayah paling aktif secara seismik di dunia, dengan pergerakan lempeng berkecepatan tinggi di Palung Jawa (hingga 60 mm (2,4 in) per tahun), dan ancaman yang cukup besar dari gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami di seluruh wilayah pulau Jawa.

Secara khusus, kepulauan ini terletak di antara lempeng Burma, lempeng Sunda, dan lempeng Indo-Australia. Lempeng Indo-Australia menunjam kebawah lempeng Sunda dengan kecepatan 50–75 mm (1,97–2,95 in) per tahun, membentuk Palung Jawa. Aktivitas ini menyebabkan gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 berkekuatan 9,1 Mw, salah satu gempa bumi terkuat dan yang paling mematikan dalam sejarah.[12]

Zona subduksi lepas pantai selatan Jawa dicirikan oleh zona Benioff yang menunjam ke utara, sering terjadi gempa bumi dan aktivitas vulkanik yang memengaruhi geografi regional, dan transfer tekanan langsung atau tidak langsung yang memengaruhi berbagai patahan darat. Sedimentasi berkaitan erat dengan tektonik, dan sementara volume sedimen lepas pantai di parit berkurang dengan jarak dari Delta Gangga-Brahmaputra di Teluk Benggala, akrual sedimen darat dekat Daerah Istimewa Yogyakarta telah dibentuk oleh peristiwa tektonik.[13]

Gempa bumi

Gempa utama

Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMKG, posisi episentrum gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT pada kedalaman 33 km yang disiarkan sesaat setelah terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring BMKG dan dilakukan perhitungan, pembaruan terakhir BMKG menentukan pusat gempa berada pada 8.03 LS dan 110,32 BT (pembaruan ke tiga) pada kedalaman 11,3 km dan kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 5.9 SR Mw (Magnitude Moment). USGS memberikan koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.

Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan–barat daya Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan–tenggara Pekalongan, dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Boyolali, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Kabupaten Madiun, Kediri, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya. Gempa juga dirasakan di sebagian wilayah kecamatan di Ngawi

Intensitas

Skala intensitas Mercalli berdasarkan lokasi[14]
MMI Lokasi
IX (Hebat) Klaten, Bantul
VIII (Parah) Kota Yogyakarta, Sleman
VII (Sangat kuat) Parangtritis
VI (Kuat) Wonosari, Wates
V (Sedang) Surakarta, Sukoharjo
IV (Ringan) Salatiga, Blitar, Kebumen
III (Lemah) Surabaya, Malang, Semarang

Guncangan gempa terkuat berada di Kabupaten Bantul dan Klaten, dengan skala MMI IX (Hebat), dimana bangunan yang terbuat dari batu bata hancur, disusul oleh Kota Yogyakarta dan Sleman dengan skala MMI VIII (Parah) lalu Pantai Parangtritis dengan skala MMI VII (Sangat kuat), di Wonosari, Wates, Kulon Progo mencapai skala MMI VI (Kuat).

Gempa susulan

Gempa susulan terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB. Gempa Bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul yang belum dialiri listrik. Gempa bumi juga mengakibatkan Bandar Udara Internasional Adisutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landasan pacu, sehingga untuk sementara transportasi udara dialihkan ke Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang dan Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Solo.

Kerusakan

- Kerusakan pada Pojok Benteng utara di Yogyakarta
- Kerusakan di Bantul

Secara keseluruhan, sebelas kabupaten, dengan jumlah penduduk 8,3 juta jiwa terkena dampaknya, Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Klaten, dan Kota Yogyakarta adalah kabupaten yang paling terkena dampaknya. Lebih dari 5.700 orang tewas dalam guncangan pagi hari, 30.000 orang terluka, dan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Total kerugian finansial akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai Rp 29,1 Triliun (USD$3,1 miliar), dengan 90% kerusakan berdampak pada sektor swasta (perumahan dan bisnis swasta) dan hanya 10% berdampak pada sektor publik. Kerusakan menyumbang sekitar setengah dari total kerugian dan perbandingannya dengan kerusakan akibat bencana Gempa bumi dan tsunami di Aceh setelah Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Kerusakan di Jawa Tengah jauh lebih parah dibandingkan daerah lain, karena faktor konstruksi di bawah standar dan kepadatan penduduk yang tinggi, namun di sisi lain, kerusakan infrastruktur sangat kecil.

Gedung-gedung yang rusak parah

  • Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan mal lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras mal ambruk dan menimpa teras mal yang sebagian ikut roboh.
  • Mall Ambarrukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.
  • GOR Among Rogo mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya tersisa tembok di sisi-sisinya.
  • STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
  • Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.

Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak

Sebuah pucuk kemuncak Candi Prambanan yang jatuh akibat gempa.
Makam Raja-Raja Jawa di Imogiri, Bantul rusak.
  • Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami Candi Prambanan kebanyakan adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang menyusun candi
  • Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam yang runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.
  • Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu Bangsal Trajumas yang menjadi simbol keadilan ambruk.
  • Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan berarti
  • Objek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah seperti Gapura Kasongan yang patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat bahkan roboh.

Rangkaian peristiwa

Gunung Merapi dan Candi Prambanan
Gempa bumi paling mematikan di Indonesia sejak 1900[15][16][17]
No Gempa bumi Mag. Tahun Lokasi Korban jiwa
1 Samudra Hindia 2004 9.1–9.3 2004 Sumatra, Aceh 227.898
2 Yogyakarta 2006 6.3 2006 Yogyakarta, Jawa Tengah 5.778
3 Irian Jaya 1976 7.0 1976 Papua 5.000
4 Sulawesi 2018 7.5 2018 Sulawesi Tengah 4.340
5 Flores 1992 7.8 1992 Flores 2.500
6 Sumatra 1907 8.2 1907 Sumatra Utara 2.118
7 Bali 1917 6.6 1917 Bali 1.500
8 Sumatra 2005 8.6 2005 Sumatra Utara 1.314
9 Sumatra Barat 2009 7.6 2009 Sumatra Barat 1.115
10 Sumatra 1933 7.5 1933 Lampung, Bengkulu 788

Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia kerap kali diterpa bencana gempa Bumi dan letusan gunung berapi. Sebelumnya gempa terjadi di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 1.314 orang serta gempa Bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 167.000 orang dan 37.606 lainnya hilang.

Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang juga berada di sekitar daerah tersebut sedang meletus, namun para pakar menyatakan kedua peristiwa ini tidak saling berhubungan sebagai sebuah sebab-akibat. Peningkatan aktivitas di gunung api tersebut tidak berhubungan dengan kejadian gempa. Hal ini ditunjukkan oleh tidak terdapatnya anomali aktivitas yang mencolok sesaat setelah gempa.

Menurut BMKG, gempa Yogyakarta pada tahun 2006 ini kemungkinan diakibatkan oleh Sesar Opak. Sesar Opak merupakan patahan aktif yang melalui wilayah tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sesar ini bergerak aktif sehingga kerap kali menjadi penyebab terjadinya gempa yang mengguncang Jogja.[18]

Penanganan dan bantuan

Penanganan pasien di sebuah rumah sakit di Yogyakarta

Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memerintahkan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk mengerahkan pasukan di sekitar Yogyakarta dan sekitarnya untuk melakukan langkah cepat tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri langsung terbang pada sorenya dan menginap malam itu juga di Yogyakarta.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah menyatakan komitmen bantuan antara lain Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Prancis serta UNICEF.

Dari dalam negeri Palang Merah Indonesia memberikan respons yang cepat melalui cabang-cabangnya di tingkat kota/kabupaten terdekat. Mereka melakukan tindakan-tindakan pertolongan darurat; salah satunya dengan mendirikan rumah sakit lapangan di Lapangan Dwi Windu di Bantul.

Tidak kalah pentingnya adalah dinamika dan empati masyarakat Yogyakarta yang membantu ke wilayah bencana. Bantuan ini terus berlangsung sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dicanangkan. Sebagian besar civitas academica berbagai universitas juga mendirikan posko bantuan kemanusiaan. Pusat studi berbagai universitas terlibat dalam dinamika penanggulangan bencana ini. Antara lain Pusat Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam UGM, CEEDED Universitas Islam Indonesia.

Bantuan internasional

- Tim medis membawa korban ke rumah sakit lapangan di Yogyakarta
- Angkatan Laut Amerika Serikat membantu korban terluka

Banyak negara dan organisasi menawarkan bantuan ke wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pasca bencana, tetapi jumlah sebenarnya yang dikirim/diterima sering kali bervariasi dari angka-angka ini, seperti dalam kasus bencana lainnya.

  •  Jepang menjanjikan US$10 juta, mengirim dua tim medis dan juga mengumumkan bahwa mereka akan mengirim pasukan untuk membantu.[19]
  •  Britania Raya menawarkan empat juta pound (US$7.436.800)
  •  Arab Saudi menjanjikan US$5 juta, ditambah makanan, peralatan medis dan tenda, sementara Uni Emirat Arab dan Kuwait masing-masing menjanjikan US$4 juta
  •  Uni Eropa menawarkan tiga juta euro (US$3.800.000)[20]
  •  Amerika Serikat menawarkan $5 juta; Militer AS bergabung dalam upaya bantuan
  •  Australia menawarkan bantuan senilai 7,5 juta dolar Australia (US$5.675.000), termasuk 27 anggota tim medis di antara lebih dari 80 personel.[21]
  •  Tiongkok menawarkan $2 juta dolar AS.[22]
  •  Kanada menawarkan dua juta dolar Kanada (US$1,8 juta)
  •  India mengajukan paket bantuan senilai $2 juta.
  • Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Mormon) menyumbangkan perlengkapan darurat senilai US$1,6 juta ke daerah-daerah yang hancur, bekerja sama dengan Islamic Relief Worldwide yang menyediakan transportasi. Selain itu, anggota LDS lokal Indonesia menyiapkan ribuan makanan, perlengkapan kebersihan, dipan, kasur, dan selimut bagi mereka yang membutuhkan perhatian medis.[23]
  •  Belanda menjanjikan ¥1 juta euro pada bulan Mei ditambah 10 juta euro tambahan satu bulan kemudian, Belgia menjanjikan $832.000, sementara Norwegia, Prancis, dan Italia telah menawarkan tim medis atau pasokan bantuan.
  • Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Oxfam, Plan International, Jesuit Refugee Service bersama dengan LSM dan badan Perserikatan bangsa-bangsa lainnya, termasuk WFP dan UNICEF, menyediakan lembaran plastik, peralatan dan bahan bangunan, serta bantuan tunai kepada para korban. Jepang dan Malaysia akan mengirimkan tim medis ke wilayah yang terkena dampak.[24]
  •  Singapura menawarkan bantuan kemanusiaan berupa Tim Medis Angkatan Bersenjata yang beranggotakan 35 orang, Tim Bantuan dan Penyelamatan Bencana dari Pasukan Pertahanan Sipil yang beranggotakan 43 orang, serta perlengkapan darurat senilai US$50.000.[25]
  • Organisasi Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirimkan obat-obatan dan peralatan komunikasi, perlengkapan kesehatan darurat yang cukup untuk 50.000 orang selama tiga bulan, dan perlengkapan bedah untuk 600 operasi.[26]
  •  Vietnam menawarkan 1.000 ton beras ke Indonesia.
  •  Pulau Man menawarkan £30.000.(US$56.291) ke Indonesia.
  •  Yordania Raja Abdullah II dari Yordania memerintahkan untuk mengirimkan pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan guna meringankan penderitaan korban gempa bumi Indonesia yang melanda Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bantuan tersebut meliputi selimut, obat-obatan, dan peralatan medis lainnya.
  •  Malaysia MERCY Malaysia mengirimkan 6 misi ke Yogyakarta yang pertama dikirim pada tanggal 28 Mei 2006. Datuk Dr. Jemilah Mahmood, Presiden MERCY Malaysia (Pemimpin Misi) dan Saiful Nazri, Pejabat Program dari Kantor MERCY Aceh pergi ke sana pada misi pertama dengan menggunakan penerbangan khusus United Nations Humanitarian Air Services (UNHAS) dari Banda Aceh bersama dengan organisasi internasional lain yang berpusat di Aceh dan dua ton perlengkapan medis yang disumbangkan oleh lembaga-lembaga internasional dari Aceh. Tim pertama telah mengamankan logistik darat untuk tim-tim berikutnya yang datang dari Kuala Lumpur.[27]

Galeri

Lihat pula

Gempa bumi Yogyakarta lainnya

Rujukan

  1. ^ "M 6.3 - 10 km E of Pundong, Indonesia". United States Geological Survey. Diakses tanggal 8 April 2024. 
  2. ^ "Kerugian Akibat Gempa Yogya & Jawa Tengah Capai Rp 29.2 T". Detik.com. 13 Juni 2006. Diakses tanggal 2 Oktober 2024. 
  3. ^ "M 6.3 – 10 km E of Pundong, Indonesia". 27 May 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-14. Diakses tanggal 2 August 2021. 
  4. ^ Elnashai et al. 2006, hlm. 18
  5. ^ Setijadji, L. D.; Barianto, D. H.; Watanabe, K.; Fukuoka, K.; Ehara, S.; Rahardjo, W.; Sudarno, I.; Shimoyama, S.; Susilo, S.; Itaya, T. (2008), "Searching for the active fault of the Yogyakarta earthquake of 2006 using data integration on aftershocks, cenozoic geo-history, and tectonic geomorphology", The Yogyakarta earthquake of May 27, 2006, Star Publishing Company, Inc., hlm. 4.1–4.4, 4.17, 4.18, ISBN 978-0-89863-304-7 
  6. ^ Tsuji, T.; Yamamoto, K.; Matsuoka, T.; Yamada, Y.; Onishi, K.; Bahar, A.; Meilano, I.; Abidin, H. Z. (2009), "Earthquake fault of the 26 May Yogyakarta earthquake observed by SAR interferometry", Earth, Planets and Space, 61 (7): e29–e32, doi:10.1186/BF03353189alt=Dapat diakses gratis 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-29. Diakses tanggal 2006-05-27. 
  8. ^ Pramumijoyo, S.; Thant, M.; Kawase, H., Seismic hazard mapping for Yogyakarta depression area, Indonesia (PDF), hlm. 54, 55, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-07-13, diakses tanggal 2018-10-04 
  9. ^ EERI (2006), The Mw 6.3 Java, Indonesia, Earthquake of May 27, 2006 (PDF), EERI Special Earthquake Report, Earthquake Engineering Research Institute, hlm. 1, 3, 4 
  10. ^ Pramumijoyo, S.; Thant, M.; Kawase, H., Seismic hazard mapping for Yogyakarta depression area, Indonesia (PDF), hlm. 54, 55, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-07-13, diakses tanggal 2018-10-04 
  11. ^ Sarah, D.; Soebowo, E. (2013), "Liquefaction Due to the 2006 Yogyakarta Earthquake: Field Occurrence and Geotechnical Analysis", Procedia Earth and Planetary Sciences, International Symposium on Earth Science and Technology, CINEST 2012, 6: 383–388, Bibcode:2013PrEPS...6..383S, doi:10.1016/j.proeps.2013.01.050alt=Dapat diakses gratis 
  12. ^ "RI sits on Pacific "ring of fire" : official". ANTARA News. 18 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2018. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  13. ^ Marso, J.; Anderson, R.; Frost, E. (2008), "A short note on the tectonic setting and regional geology of the area affected by the May 27, 2006, Yogyakarta earthquake and its usefulness in assessing seismic hazard", The Yogyakarta earthquake of May 27, 2006, Star Publishing Company, Inc., hlm. 1.1–1.3, ISBN 978-0-89863-304-7 
  14. ^ "PAGER". USGS (dalam bahasa Inggris). 2024-01-17. Diakses tanggal 2024-01-17. 
  15. ^ "Sejarah gempa merusak". BMKG. Diakses tanggal 12 September 2024. 
  16. ^ BMKG. Katalog gempa bumi merusak
  17. ^ "Earthquakes with 1,000 or More Deaths since 1900". United States Geological Survey. January 29, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 March 2009. Diakses tanggal March 27, 2009. 
  18. ^ BMKG. "Mitigasi Potensi Gempa Yogyakarta, BMKG Sisir Sesar Opak | BMKG". BMKG | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-07. Diakses tanggal 2022-05-31. 
  19. ^ "Aid pledges for Java victims rise". BBC News. 2006-05-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-08. Diakses tanggal 2006-05-29. 
  20. ^ "Aid offers pour in for Java quake". BBC News. 2006-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-19. Diakses tanggal 2006-05-28. 
  21. ^ "Australia send 80 skilled personnel to Yogyakarta". Antara. 2006-05-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-13. Diakses tanggal 2006-05-31. 
  22. ^ "China to offer 2 mln dollars aid to quake-hit Indonesia". People's Daily Online. 2006-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-14. Diakses tanggal 2006-05-28. 
  23. ^ "Mormons Donate for Indonesia Earthquake Relief". The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints Newsroom. 2006-05-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-14. Diakses tanggal 2006-05-31. 
  24. ^ "All our students in Yogyakarta safe". The Star, Malaysia. 2006-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-25. Diakses tanggal 2006-05-28. 
  25. ^ "Singapore's aid teams arrive in quake-hit Java". Channel NewsAsia. 2006-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-29. Diakses tanggal 2006-05-28. 
  26. ^ "UN health agency rushes aid to quake-struck parts of Indonesia". UN News Centre. 2006-05-29. Diakses tanggal 2006-05-30. 
  27. ^ "Indonesia : EMERGENCY MEDICAL RELIEF TEAMS IN YOGYAKARTA, INDONESIA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-14. Diakses tanggal 2007-07-20. 
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "ISC-GEM" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya