Wuhan
Wuhan (/wuːˈhæn/ atau /wuːˈhɑːn, ˈwuː-/;[16] Hanzi sederhana: 武汉; Hanzi tradisional: 武漢 [ù.xân] ⓘ) adalah ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok.[17] Kota ini merupakan kota terbesar di Hubei sekaligus yang terpadat penduduknya di Tiongkok Tengah.[18] Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 juta jiwa, Wuhan menempati peringkat ke-9 kota terpadat Tiongkok dan menjadi salah satu dari 9 Kota Pusat Nasional yang ada di Tiongkok.[19] Nama "Wuhan" diambil dari penggabungan 3 kota bersejarah yaitu: Wuchang, Hankou dan Hanyang, ketiganya disebut "Tiga Kota praja Wuhan" (武汉三镇). Wuhan terletak di timur Dataran Jianghan, di tempuran sungai Yangtze dengan anak sungai terbesarnya, Sungai Han. Selain itu, Wuhan juga dijuluki "Jalan Sembilan Provinsi" (九省通衢).[1] Wuhan dianggap oleh beberapa orang sebagai salah satu situs potensial Pertempuran Tebing Merah, sebuah pertempuran yang menghentikan serangan panglima perang Cao Cao ke Tiongkok Selatan pada akhir Dinasti Han Timur. Peristiwa bersejarah lainnya yang terjadi di Wuhan termasuk Pemberontakan Wuchang pada tahun 1911, yang menyebabkan jatuhnya Dinasti Qing dan disusul dengan berdirinya Republik Tiongkok.[20] Wuhan sempat menjadi ibu kota Tiongkok pada tahun 1927 di bawah pemerintahan sayap kiri Kuomintang (KMT), yang dipimpin oleh Wang Jingwei.[21] Kota ini kemudian menjadi ibu kota Tiongkok pada masa perang, sekitar sepuluh bulan pada tahun 1937 selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua.[22][23] Wuhan dianggap sebagai pusat politik, ekonomi, keuangan, komersial, budaya, dan pendidikan di wilayah Tiongkok Tengah[18] serta menjadi pusat transportasi utama, dengan lusinan jalur kereta api, jalan raya dan jalan tol yang menghubungkan ke kota-kota besar lainnya.[24] Karena peran utamanya dalam transportasi domestik, Wuhan terkadang disebut "Chicago-nya Tiongkok" oleh sumber-sumber asing.[3][4][5] "Jalan Air Emas", sebuah istilah untuk menggambarkan Sungai Yangtze dan Sungai Han yang melintasi kawasan perkotaan dan membagi Wuhan menjadi tiga distrik yaitu Wuchang, Hankou dan Hanyang. Jembatan Sungai Yangtze melintas di atas Yangtze di bagian tengah kota Wuhan. Bendungan Tiga Ngarai menjadi pembangkit listrik terbesar di dunia dari segi kapasitas terpasang, berada tidak jauh dari kota Wuhan. Secara historis, Wuhan sering mengalami musibah banjir,[25] sehingga mendorong pemerintah untuk mengatasi situasi ini dengan memperkenalkan mekanisme penyerapan air yang ramah lingkungan.[26] Selain itu Wuhan juga telah menjadi pusat manufaktur tradisional selama beberapa dekade dan menjadi salah satu kawasan yang mempromosikan perubahan industri modern di Tiongkok. Wuhan memiliki tiga zona pengembangan nasional, empat taman pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lebih dari 350 lembaga penelitian, 1.656 perusahaan teknologi tinggi, menjadi inkubator perusahaan dan tempat investasi dari 230 perusahaan yang termasuk dalam daftar Fortune Global 500.[27] Semuanya itu menghasilkan PDB sebesar US$.224 miliar pada tahun 2018. Produsen mobil Dongfeng Motor Corporation, juga berkantor pusat di Wuhan. Kota ini menjadi rumah bagi beberapa lembaga pendidikan tinggi terkemuka, termasuk Universitas Wuhan[28] serta Universitas Sains dan Teknologi Huazhong. Wuhan juga merupakan salah satu kota besar di dunia menurut hasil penelitian ilmiah dan menempati peringkat ke-13 secara global dan ke-4 di Tiongkok (setelah Beijing, Shanghai dan Nanjing).[29] Pada tahun 2017, Wuhan ditetapkan UNESCO menjadi Kota Kreatif di bidang desain.[30] Wuhan dikategorikan sebagai kota "Beta-" bersama dengan tujuh kota lainnya di Tiongkok, termasuk Changsha, Dalian, Jinan, Shenyang, Xiamen, Xi'an dan Zhengzhou oleh Globalisasi dan Jaringan Penelitian Kota Dunia.[31] Pada Desember 2019, Wuhan dikenal sebagai tempat awal munculnya pandemi COVID-19 (Novel CoronaVirus), yang memiliki gejala seperti SARS. Virus ini dijuluki Virus Wuhan karena infeksi awal virus tersebut berawal dari kota ini.[32] Pada Januari 2020, dilaporkan bahwa otoritas Tiongkok mengisolasi kota Wuhan dengan tujuan "memperlambat wabah" koronavirus. Usaha mengarantina kota ini berpengaruh baik pada aktivitas transportasi darat maupun udara.[33] Etimologi
Nama "Wuhan" adalah sebuah lakuran dari dua kota besar yang ada di bagian utara dan selatan Sungai Yangtze yang membentuk metropolitan Wuhan: "Wu" merujuk pada nama kota Wuchang (Hanzi: 武昌), yang berada di tepi sungai bagian selatan, sedangkan "Han" diambil dari nama Kota Hankou (Hanzi: 汉口), yang terletak di utara. Pada tahun 1926, Ekspedisi ke Utara mencapai kawasan Wuhan dan memutuskan untuk menggabungkan Hankou, Wuchang dan Hanyang menjadi satu kota guna membentuk ibu kota baru bagi Pemerintahan Nasionalis Tiongkok. Pada 1 Januari 1927,[34] kota ini resmi menyandang nama 武漢 (Wǔhàn dalam aksara Han tradisional) atau 武汉 (Wǔhàn dalam aksara Han sederhana).[35][36][37] SejarahZaman KunoKawasan Wuhan telah dihuni selama 3.500 tahun yang lalu. Panlongcheng, sebuah situs arkeologi yang terkait khususnya dengan budaya Erligang (sekitar 1.510 - 1.460 SM) (sebelumnya jarang dihuni selama Zaman Erlitou), terletak di Distrik Huangpi saat ini. Selama Zhou Barat, negara bagian E (huruf E sekarang digunakan sebagai singkatan karakter tunggal Provinsi Hubei) menguasai wilayah Wuchang di selatan Sungai Yangtze. Setelah negara bagian E ditaklukkan pada 863 SM, wilayah Wuhan dikuasai oleh negara bagian Chu selama sisa periode Zhou Barat dan Zhou Timur. Kemudian negara bagian Huang juga berhasil ditaklukkan oleh negara bagian Chu pada musim panas 648 SM,[38] orang-orang dari negara bagian Huang dipindahkan ke Wuhan dan daerah sekitarnya. Istilah geografis lokal termasuk Distrik Huangpi, namanya berasal dari negara bagian Huang.[butuh rujukan] Setelah itu, giliran negara bagian Chu yang ditaklukkan oleh negara bagian Qin pada 223 SM. Kekaisaran TiongkokSelama Dinasti Han, Hanyang menjadi pelabuhan yang cukup sibuk. Pertempuran Xiakou pada 203 M dan Pertempuran Jiangxia yang terjadi lima tahun kemudian di wilayah tersebut untuk menguasai wilayah administratif Jingxia, sebuah wilayah yang mencakup sebagian besar Hubei Timur saat ini. Pada musim dingin tahun 208-9, terjadi salah satu pertempuran yang paling terkenal dalam sejarah Tiongkok dan menjadi peristiwa sentral dalam novel Kisah Tiga Negara yaitu Pertempuran Tebing Merah, kejadiannya di dekat Sungai Yangtze dengan tebing yang ada di dekat Wuhan diidentifikasi sebagai salah satu lokasi yang potensial.[39] Sekitar waktu itu, dibangun tembok untuk melindungi Hanyang (206 M) dan Wuchang (223 M). Pada 223 M, Menara Bangau Kuning, salah satu dari Empat Menara Besar Tiongkok, dibangun di Sungai Yangtze bagian Wuchang atas perintah Sun Quan, pemimpin Wu Timur. Menara ini menjadi situs suci Taoisme.[40] Karena terjadi ketegangan antara Kerajaan Wu Timur dan Cao Wei pada musim gugur 228,[a] Cao Rui, cucu Cao Cao dan kaisar kedua negara bagian Cao Wei, memerintahkan Jenderal Man Chong untuk memimpin pasukan ke Xiakou (夏口; sekarang bernama Hankou dan diaglomerasi menjadi Wuhan).[42][43] Pada tahun 279, Wang Jun dan pasukannya menaklukkan lokasi strategis di wilayah Wu seperti Xiling (saat ini bernama Yichang, Hubei), Xiakou (夏口; sekarang bernama Hankou) dan Wuchang (武昌; saat ini bernama Ezhou, Hubei). Selama periode Dinasti Utara dan Selatan, wilayah Wuhan merupakan bagian dari negara bagian Dinasti Selatan yaitu Liu Song (420–479), Qi Selatan (479–502), Liang,[butuh rujukan] dan Liang Barat.[butuh rujukan] Pada musim gugur tahun 550, Hou Jing mengirim Ren Yue untuk menyerang Xiao Daxin dan putra Xiao Fan bernama Xiao Si. Ren berhasil membunuh Xiao Si dalam sebuah pertempuran sedangkan Xiao Daxin tidak sanggup melawan, dia menyerah dan membiarkan Hou menguasai wilayahnya. Sementara itu, Xiao Guan yang saat itu menetap di Jiangxia, berencana untuk menyerang Hou, tetapi hal ini memancing kemarahan Xiao Yi yang percaya bahwa Xiao Guan berniat merebut takhta sehingga dia mengirim Wang untuk menyerang Xiao Guan. Pada musim panas tahun 567, Chen Xu mengangkat Wu Mingche sebagai Gubernur Provinsi Xiang dan menyuruhnya untuk memimpin sebagian besar pasukan melawan Hua bersama dengan Chunyu Liang. Kedua belah pihak bertempur di Zhuankou (沌口, di Wuhan sekarang). Kota Wuhan telah lama terkenal sebagai pusat seni (terutama puisi) dan studi intelektual. Cui Hao, seorang penyair terkenal dari Dinasti Tang, mengunjungi Menara Bangau Kuning di awal abad ke-8. Berkat puisinya, Menara Bangau Kuning menjadi bangunan yang paling terkenal di Tiongkok Selatan.[44] Pada musim semi tahun 877, Wang Xianzhi merebut Prefektur E (鄂州, termasuk ke dalam kota Wuhan sekarang). Dia kemudian kembali ke utara, bergabung dengan pemberontak Huang Chao lagi dan mereka bersama-sama mengepung Song Wei di Prefektur Song (宋州, sekarang di Shangqiu, Henan). Pada musim dingin tahun 877, Huang Chao menjarah Prefektur Qi dan Huang (黃州, saat ini termasuk ke dalam kota Wuhan). Sebelum Kublai Khan tiba di Wuhan pada tahun 1259, dia mendengar kabar bahwa Möngke Khan telah meninggal. Kubilai memutuskan untuk merahasiakan kematian saudaranya itu dan melanjutkan serangannya ke daerah Wuhan, dekat Sungai Yangtze. Pagoda Wuying yang masih ada hingga saat ini dibangun pada akhir Dinasti Song ketika terjadi serangan-serangan dari pasukan Mongolia. Di bawah penguasa Mongol Dinasti Yuan (setelah tahun 1301), Wuchang dijadikan pusat administrasi sekaligus ibu kota Provinsi Hubei. Sedangkan Hankou, dari zaman Dinasti Ming hingga akhir Dinasti Qing, dikelola oleh pemerintah lokal di Hanyang, meskipun Hankou sudah menjadi salah satu dari empat kota terkenal (四大名镇) pada masa Dinasti Ming. Kuil Guiyuan yang ada di Distrik Hanyang, selesai dibangun pada tahun ke-15 Shunzhi (atau tahun 1658 Masehi).[45] Pada awal abad ke-18, Hankou telah menjadi salah satu dari empat pusat perdagangan teratas di Tiongkok. Pada akhir abad ke-19, rel kereta api diperpanjang dari poros utara-selatan melalui Wuhan, menjadikan Wuhan sebagai titik transshipment (kegiatan untuk memindahkan muatan dari satu kapal ke kapal lainnya) yang penting bagi lalu lintas kereta api dan sungai. Selama periode ini, kekuatan asing mulai mengekstraksi konsesi perdagangan di kawasan tepi sungai Hankou dan dijadikan sebagai distrik pedagang yang dikendalikan oleh pihak asing seperti Prancis yang memiliki wilayah konsesi di Hankou.[46] Distrik ini memiliki kantor perusahaan perdagangan, gudang, dan fasilitas bongkar muat kapal. Selama Pemberontakan Taiping, wilayah Wuhan selama bertahun-tahun dikuasai oleh pasukan pemberontak dan Menara Bangau Kuning, Kuil Xingfu, Kuil Zhuodaoquan serta bangunan lainnya digunakan kembali atau malah ada yang dirusak. Selama Perang Candu Kedua (di Barat dinamakan Perang Panah, tahun 1856-1860), pemerintah Dinasti Qing dikalahkan oleh kekuatan Barat sehingga harus menandatangani Traktat Tientsin dan Konvensi Peking, yang menetapkan sebelas kota atau wilayah (termasuk Hankou) sebagai pelabuhan perdagangan. Pada Desember 1858, James Bruce, 8th Earl of Elgin, Komisaris Tinggi untuk Tiongkok, memimpin empat kapal perang menyusuri Sungai Yangtze guna mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk membuka pelabuhan perdagangan di Wuhan. Pada musim semi tahun 1861, Penasihat Harry Smith Parkes dan Laksamana Herbert dikirim ke Wuhan untuk membuka pelabuhan perdagangan. Berdasarkan Konvensi Peking, Parkes menandatangani Perjanjian Hankou Lend-Lease dengan Guan Wen, Gubernur Jenderal Hunan dan Hubei. Area seluas 30,53 km² di sepanjang Sungai Yangtze (dari Jalan Jianghan hingga Jalan Hezuo) menjadi wilayah konsesi Britania Raya dan diizinkan untuk membuka kantor konsulatnya di wilayah konsesi tersebut. Pada tahun 1889, Zhang Zhidong dipindahkan jabatannya dari Raja Muda Liangguang (Provinsi Guangdong dan Guangxi) menjadi Raja Muda Huguang (Provinsi Hunan dan Hubei). Ia memerintah kedua provinsi itu selama 18 tahun, hingga tahun 1907. Selama periode ini, ia menjelaskan teori "Pembelajaran Tiongkok sebagai dasar, pembelajaran Barat untuk penerapan," yang terkenal dengan sebutan cita-cita ti-yong. Dia mendirikan banyak industri berat, membangun Pabrik Baja Hanyang, Tambang Besi Daye, Tambang Batu Bara Pingxiang dan Gudang Senjata Hubei serta mendirikan industri tekstil lokal yang mendorong berkembangnya industri modern di Wuhan. Dia juga memprakarsai reformasi pendidikan, membuka puluhan organisasi pendidikan modern berturut-turut seperti Akademi Pembelajaran Klasik Lianghu (Hunan dan Hubei), Institut Umum Sipil, Institut Umum Militer, Institut Bahasa Asing, dan Sekolah Normal Umum Lianghu (Hunan dan Hubei), serta memilih banyak siswa untuk belajar ke luar negeri, yang pada akhirnya mendorong perkembangan pendidikan modern Tiongkok. Selain itu, dia melatih militer modern dan mengorganisir pasukan modern termasuk zhen dan xie (keduanya merupakan unit militer Dinasti Qing) di Hubei. Awalnya dinamakan Gudang Senjata Hubei, didirikan pada tahun 1891 oleh pejabat Qing, Zhang Zhidong, kemudian diubah namanya menjadi Gudang Senjata Hanyang. Zhang mengalihkan dana dari Armada Nanyang di Guangdong untuk membangun gudang senjata ini. Biayanya saat itu sekitar 250.000 pound sterling dan rampung dibangun dalam 4 tahun.[47] Pada 23 April 1894, konstruksi gudang senjata selesai dibangun dengan menempati lahan seluas 161.000 m² dan sudah mampu memproduksi meriam kaliber kecil. Gudang senjata ini juga membuat senapan bermagazin, senjata api cepat Gruson, dan selongsong peluru.[48] Pemberontakan WuchangPada tahun 1900, menurut majalah Collier's, Hankou, sebuah "boomtown" (kota yang sangat cepat pertumbuhan populasi dan ekonominya) di Sungai Yangtze, adalah "St. Louis dan Chicago-nya Tiongkok."[4] Pada 10 Oktober 1911, pengikut Sun Yat-sen meluncurkan Pemberontakan Wuchang,[49] yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Qing,[50] disusul dengan pendirian Republik Tiongkok.[51] Pemberontakan Wuchang pada Oktober 1911, yang menggulingkan Dinasti Qing, berasal dari Wuhan.[49] Sebelum pemberontakan, perkumpulan rahasia anti-Qing bergerak aktif di Wuhan. Pada September 1911, terjadi gerakan protes di Sichuan yang memaksa otoritas Qing untuk mengirim sebagian Tentara Baru ke Wuhan guna menekan pemberontakan.[52] Pada 14 September, Masyarakat Sastra (文學社) dan Asosiasi Progresif (共進會), dua organisasi revolusioner lokal di Hubei,[52] mendirikan markas bersama di Wuchang dan merencanakan pemberontakan. Pada pagi hari 9 Oktober, sebuah bom secara tidak sengaja meledak sebelum waktunya di markas kaum revolusioner sehingga membuat pihak berwenang setempat menjadi waspada.[53] Teks untuk melancarkan pemberontakan, daftar anggota dan stempel resmi kaum revolusioner jatuh ke tangan Rui Cheng, Gubernur Jenderal Hunan dan Hubei, yang datang dan menghancurkan markas revolusioner pada hari itu juga dan dilanjutkan dengan menangkapi kaum revolusioner yang namanya tercantum dalam daftar anggota.[53] Hal ini memaksa kaum revolusioner untuk meluncurkan pemberontakan lebih awal dari yang direncanakan.[49] Pada malam 10 Oktober, kaum revolusioner melepaskan tembakan ke barak teknik Tentara Baru Hubei, sebagai tanda bahwa pemberontakan sudah dimulai.[49] Mereka kemudian memimpin dan mengajak Tentara Baru Hubei dari semua barak untuk bergabung dengan revolusi.[54] Di bawah pimpinan Wu Zhaolin, Cai Jimin dan yang lainnya, tentara revolusioner berhasil merebut kediaman resmi gubernur dan kantor pemerintah.[52] Rui Cheng melarikan diri dengan panik ke kapal Chuyu. Zhang Biao, komandan tentara Qing, juga melarikan diri dari kota. Pada pagi hari tanggal 11, tentara revolusioner menguasai seluruh kota Wuchang, tetapi para pemimpin seperti Jiang Yiwu dan Sun Wu menghilang,[49] oleh karena itu tentara revolusioner yang tanpa pemimpin ini merekomendasikan Li Yuanhong, asisten gubernur tentara Qing untuk menjadi panglima tertinggi.[55] Li mendirikan Pemerintahan Militer Hubei, memproklamirkan penghapusan pemerintahan Qing di Hubei, pendirian Republik Tiongkok dan menyebarkan berita melalui telegraf yang menyerukan provinsi lain untuk bergabung dalam revolusi.[49][52] Ketika revolusi menyebar ke provinsi lain, pemerintah Qing memusatkan kekuatan militer loyalis untuk menumpas pemberontakan di Wuhan. Dari 17 Oktober hingga 1 Desember, tentara revolusioner dan sukarelawan lokal mempertahankan Wuhan dalam Pertempuran Yangxia melawan pasukan Qing pimpinan Yuan Shikai yang dilengkapi dengan persenjataan yang lebih lengkap dan lebih banyak. Huang Xing tiba di Wuhan pada awal November untuk mengambil alih komando tentara revolusioner.[52] Setelah melalui pertempuran yang sengit dan memakan banyak korban, pasukan Qing akhirnya berhasil merebut Hankou dan Hanyang. Tetapi Yuan setuju untuk menghentikan pergerakan pasukannya di Wuchang dan bersedia mengadakan negosiasi damai, yang akhirnya mengarah pada kembalinya Sun Yat-sen dari pengasingan dan pendirian Republik Tiongkok pada 1 Januari 1912.[51][56] Melalui Pemberontakan Wuchang, Wuhan dikenal sebagai tempat kelahiran Revolusi Xinhai, dinamakan Xinhai karena terjadi pada tahun 1911 yang bertepatan dengan siklus seksagesimal (siklus 60 tahunan) dalam sistem penanggalan kalender tradisional Tiongkok.[57] Kota ini memiliki beberapa museum serta tugu peringatan revolusi dan ribuan martir yang tewas membela revolusi. Republik TiongkokDengan diluncurkannya Ekspedisi ke Utara guna memperluas wilayah utara, maka pusat Revolusi Besar bergeser dari cekungan Sungai Mutiara ke lembah Sungai Yangtze. Pada 26 November, Komite Politik Pusat Kuomintang (KMT) memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Guangzhou ke Wuhan. Pada pertengahan Desember, sebagian besar komisaris eksekutif pusat KMT dan komisaris pemerintah nasional tiba di Wuhan. Mereka mengatur konferensi gabungan, sementara komisaris eksekutif pusat dan komisaris pemerintah nasional menjalankan fungsi utama mereka di markas besar partai pusat dan Pemerintah Nasional, mereka menyatakan akan bekerja di Wuhan pada 1 Januari 1927 dan memutuskan untuk menggabungkan kota Wuchang, Hankou dan Hanyang menjadi kota yang diberi nama Wuhan atau disebut "Distrik Ibu Kota". Pemerintah nasional baru, yang kemudian dikenal dengan nama "Pemerintah Nasionalis Wuhan", bermarkas di Gedung Nanyang di Hankou, sedangkan markas besar partai pusat dan organisasi lainnya memilih lokasi mereka di Hankou atau Wuchang.[21] Pada Maret 1927, Mao Zedong muncul dalam Sidang Pleno Ketiga Komite Eksekutif Pusat KMT di Wuhan. Mao berusaha melucuti Jenderal Chiang Kai-shek dari kekuasaannya dengan menunjuk Wang Jingwei sebagai penggantinya. Fase pertama Ekspedisi ke Utara terganggu oleh perpecahan politik yang terjadi di tubuh KMT setelah pembentukan faksi Nanjing pada April 1927 melawan faksi yang ada di Wuhan.[58] Selain itu, perpecahan sebagian juga dimotivasi oleh pembersihan Komunis yang ada di dalam partai KMT, sekaligus menandai berakhirnya Front Persatuan Pertama dan Chiang Kai-shek untuk sementara waktu mengundurkan diri sebagai komandan Tentara Revolusioner Nasional.[59] Anggota Partai Komunis Tiongkok, yang selamat dari pembantaian 12 April, bertemu di Wuhan dan memilih kembali Chen Duxiu (Ch'en Tu-hsiu) sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis.[60] Pada Juni 1927, Stalin mengirim pesan telegram kepada Komunis di Wuhan, menyerukan mobilisasi pasukan pekerja dan petani.[61] Hal ini membuat Wang Jingwei khawatir, sehingga ia memutuskan hubungan dengan Komunis dan berdamai dengan Chiang Kai-shek sehingga terjadi Insiden 715, yang merupakan perubahan haluan politik yang dilakukan oleh Wang Jingwei pada 15 Juli 1927. Pemerintah Nasionalis Wuhan didirikan di Wuhan pada 21 Februari 1927 dan berakhir pada 19 Agustus 1927.[62] Setelah berakhirnya Ekspedisi ke Utara, Hankou ditetapkan menjadi kota madya yang dikendalikan secara terpusat. Saat terjadi Banjir Sungai Kuning 1931, salah satu bencana banjir yang paling mematikan dalam sejarah dunia, Wuhan menjadi tempat perlindungan bagi korban banjir dari daerah terpencil, yang telah tiba sejak akhir musim semi. Tetapi ketika Wuhan sendiri terendam pada awal musim panas akibat tanggul jebol sebelum pukul 6 pagi pada 27 Juli,[63] diperkirakan 782.189 warga kota Wuhan dan pengungsi dari pedesaan kehilangan tempat tinggal. Banjir meliputi area seluas 52 km² dan Wuhan terendam air setinggi beberapa meter selama hampir tiga bulan.[63] Sejumlah besar orang-orang dari seluruh penjuru kota berkumpul di tempat-tempat yang tidak terkena banjir, setidaknya ada 30.000 orang yang berlindung di kereta api yang berada di atas tanggul di pusat Hankou. Dengan semakin menipisnya persediaan makanan dan sanitasi yang rusak total, ribuan orang meninggal akibat terserang penyakit.[64] Jin Shilong, Insinyur Senior dari Badan Pencegahan Banjir Hubei, menggambarkan banjir tersebut:
Titik air tertinggi terjadi pada 19 Agustus di Hankou, dengan ketinggian melebihi 16 m (53 ft) di atas normal.[65][66] Pada tahun 1936, ketika banjir besar melanda wilayah Tiongkok Tengah yang memengaruhi Hebei, Hunan, Jiangxi, Wuhan dan Chongqing, akibat meluapnya Sungai Yangtze dan Sungai Huai, Ong Seok Kim selaku Ketua Komite Penggalangan Dana dan Bantuan Bencana Sitiawan, mengumpulkan uang dan barang-barang untuk membantu para korban.[67][68][69][70] Selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua dan setelah jatuhnya Nanking pada Desember 1937, Wuhan menjadi ibu kota sementara pemerintahan Kuomintang Tiongkok dan menjadi titik fokus pertempuran udara yang dimulai pada awal 1938, dengan menggunakan monoplane pengebom modern antara pasukan angkatan udara Kekaisaran Jepang melawan Tiongkok yang didukung oleh Kelompok Sukarelawan Soviet, baik pesawat maupun personelnya, karena dukungan dari Amerika Serikat sudah jauh berkurang.[71] Saat pertempuran berkecamuk hingga tahun 1938, Wuhan dan wilayah sekitarnya menjadi lokasi Pertempuran Wuhan. Setelah diambil oleh Jepang pada akhir tahun 1938, Wuhan menjadi pusat logistik utama Jepang untuk operasional mereka di Tiongkok Selatan. Pada awal Oktober 1938, pasukan Jepang bergerak ke timur dan utara di pinggiran kota Wuhan. Akibatnya, banyak perusahaan dan pabrik serta sejumlah besar orang harus mundur dari Wuhan ke Hubei Barat dan Sichuan. Angkatan Laut KMT bertanggung jawab untuk mempertahankan Sungai Yangtze dengan berpatroli dan melindungi pergerakan mundur tersebut. Pada 24 Oktober, saat mengawasi perairan Sungai Yangtze dekat kota Jinkou (Distrik Jiangxia di Wuhan), Wuchang, Kapal bermeriam Zhongshan milik KMT datang untuk melawan enam pesawat Jepang. Meskipun berhasil menembak jatuh dua pesawat Jepang, kapal perang Zhongshan akhirnya tenggelam beserta 25 awaknya. Diangkat dari dasar Sungai Yangtze pada tahun 1997 dan dipugar di galangan kapal lokal, Zhongshan dipindahkan ke museum yang dibangun khusus di Distrik Jiangxia, pinggiran kota Wuhan, yang dibuka pada 26 September 2011.[butuh rujukan] Sebagai pusat utama di Yangtze, Wuhan menjadi basis penting bagi operasional Jepang selama di Tiongkok.[72] Pada 18 Desember 1944, Wuhan dibom oleh 77 pesawat pengebom Amerika sehingga memicu badai api yang menghancurkan sebagian besar kota.[73] Selama tiga hari berikutnya, Wuhan dibom oleh Amerika, menghancurkan semua dermaga dan gudang yang ada di Wuhan, termasuk pangkalan udara Jepang di kota itu. Serangan udara tersebut menewaskan ribuan warga sipil Tiongkok yang tidak disadari oleh pengebom Amerika.[73] "Menurut catatan statistik, korban yang dikumpulkan di kota Hankou pada tahun 1946: lebih dari 20.000 orang tewas atau terluka dalam pengeboman Desember 1944."[74] Wuhan kembali di bawah kendali Tiongkok pada September 1945. Secara administratif, Wuchang dan Hanyang awalnya digabungkan menjadi Kota Wuchang Baru, tetapi pada Oktober 1946, dipisahkan menjadi Kota Wuchang dan County Hanyang. Hankou menjadi kota madya yang dikendalikan secara terpusat pada Agustus 1947. Di bidang militer, Markas Depan Wuhan didirikan dan dipimpin oleh Bai Chongxi.[75] Selama tahap akhir Perang Saudara Tiongkok, Bai masih berusaha mengajukan perdamaian, ia mengusulkan agar Partai Komunis dapat memerintah Tiongkok Utara sementara pemerintah Nasionalis berkuasa di Tiongkok Selatan. Usulannya ditolak dan pada 15 Mei 1949, Bai berikut garnisun Wuhan mundur dari kota. Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat memasuki Wuhan pada Senin sore, 16 Mei 1949.[76][77][78] Republik Rakyat TiongkokKomisi Sumber Daya Air Changjiang didirikan kembali pada Februari 1950, berkantor pusat di Wuhan. Dari Juni hingga September 1954, terjadi Banjir Sungai Yangtze yang merupakan bagian dari rangkaian bencana banjir yang melanda sebagian besar Provinsi Hubei. Karena volume curah hujan yang luar biasa tinggi dan musim hujan yang sangat panjang di bagian tengah Sungai Yangtze pada akhir musim semi tahun 1954, sungai mulai naik di atas batas ketinggian normal yang biasanya baru terjadi sekitar akhir Juni. Pada tahun 1969, sebuah monumen batu besar didirikan di taman yang ada di tepi sungai di kawasan Hankou untuk menghormati tindakan heroik dalam memerangi banjir Sungai Yangtze tahun 1954. Sebelum pembangunan Jembatan Sungai Yangtze Wuhan dimulai, Hunslet Engine Company telah memproduksi dua lokomotif ekstra berat 0-8-0 untuk membawa feri kereta yang akan digunakan untuk menyeberangi Yangtze Sungai di Wuhan. Proyek pembangunan Jembatan Sungai Yangtze Wuhan yang sering juga disebut Jembatan Pertama, dianggap sebagai salah satu proyek utama dari rencana pembangunan lima tahun pertama. Pada 25 Oktober 1955, pembangunan jembatan ini dimulai. Pada tahun 1957, seluruh proyek selesai dan upacara pembukaan lalu lintas diselenggarakan pada 15 Oktober. Jembatan Pertama menyatukan jalur Kereta Api Beijing-Hankou dengan jalur Kereta Api Guangdong-Hankou sehingga menjadi jalur Kereta Api Beijing-Guangzhou, membuat Wuhan dijuluki "jalan sembilan provinsi" (九省通衢), sebuah julukan yang sesuai dengan kenyataannya. Setelah Konferensi Chengdu, Mao pergi ke Chongqing dan Wuhan pada bulan April untuk memeriksa kondisi pedesaan dan pabrik. Ketika tiba di Wuhan, dia memanggil semua pemimpin provinsi dan kota yang tidak menghadiri Konferensi Chengdu guna melaporkan hasil pekerjaan mereka. Tian Jiaying, sekretaris Mao, mengatakan bahwa Konferensi Wuhan adalah pelengkap dari Konferensi Chengdu.[80] Pada Juli 1967, terjadi perselisihan sipil yang melanda Wuhan, peristiwa ini disebut Insiden Wuhan ("Insiden 20 Juli"), sebuah konflik bersenjata antara dua kelompok yang bermusuhan untuk menguasai Kota Wuhan pada puncak Revolusi Budaya.[81] Pada tahun 1981, Pemerintah Kota Wuhan mulai merekonstruksi Menara Bangau Kuning (yang terakhir kali dihancurkan pada tahun 1884) ke lokasi baru yang berjarak sekitar 1 km dari situs aslinya dan rampung pada tahun 1985. Pada tahun 1957, Jembatan Pertama selesai dibangun dengan bantuan satu jembatan penyangga yang berada di lokasi Menara Bangau Kuning.[82] Selama aksi unjuk rasa Lapangan Tiananmen 1989, mahasiswa di Wuhan memblokir Jembatan Pertama dan 4.000 mahasiswa lainnya berkumpul di stasiun kereta api.[83] Sekitar seribu mahasiswa menggelar aksi 'duduk-duduk' di atas rel kereta api, sehingga membuat lalu lintas kereta api jalur Beijing-Guangzhou dan Wuhan-Dalian menjadi terganggu. Para mahasiswa juga mendesak para karyawan perusahaan milik negara agar melakukan aksi mogok.[83] Situasinya begitu tegang sehingga banyak warga yang mulai melakukan penarikan dana besar-besaran dari bank dan "belanja panik" (panic-buying).[83] Setelah pengeboman kedutaan besar Tiongkok di Beograd oleh NATO pada 7 Mei 1999, aksi protes meledak di seluruh Tiongkok, termasuk di Wuhan.[84] Pada 22 Juni 2000, sebuah pesawat Wuhan Airlines dari Bandara Enshi Xujiaping menuju Wuhan, terpaksa berputar selama 30 menit karena terjadi badai petir. Pesawat akhirnya jatuh di tepi Sungai Han di Distrik Hanyang,[85] semua 38 penumpang dan 4 awak pesawat tewas (ada berbagai laporan berbeda mengenai jumlah awak dan penumpang). Selain itu, kecelakaan ini juga menewaskan 7 orang di darat.[86][87][88] Para pemrotes Tiongkok mengorganisir gerakan untuk memboikot rantai ritel Carrefour milik Prancis, di kota-kota besar Tiongkok termasuk Kunming, Hefei dan Wuhan. Pemrotes menuduh Prancis sebagai bangsa konspirasi pro-pemisahan dan rasisme anti-Tiongkok.[89] BBC melaporkan bahwa ratusan orang berdemonstrasi di Beijing, Wuhan, Hefei, Kunming dan Qingdao.[90][91] Pada 19 Mei 2011, Fang Binxing, rektor Universitas Pos dan Telekomunikasi Beijing (juga dikenal sebagai "Bapak Tembok Api Besar Tiongkok"[92][93]) dilempar sepatu yang mengenai dadanya oleh seorang mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Huazhong yang mengaku bernama "hanjunyi" (寒君依 atau 小湖北, Hubei kecil), ketika Fang sedang memberikan kuliah di Universitas Wuhan.[94][95][96][97][98][99] Wuhan telah sering mengalami bencana banjir yang menghancurkan, sekarang seharusnya sudah bisa dikendalikan oleh Bendungan Tiga Ngarai, sebuah proyek ambisius yang selesai pada tahun 2008.[100][101] Badai salju Tiongkok 2008 sempat merusak peralatan pasokan air di Wuhan, menyebabkan lebih dari 100.000 warga kehabisan air karena beberapa pipa air pecah, memutus pasokan air ke rumah tangga lokal.[102] Gelombang panas Belahan Bumi Utara 2010 melanda Wuhan pada 3 Juli.[103] Pada banjir Tiongkok 2010, Sungai Han di Wuhan mengalami banjir terburuk dalam dua puluh tahun terakhir, memaksa para pejabat melanjutkan upaya menumpuk karung pasir di sepanjang Sungai Han dan Yangtze serta memeriksa kondisi waduk.[104] Pada banjir Tiongkok 2011, Wuhan tergenang dan aliran listrik terputus di sebagian kota.[105] Dalam banjir Tiongkok 2016, Wuhan menyaksikan curah hujan 570mm selama minggu pertama bulan Juli, melampaui rekor yang terjadi pada tahun 1991. Peringatan waspada banjir ketika terjadi hujan lebat dikeluarkan pada 2 Juli, hari yang sama ketika tembok sepanjang 15 meter dan setinggi 2 meter, ambruk menimpa dan menewaskan delapan orang.[106] Sistem kereta bawah tanah, Wuhan Metro sebagian terendam, begitu juga dengan stasiun kereta api.[107] Sedikitnya 14 warga kota tewas, satu hilang dan lebih dari 80.000 orang direlokasi.[108] Pada awal Juli 2019, terjadi protes terhadap rencana pembangunan pabrik pengolahan sampah baru di Distrik Xinzhou.[109] Wuhan menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Militer Dunia 2019, yang diselenggarakan pada bulan Oktober.[110][111] GeografiIkhtisarWuhan berlokasi di timur-tengah Provinsi Hubei, pada garis lintang 29° 58'–31° 22' LU dan bujur 113° 41'–115° 05' T. Wuhan terletak di tempuran Sungai Han dengan Sungai Yangtze di sebelah timur Dataran Jianghan di sepanjang bagian tengah Yangtze. Wilayah metropolitan Wuhan terdiri dari tiga bagian—Wuchang, Hankou dan Hanyang—biasa disebut "Tiga Kota Wuhan" (oleh karena itu namanya "Wuhan", menggabungkan kata "Wu" dari kota pertama dan "Han" dari dua kota lainnya). Penggabungan tiga kota ini terjadi pada tahun 1927, sehingga menjadi Wuhan hingga saat ini. Ketiga bekas kota tersebut saling berhadapan di seberang sungai dan dihubungkan oleh jembatan, termasuk salah satu jembatan modern pertama di Tiongkok, yang dinamakan "Jembatan Pertama".
Medannya sederhana, kebanyakan berupa dataran rendah yang datar di bagian tengah dan berbukit di selatan, dengan sungai Yangtze dan Han yang berkelok-kelok melintasi kota. Sungai She bergabung dengan Yangtze di Distrik Huangpi. Luas area Wuhan 8.494,41 km², yang sebagian besar merupakan dataran aluvial dan dihiasi perbukitan serta sejumlah besar danau dan kolam. Seperempat kawasan perkotaan Wuhan berupa wilayah perairan, termasuk yang tertinggi di antara kota-kota besar di Tiongkok.[112] Wuhan memiliki hampir 200 danau, termasuk Danau Timur seluas 33 km² dan Danau Tangxun, yang merupakan danau di dalam kota terbesar di seluruh kota-kota yang ada di Tiongkok. Danau terkenal lainnya adalah Danau Selatan dan Danau Pasir. Sedangkan Danau Liangzi menjadi danau terbesar berdasarkan luas permukaan di Provinsi Hubei, terletak di tenggara Distrik Jiangxia dan berada pada ketinggian 709 mdpl. Titik tertinggi di Wuhan adalah puncak utama Gunung Yunwu (云雾山) di barat laut Distrik Huangpi.[113] Ada juga beberapa gunung yang masih termasuk dalam wilayah Wuhan yaitu: Gunung Luojia (珞珈山) di Wuchang serta Gunung Hong (洪山) dan Gunung Yujia (喻家山/瑜珈山) di Distrik Hongshan.[114] IklimIklim Wuhan adalah subtropis basah (Cfa Köppen) dengan curah hujan yang melimpah di musim panas dan memiliki empat musim yang berbeda. Wuhan dikenal dengan musim panasnya yang lembap, ketika titik embun sering dapat mencapai 26 °C (79 °F) atau lebih.[115] Secara historis, bersama dengan Chongqing dan Nanjing, Wuhan dijuluki sebagai salah satu dari "Tiga Tungku Besar" di sepanjang Sungai Yangtze saat musim panas.[116] Namun, data iklim beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa Wuhan tidak lagi menjadi salah satu "kota terpanas pada musim panas" di Tiongkok. Sekarang julukan "Empat Tungku Besar Baru" ditujukan kepada kota Chongqing, Fuzhou, Hangzhou dan Nanchang.[117][118] Musim semi dan musim gugur umumnya sejuk, sedangkan pada musim dingin, curah hujan cukup rendah dan sesekali bersalju. Suhu rata-rata bulanan 24 jam berkisar dari 40 °C (104,0 °F) pada bulan Januari hingga 291 °C (555,8 °F) pada bulan Juli.[119] Total curah hujan tahunan di bawah 1.320 mm (52 in),[119] yang sebagian besar jatuh dari April hingga Juli; suhu rata-rata tahunan adalah 1.713 °C (3.115,4 °F),[119] periode bebas salju berlangsung selama 211 hingga 272 hari.[120] Dengan kemungkinan persentase sinar matahari bulanan mulai dari 31 persen pada bulan Maret hingga 59 persen pada bulan Agustus, kota ini menerima 1.865 jam sinar matahari cerah setiap tahunnya.[121] Suhu rendah dan tinggi ekstrem yang tercatat adalah −181 °C (−294 °F) pada 31 Januari 1977 dan 397 °C (747 °F) pada 27 Juli 2017 (catatan tidak resmi, mencapai 413 °C (775 °F) pada tahun 1934).[122][123]
Panorama kotaPemerintahan dan politikWuhan merupakan kota subprovinsi. Pemerintahan kota madya dijalankan oleh Partai Komunis Tiongkok dan dipimpin oleh Sekretaris Komite Partai Komunis setempat, saat ini dijabat oleh Ma Guoqiang. Pemerintahan komunis daerah ini berwenang untuk menetapkan kebijakan administratif, menghimpun pajak, mengelola ekonomi dan menjembatani pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Pejabat pemerintah yang terkemuka adalah Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang dan Wakil Wali Kota. Selain itu terdapat beberapa biro yang mengurusi hukum, ketertiban umum dan urusan lainnya. Pembagian administratifKota subprovinsi Wuhan terdiri dari 13 distrik.[124] Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, 13 distrik tersebut terdiri dari 160 wilayah pemukiman setingkat kota praja termasuk 156 subdistrik, 1 kota praja, 3 daerah administrasi kota praja.[6][7]
Perwakilan diplomatikAda empat negara yang memiliki konsulat di Wuhan:
Jepang[132] dan Rusia[133] berencana membuka kantor Konsulat mereka di Wuhan. EkonomiHingga abad ke-21, sebagian besar wilayah Wuhan masih berupa lahan pertanian, tetapi sejak tahun 2004 telah menjadi titik fokus dari Rencana Kebangkitan Tiongkok Tengah, yang bertujuan untuk membangun ekonomi pedalaman yang kurang berkembang menjadi pusat manufaktur yang maju. Sejak 1890,[112] industri baja telah menjadi tulang punggung industri Wuhan.[134] Tahun 2010, industri otomotif untuk pertama kalinya melampaui PDB baja Wuhan Iron and Steel Corporation (WISCO). Terdapat 5 produsen mobil di Wuhan yaitu: Dongfeng Honda, Citroen, Shanghai GM, DFM Passenger Vehicle dan Dongfeng Renault, bahkan Dongfeng-Citroen Automobile Co, Ltd, berkantor pusat di Wuhan.[134] Pada 2016, Wuhan berhasil menarik investasi asing dari setidaknya 80 negara, sebanyak 5.973 perusahaan investasi asing telah didirikan dengan total suntikan modal sebesar US$. 22,45 miliar.[135] Di antaranya, sekitar 50 perusahaan Prancis termasuk Renault dan Groupe PSA beroperasi di Wuhan, mewakili lebih dari sepertiga investasi Prancis di Tiongkok dan merupakan investasi Prancis tertinggi di kota mana pun di Tiongkok.[136] Wuhan merupakan pusat penting bagi ekonomi, perdagangan, keuangan, transportasi, teknologi informasi dan pendidikan di Tiongkok. Industri utamanya meliputi optik-elektronik, manufaktur mobil, manufaktur besi dan baja, sektor farmasi baru, teknik biologi, industri material baru dan perlindungan lingkungan. Kelestarian lingkungan mendapat perhatian dalam daftar industri baru di Wuhan, yang mencakup teknologi efisiensi energi dan energi terbarukan.[135] Zona industriZona industri utama di Wuhan:
Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Wuhan adalah zona industri tingkat nasional yang didirikan pada tahun 1993.[137] Luas zonanya saat ini sekitar 10–25 km² dan rencananya akan diperluas hingga 25–50 km². Industri yang digalakkan di zona ini meliputi Produksi/Perakitan Mobil, Bioteknologi/Farmasi, Produksi dan Pemrosesan Bahan Kimia, Pemrosesan Makanan/Minuman, Industri Berat dan Peralatan Telekomunikasi.
Zona Pemrosesan Ekspor Wuhan didirikan pada tahun 2000. Terletak di Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Wuhan, dengan menempati lahan seluas 2,7 km², yang sudah digunakan pada tahap awal seluas 0,7 km².[138] Zona Pengembangan Teknologi Baru Donghu Wuhan merupakan zona pengembangan teknologi tinggi tingkat nasional. Optik-elektronik, telekomunikasi dan manufaktur peralatan menjadi industri inti dari Zona Pengembangan Teknologi Tinggi Danau Timur Wuhan (TTDTW) dan alih daya perangkat lunak serta elektronik juga terus didorong. TTDTW adalah pusat produksi produk optoelektronik terbesar di Tiongkok dengan produsen kunci seperti Yangtze Optical Fiber and Cable[139] (pembuat kabel serat optik terbesar di Tiongkok) dan Fiberhome Telecommunications.[140] Zona Pengembangan Teknologi Baru Donghu Wuhan juga mewakili pusat pengembangan industri laser Tiongkok dengan produsen utama seperti HG Tech[141] dan Chutian Laser.[142]
Taman Perangkat Lunak Lembah Optik Wuhan (Guanggu) terletak di Zona Pengembangan Teknologi Baru Donghu. Taman Perangkat Lunak Lembah Optik Wuhan dikembangkan bersama oleh Zona Pengembangan Teknologi Tinggi Danau Timur dan Dalian Software Park Co., Ltd.[143] Direncanakan seluas 0,67 km², dengan total luas lantai 6 juta m². Zona ini berjarak 8,5 km dari Jalan Bebas Hambatan Nasional 316 dan sekitar 46,7 km dari Bandara Internasional Tianhe.
Biolake adalah basis industri yang didirikan pada tahun 2008 di Lembah Optik Tiongkok. Kawasan industri terpadu seluas 15 km² ini, sekarang sudah ditempati oleh 6 taman industri: Bio-inovasi, Bio-farmasi, Bio-pertanian, Bio-manufaktur, Peralatan Kesehatan dan Kesehatan Medis, guna mengakomodasi kegiatan penelitian dan kehidupan.[144][145][146][147][148] Demografi
Wuhan adalah kota terpadat di Tiongkok Tengah dan salah satu kota kota yang terpadat di Tiongkok. Pada sensus penduduk Tiongkok tahun 2010, kawasan terbangun di Wuhan terdiri dari 8 distrik perkotaan (kecuali distrik Xinzhou dan Hannan belum diaglomerasi), menjadi tempat tinggal bagi 8.821.658 jiwa.[155] Hingga 2015[update], kota Wuhan diperkirakan memiliki populasi 10.607.700 orang.[154] Wilayah metropolitan yang melingkupi Wuhan diperkirakan oleh OECD (Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi) memiliki populasi 19 juta jiwa, hingga 2010[update].[10][156] Pada November 2019, pembangunan perkotaan Wuhan baik dari segi proses ruangan maupun sosial ekonomi berdasarkan data "Pencahayaan Waktu Malam" dan data tutupan lahan, statusnya adalah proxy (pewali). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosial ekonominya lebih tinggi ketimbang pengembangan tata ruang perkotaannya.[157] AgamaMenurut sebuah survei yang diterbitkan pada tahun 2017, 79,2% populasi Wuhan tidak beragama atau mempraktikkan pemujaan dewa dan leluhur, 0,9% di antaranya adalah Taois. Sisanya adalah: 14,7% Buddha, 2,9% Protestan, 0,3% Katolik, 1,6% Islam dan 1,6 % penganut agama lainnya.[158]
TransportasiKeretaBiro Kereta Api Wuhan mengelola Simpangan Kereta Wuhan, simpangan ini dianggap sebagai salah satu dari empat simpangan kereta api utama Tiongkok.[159] Kota Wuhan memiliki tiga stasiun kereta utama: Stasiun Kereta Hankou, Stasiun Kereta Wuchang dan Stasiun Kereta Wuhan yang terletak di daerah yang baru dikembangkan di sebelah timur Danau Timur (Distrik Hongshan). Karena jarak antar stasiun cukup jauh, penting bagi penumpang untuk mengetahui stasiun dan kereta yang akan digunakan. Sebelumnya, Stasiun Kereta Hankou merupakan terminal untuk Jalur kereta api Jinghan dari Beijing, sedangkan Stasiun Kereta Wuchang menjadi terminal untuk Jalur kereta api Yuehan ke Guangzhou. Sejak Jembatan Yangtze Pertama selesai dibangun dan menghubungkan kedua jalur tersebut menjadi Jalur kereta api Jingguang, baik stasiun Hankou maupun Wuchang melayani kereta dari segala arah, yang kontras dengan stasiun-stasiun kereta yang ada di New York atau Moskwa, stasiun yang berbeda melayani arah yang berbeda. Dengan beroperasinya Kereta kecepatan tinggi Hefei-Wuhan pada 1 April 2009,[160] Wuhan memiliki jalur kereta kecepatan tinggi dengan tujuan Hefei, Nanjing dan Shanghai. Saat ini, ada beberapa kereta kecepatan tinggi yang melayani rute Wuhan-Shanghai dalam sehari, lama perjalanan kurang dari enam jam. Pada awal 2010, sebagian besar kereta kecepatan tinggi ini berangkat dari Stasiun Kereta Hankou. Pada tahun 2006, dimulai konstruksi pembangunan Stasiun Kereta Wuhan baru dengan 11 peron, yang terletak di pinggiran timur laut kota. Pada bulan Desember 2009, stasiun ini resmi dibuka, bersamaan dengan diluncurkannya Kereta kecepatan tinggi Wuhan-Guangzhou, yang dapat meluncur hingga 394 km/jam, sehingga disebut-sebut sebagai kereta tercepat di dunia. Waktu tempuh Wuhan-Guangzhou yang sebelumnya memakan waktu 10,5 jam, saat ini menjadi hanya tiga jam saja. Rutenya masih terus diperpanjang hingga ke Beijing.[161] Sejak tahun 2011, Stasiun Kereta Wuhan terutama digunakan oleh Kereta kecepatan tinggi Wuhan-Guangzhou, sedangkan sebagian besar kereta reguler ke tujuan lain menggunakan Stasiun Hankou dan Wuchang. Pekerjaan konstruksi masih terus dilakukan pada beberapa jalur baru sistem Kereta antarkota Wilayah Metropolitan Wuhan, yang pada akhirnya akan menghubungkan tiga stasiun kereta utama Wuhan dengan beberapa stasiun di seluruh area pinggiran dan luar kota yang lebih jauh, serta dengan kota-kota terdekat seperti Xianning, Huangshi, Huanggang dan Xiaogan. Jalur pertama dari sistem ini adalah Kereta antarkota Wuhan-Xianning, yang dibuka untuk melayani penumpang pada akhir 2013. Jalur Kereta antarkota Wuhan-Xiaogan diresmikan pada 1 Desember 2016, yang disusul dengan pembukaan jalur Kereta kecepatan tinggi Wuhan-Shiyan pada 29 November 2019.[162][163] Stasiun Kereta Utara Wuhan merupakan stasiun kereta kargo utama dan menjadi halaman langsir bagi kereta api yang beroperasi di wilayah metropolitan Wuhan, dengan 112 jalur dan lebih dari 650 wesel. Stasiun ini terletak di Subdistrik Hengdian, Distrik Huangpi, sekitar 20 km di utara Stasiun Kereta Wuhan dan 23 km dari Stasiun Kereta Hankou.
Wuhan MetroWuhan Metro adalah sistem transit cepat yang melayani kota Wuhan. Dimiliki dan dioperasikan oleh Wuhan Metro Group Co., Ltd., jaringan ini sekarang memiliki 9 jalur, 228 stasiun dan total rute sepanjang 339 km. Jalur 1, yang merupakan jalur perdana dalam sistem kereta di Wuhan, dibuka pada 28 Juli 2004, sehingga menjadikan Wuhan sebagai kota ketujuh di Tiongkok Daratan yang mengoperasikan sistem transit cepat, setelah Beijing, Tianjin, Shanghai, Guangzhou, Changchun dan Dalian.[164] Jalur 2, dibuka pada 28 Desember 2012 dan menjadi jalur metro bawah tanah pertama yang melintas di bawah Sungai Yangtze. Sebelumnya, komuter yang melintasi Sungai Yangtze dan Sungai Han telah menyebabkan kemacetan lalu lintas di Wuhan. Namun, kemunculan Wuhan Metro sangat membantu untuk mengatasi masalah kemacetan ini. Dengan mengangkut 1,22 miliar penumpang pada tahun 2019, menjadikan Wuhan Metro sebagai sistem angkutan cepat tersibuk keenam di Tiongkok Daratan.[165] Beberapa jalur atau bagian masih terus dibangun. Pemerintah Kota Wuhan berjanji kepada warganya bahwa setidaknya dua jalur atau bagian baru akan dibuka setiap tahunnya.[166] Karena pandemi COVID-19, seluruh jaringan Wuhan Metro tidak dapat digunakan mulai 23 Januari hingga 27 Maret 2020.
TremTrem mulai meluncur di jalan-jalan kota Wuhan ketika jalur perdana (Trem kota otomatis, Jalur T1) dibuka pada 28 Juli 2017.[167] Trem yang sedang dibangun atau direncanakan di Wuhan adalah:
Transportasi perairanWuhan adalah pusat utama transportasi perairan di Tiongkok Tengah. Pelabuhan Wuhan menyediakan layanan untuk penduduk lokal dan layanan pengiriman barang. FeriTerletak di tepi Sungai Yangtze, Wuhan memiliki sejarah panjang layanan feri. Untuk layanan feri modern didirikan pada tahun 1900 dengan menggunakan kapal uap. Pada tahun 1937, sebuah feri kereta didirikan untuk mengangkut gerbong kereta dari Hankou ke Wuchang.[169] Tempat pemberhentian feri menggunakan nomor, selain itu tersedia juga feri untuk turis pada malam hari. Saat ini, layanan feri disediakan oleh Perusahaan Feri Wuhan. Tahun 2010, perusahaan ini membeli sepuluh kapal baru untuk menggantikan kapal-kapal lama yang telah beroperasi selama 29 tahun.[170] BandaraBandara Internasional Tianhe Wuhan adalah salah satu bandara tersibuk di Tiongkok Tengah. Terletak di Distrik Huangpi, sekitar 26 km di utara pusat kota Wuhan. Bandara ini dibuka pada April 1995 sebagai bandara utama Wuhan, menggantikan Bandara Hankou Wangjiadun dan Bandara Nanhu.[171][172] Bandara ini menjadi simpangan bandara internasional keempat di Tiongkok setelah Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, Bandara Internasional Pudong Shanghai dan Bandara Internasional Baiyun Guangzhou. Pembangunan terminal kedua dimulai pada Februari 2005 dan rampung pada Maret 2008, menelan biaya 3,372 miliar RMB. Penerbangan internasional ke negara tetangga di Asia juga telah ditingkatkan, termasuk penerbangan langsung ke Tokyo dan Nagoya, Jepang. Terminal 3 telah siap untuk digunakan sejak awal 2017. Perpanjangan Jalur 2, Wuhan Metro hingga ke Bandara Tianhe dibuka pada 28 Desember 2016.[173] Bandara Kota Hannan merupakan bandara kota yang melayani Distrik Hannan dan menjadi bandara terbesar di Tiongkok yang hanya menangani penerbangan umum,[174] sekaligus sebagai bandara kota terbesar di Provinsi Hubei. Pada 1 Desember 2017, konstruksi Bandara Kota Caidian dimulai, yang nantinya akan melayani Distrik Caidian.[175] Jalan raya dan jalan bebas hambatanBanyak jalan raya utama dan jalan bebas hambatan yang melewati Wuhan, termasuk:
Sistem berbagi sepedaPada Mei 2011, sistem berbagi sepeda di Wuhan (90 ribu sepeda) dan perusahaan Sepeda Umum Hangzhou (60 ribu sepeda) menjadi yang terbesar di dunia.[176] Pangsa sepeda "tanpa dermaga" pribadi meningkat pesat di Tiongkok, dengan menggunakan sepeda yang ukurannya lebih kecil ketimbang sepeda di luar Tiongkok.[177] Awalnya, sejumlah sistem sepeda umum berdermaga tradisional (generasi ketiga) yang dioperasikan oleh pemerintah kota setempat dibuka di seluruh Tiongkok, yang terbesar berada di Wuhan dan Hangzhou. Sistem pertama diperkenalkan di Beijing pada tahun 2007. Namun, bisnis berbagi sepeda generasi ketiga tidak berjalan dengan baik di kebanyakan kota di Tiongkok. Beberapa perusahaan berbagi sepeda di Beijing bangkrut dan hal serupa terjadi juga di Shanghai dan Wuhan.[178] Tempat tujuan wisata
PendidikanSekolah dan universitasAda 35 institusi pendidikan tinggi di Wuhan, menjadikannya sebagai pusat pendidikan terkemuka di Tiongkok. Institusi terkemuka di kota ini adalah Universitas Sains dan Teknologi Huazhong dan Universitas Wuhan. Terdapat tiga zona pengembangan tingkat nasional dan banyak inkubator perusahaan yang berperan penting dalam memajukan pendidikan dan pengembangan bisnis di Wuhan. Secara keseluruhan, Wuhan menempati urutan ketiga di Tiongkok dalam bidang sains dan teknologi.[187] Hingga akhir 2013, di Wuhan terdapat 1.024 taman kanak-kanak dengan 224.300 anak, 590 sekolah dasar dengan 424.000 siswa, 369 sekolah menengah umum dengan 314.000 siswa, 105 sekolah menengah kejuruan dan teknik dengan 98.600 siswa, serta 80 perguruan tinggi dan universitas yang memiliki 966.400 mahasiswa undergraduate dan mahasiswa junior serta 107.400 mahasiswa pascasarjana.[188] Selain itu, terdapat juga beberapa sekolah internasional di Wuhan. Universitas Sains dan Teknologi Huazhong (USTH) terletak di Lembah Optik Tiongkok, dekat Danau Timur. USTH termasuk dalam Proyek 985 dan kategori Kelas A untuk Universitas Kelas Utama Ganda.[189] USTH mengelola Wuhan National Laboratories for Opto-electronics (WNLO), yang merupakan salah satu dari lima laboratorium nasional di Tiongkok. USTH juga merupakan salah satu dari empat universitas Tiongkok yang memenuhi syarat untuk menjalankan laboratorium nasional dan infrastruktur sains serta teknologi utama nasional. Didirikan pada tahun 1953 dengan nama Institut Teknologi Huazhong, kemudian pada 6 Mei 2000, digabung dengan tiga universitas lainnya yaitu Universitas Kedokteran Tongji yang didirikan pada tahun 1907, Institut Konstruksi Perkotaan Wuhan (武汉城市建设学院) dan Sekolah Manajemen Sains dan Teknologi (科技部干部管理学院), sehingga membentuk USTH yang saat ini memiliki 42 jurusan dan fakultas yang mencakup 12 disiplin ilmu yang komprehensif.[190][191] USTH memiliki 12 Fellow dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan 17 Fellow dari Akademi Teknik Tiongkok.[192] U.S. News & World Report 2021 menempatkan USTH pada peringkat ke-209 di dunia dan ke-10 di Tiongkok,[193] sedangkan dalam daftar QS World University Rankings 2021, USHT menempati peringkat ke-246 di dunia.[194] Saat ini, setidaknya ada 2.000 mahasiswa internasional dari 120 negara yang mengejar gelar akademis di USTH.[195] Penelitian ilmiahWuhan memiliki tiga zona pengembangan nasional, empat taman pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak inkubator perusahaan, lebih dari 350 lembaga penelitian, 1.470 perusahaan teknologi tinggi, serta lebih dari 400.000 ahli dan teknisi di berbagai bidang. Didirikan pada tahun 1958, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok cabang Wuhan (AIPTW) menjadi salah satu dari dua belas cabang Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang ada di seluruh Tiongkok. AIPTW terdiri dari 9 organisasi independen, termasuk kantor pusatnya di Xiaohongshan, Wuchang dan memiliki 3.900 staf, termasuk 8 Fellow AIPTW dan seorang Fellow Akademi Teknik Tiongkok. Hingga tahun 2013, AIPTW telah meraih 23 Penghargaan Nasional dan 778 Penghargaan Provinsi.[196] Institut Penelitian Pos dan Telekomunikasi Wuhan (sekarang dinamakan FiberHome Technologies Group) adalah pusat penelitian komunikasi optik nasional dan menjadi tempat produksi serat optik pertama di Tiongkok.[197] Universitas Teknologi Wuhan (UTW) merupakan universitas nasional besar lainnya dengan tiga kampus utama yang terletak di Distrik Wuchang. Didirikan pada tahun 2000, UTW merupakan gabungan dari tiga universitas besar yaitu: Universitas Teknologi Wuhan (didirikan tahun 1948), Universitas Transportasi Wuhan (didirikan tahun 1946) dan Universitas Politeknik Otomotif Wuhan (didirikan tahun 1958). UTW bersama dengan Universitas Geosains Tiongkok, Wuhan, Universitas Pertanian Huazhong, Universitas Ekonomi dan Hukum Zhongnan dan Universitas Normal Tiongkok Tengah (atau sering disebut Universitas Normal Huazhong), adalah universitas-universitas terkemuka di Tiongkok yang diakreditasi oleh Kementerian Pendidikan Tiongkok di bawah Proyek 211, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tinggi di Tiongkok. Universitas penelitian utama lainnya yang memiliki kursi di pemerintahan kota adalah: Universitas Sains dan Teknologi Wuhan, Universitas Hubei, Universitas Teknologi Hubei dan Universitas Kebangsaan Selatan Tengah.[198][199] MediaKantor pusat Stasiun Radio dan Televisi Hubei terletak di Distrik Wuchang, sedangkan Menara Televisi Guishan adalah menara TV pertama yang dikembangkan secara mandiri di Tiongkok, diresmikan pada tahun 1986. Surat kabar atau koran modern di Wuhan dimulai sejak tahun 1866, ketika diterbitkan sebuah surat kabar berbahasa Inggris, Hankow Times. Sebelum tahun 1949, lebih dari 50 surat kabar dan majalah telah diterbitkan oleh orang asing di Wuhan. Chao-wen Hsin-pao, didirikan oleh Ai Xiaomei pada tahun 1873, menjadi koran Tiongkok pertama yang terbit di Hankou (salah satu kota yang sekarang diaglomerasi menjadi Wuhan). Selama era Ekspedisi ke Utara (1926-1928), jurnalisme di Wuhan mencapai puncaknya, lebih dari 120 koran dan terbitan berkala, termasuk surat kabar nasional seperti Berita Harian Pusat dan Berita Harian Republik, didirikan atau diterbitkan pada masa itu. [200] Harian Metroplois Chutian (楚天都市报, Chǔ tiān dūshì bào) dan Wuhan Evening News (武汉晚报, Wǔhàn wǎnbào) adalah dua surat kabar tabloid komersial lokal utama. Keduanya masuk dalam daftar 100 surat kabar yang paling banyak beredar di dunia. BudayaBunga plum adalah lambang kota Wuhan, dipilih sebagian karena sejarah panjang budi dayanya dan penggunaan plum lokal, sebagian lagi karena signifikansi ekonomi saat ini dalam hal budi daya dan penelitian. Plum liar lokal digunakan sebagai obat selama Dinasti Qin dan Han. Budi daya buah dimulai selama Dinasti Song. Beberapa kebiasaan tradisional tahun baru berkisar mengenai aktivitas penanaman plum.[15] BahasaPenduduk asli Wuhan berbicara dalam berbagai bahasa Mandarin Barat Daya yang disebut dialek Wuhan, yang sedikit berbeda antara satu distrik dengan distrik lainnya di Wuhan, termasuk dialek Wuchang di Distrik Wuchang, dialek Hankou di Distrik Hankou, dialek Hanyang di Distrik Hanyang dan dialek Qingshan di Distrik Qingshan. KulinerMasakan Hubei merupakan salah satu dari sepuluh gaya masakan utama Tiongkok. Dengan sejarah lebih dari 2.000 tahun, masakan Hubei, yang berasal dari masakan Kerajaan Chu kuno, telah mengembangkan sejumlah hidangan khas, seperti moncong ikan air tawar kukus sup bening, ham yang diawetkan dengan daun sawi Tiongkok, dan lainnya. Pada hari ketiga bulan ketiga kalender lunar, banyak orang di Wuhan makan dìcài zhǔ jīdàn (地菜煮鸡蛋), hidangan dari telur yang diharapkan dapat mencegah penyakit di tahun mendatang.[201] "Tidak perlu keahlian khusus untuk mengetahui resepnya; semua makanan memiliki kegunaan dan cita rasanya masing-masing. Anggur beras dan tangyuan adalah camilan tengah malam yang sangat baik, sedangkan ikan air tawar dan daun sawi Tiongkok adalah makanan yang luar biasa lezatnya".[202] Dalam kitab Zhuzhici Hankou (kitab kuno yang menceritakan tentang kehidupan di Hankou), secara tidak langsung menggambarkan kebiasaan makan dan berbagai macam jajanan khas yang memiliki sejarah panjang di Wuhan, seperti Qingshuizong (pangsit berbentuk piramida yang terbuat dari beras ketan dan dibungkus dengan bambu atau daun alang-alang) dari Zaman Negara-Negara Berperang, Chunbinbian dari Dinasti Utara dan Selatan, jeli kacang hijau dari Dinasti Sui, youtiao (油条, cakwe) dari Dinasti Song dan Dinasti Yuan, arak beras dan mianwo dari Dinasti Ming dan Dinasti Qing, tangbao (pangsit kukus yang diisi dengan daging cincang dan saus, mirip dengan Xiaolongbao, tetapi biasanya tangbao Wuhan lebih besar daripada Xiaolongbao) hingga mi kering panas (reganmian) pada zaman modern. Guozao (過早) yang berarti 'sarapan', adalah kata yang populer di Wuhan,[203] dan sudah menjadi bagian dari budaya kota. Sebagai pusat transportasi darat di Tiongkok, Wuhan telah mengumpulkan dan memadukan berbagai kebiasaan serta tradisi dari kota dan provinsi tetangganya, sehingga menjadi tempat konsentrasi beragam masakan dari berbagai daerah. Tempat yang paling terkenal untuk guozao (sarapan) adalah Jalan Hubu (戶部巷), sebuah jalan sepanjang 150 meter di kawasan Simenkou (司门口). Di jalan ini, orang dapat menemukan hampir semua makanan tradisional Wuhan, seperti:
Penduduk kota juga terbiasa menyantap hewan hidup yang secara umum diyakini bahwa kebiasaan ini menyebabkan awal merebaknya pandemi COVID-19. OperaOpera Han, yang merupakan opera lokal daerah Wuhan, adalah salah satu opera tertua dan terpopuler di Tiongkok. Selama akhir Dinasti Qing, opera Han dikombinasi dengan opera Hui sehingga melahirkan opera Peking, sebuah bentuk opera yang paling populer pada masa Tiongkok modern. Oleh karena itu, opera Han sering disebut "induk opera Peking".[204][205] OlahragaWuhan memiliki tim sepak bola profesional, Wuhan F.C., yang bermain di Liga Super Tiongkok. Stadion Xinhua Road Sport Center, dengan kapasitas 32.137 penonton, terletak di jantung kota, sebelah Taman Zhongshan, menjadi stadion kandang tim ini. Pada musim 2013, Wuhan F.C. (ketika itu masih menggunakan nama Wuhan Zall) dipromosikan ke Liga Super Tiongkok dan memindahkan markasnya ke Wuhan Sports Center, sebuah stadion modern dengan 54.357 tempat duduk yang terletak di pinggiran kota. Namun, tim ini tidak bermain bagus, sehingga didegradasi ke Liga Satu Tiongkok saat musim 2013 berakhir. Karena masalah keuangan dan transportasi, markas tim kembali ke Stadion Xinhua Road Sport Center pada tahun 2014. Wuhan Gators merupakan tim sepak bola Amerika arena profesional yang berbasis di Wuhan. Mereka adalah anggota dari China Arena Football League (CAFL).[206] Gimnasium Wuhan berkapasitas 13.000 kursi, menyelenggarakan Kejuaraan Asia FIBA 2011 dan menjadi salah satu tempat untuk perhelatan Piala Dunia Basket FIBA 2019.[207] Pesta Olahraga Militer Dunia ke-7 diselenggarakan di Wuhan dari 18 hingga 27 Oktober 2019.[208][209] Sejak tahun 2014, Wuhan menjadi tuan rumah turnamen tenis wanita, Wuhan Open, salah satu dari 5 turnamen Premier WTA. ArsitekturJembatanWuhan memiliki sebelas jembatan dan satu terowongan yang melintasi Sungai Yangtze. Jembatan Sungai Yangtze Wuhan atau biasa disebut Jembatan Pertama, dibangun di atas Sungai Yangtze pada tahun 1957, dilengkapi dengan rel kereta api yang melintasi sungai di antara Bukit Ular dan Bukit Penyu. Sebelum jembatan ini dibangun, dibutuhkan waktu sehari penuh untuk menyeberang menggunakan feri kereta. Panjang keseluruhan jembatan ini 1.680 m, mengakomodasi rel kereta dua jalur di dek bawah dan jalan raya empat lajur di atasnya. Dibangun dengan bantuan tim penasihat dari Uni Soviet. Jembatan Kedua, sebuah jembatan kabel pancang yang dibangun dari beton prategang, memiliki bentang tengah 400 m, panjangnya 4.678 m (termasuk bagian dari jembatan utama sepanjang 1.877 m) dan lebar 26,5 hingga 33,5 m. Jembatan utamanya masing-masing setinggi 90 m, menarik 392 kabel miring tebal secara bersamaan membentuk kipas ganda sehingga bentang tengah jembatan dapat ditempatkan dengan baik di tiang dan stabilitas jembatan serta ketahanan getarannya dapat dipastikan dan dimonitor. Dengan enam lajur jalan, jembatan ini dirancang untuk menangani lalu lintas harian 50.000 kendaraan bermotor. Jembatan Kedua selesai dibangun pada tahun 1995. Jembatan Sungai Yangtze Baishazhou atau sering disebut Jembatan Ketiga, selesai dibangun pada September 2000. Terletak sekitar 8,6 km barat daya Jembatan Pertama, pembangunan Jembatan Baishazhou dimulai pada tahun 1997, dengan investasi lebih dari 1,4 miliar yuan (sekitar US$.170 juta). Jembatan sepanjang 3.586 m dan lebar 26,5 m ini memiliki enam lajur jalan dengan kapasitas 50.000 kendaraan per hari. Diharapkan dapat berfungsi sebagai jalur utama yang terhubung dengan Jalan lingkar Wuhan pada masa depan, sehingga memudahkan lalu lintas kota dan membantu pembangunan ekonomi lokal. Jembatan Sungai Yangtze Yangluo terhubung dengan Jalan lingkar Wuhan untuk melintasi Yangtze di pinggiran timur kota dan menghubungkan Distrik Hongshan dengan Distrik Xinzhou. Jembatan ini dibuka pada 26 Desember 2007. Jembatan Sungai Yangtze Tianxingzhou melintasi Yangtze di bagian timur laut kota, di bagian hilir Jembatan Kedua. Namanya diambil dari Pulau Tianxing (Tianxingzhou), yang sekarang juga sudah terhubung oleh jembatan ini. Dibangun dengan biaya 11 miliar yuan, jembatan gantung kabel sepanjang 4.657 meter ini dibuka pada 26 Desember 2009,[210] bersamaan dengan pembukaan Stasiun Kereta Wuhan. Jembatan Tianxingzhou merupakan gabungan jalan raya dan rel kereta, termasuk Kereta kecepatan tinggi Wuhan-Guangzhou, yang juga menggunakan jembatan ini. Gedung pencakar langitMenara Bangau Kuning, secara historis merupakan salah satu bangunan tertinggi di Wuhan dan dianggap sebagai salah satu dari Empat Menara Besar Tiongkok, yang pernah dihancurkan dua belas kali, baik oleh peperangan maupun karena kebakaran. Menara ini diklasifikasikan sebagai tempat wisata kategori 5A yang ditetapkan oleh Administrasi Pariwisata Nasional Tiongkok.[211] Menara Wuhan World Trade adalah gedung pencakar langit setinggi 273 dan pernah menjadi gedung tertinggi di Wuhan setelah selesai dibangun pada tahun 1998. Namun, dilampaui oleh Gedung Bank Minsheng pada tahun 2007. Gedung Bank Minsheng sendiri kemudian dilampaui oleh Gedung Wuhan Center setinggi 438 m pada tahun 2014,[212] menjadikannya sebagai struktur tertinggi di Wuhan dan di Tiongkok Tengah serta merupakan bangunan tertinggi ke-8 di Tiongkok. Wuhan Greenland Center,[213] awalnya akan dibangun setinggi 636 m, sebuah gedung pencakar langit campuran yang terdiri dari 126 lantai dan dijadwalkan selesai pada tahun 2019. Jika selesai sesuai rencana, maka akan menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia. Namun, karena adanya undang-undang baru mengenai pembatasan ruang udara, menyebabkan gedung ini harus didesain ulang menjadi setinggi 476 meter.[214] Menara Foniks yang rencananya akan dibangun setinggi 1 km dan akan menjadi salah satu struktur tertinggi di dunia saat selesai dibangun,[215] juga tertunda pembangunannya setelah keluarnya undang-undang baru mengenai pembatasan ruang udara, yang membatasi ketinggian gedung pencakar langit maksimal hanya 500 meter.[216] Tokoh terkenal asal WuhanPolitik
Pengusaha
Ilmu pengetahuan
Olahraga
Seni
Bidang lainnya
LegendaDalam mitologi Tiongkok, Baiji ("Lumba-lumba Sungai Yangtze") memiliki banyak versi. Salah satu legenda mengisahkan bahwa Baiji adalah putri seorang jenderal yang diasingkan dari kota Wuhan selama masa perang. Karena sibuk mengurusi perang, sang jenderal tidak tahu kalau putrinya sudah lama melarikan diri dari tempat pengasingannya. Suatu hari, sang jenderal bertemu dengan seorang wanita yang mengatakan bahwa ayahnya adalah seorang jenderal. Ketika dia menyadari bahwa wanita itu sebenarnya adalah putrinya sendiri, dia menceburkan diri ke Sungai Yangtze karena merasa malu telah menelantarkannya selama ini. Putrinya berlari mengejar dan berusaha menolongnya, tetapi akhirnya dia juga jatuh ke dalam sungai. Sebelum mereka mati tenggelam, putrinya berubah menjadi lumba-lumba dan sang jenderal menjadi "porpoise" (phocoenidae).[220] Kota kembarWuhan memiliki hubungan kota kembar dengan:[221]
Wuhan juga memiliki hubungan pertukaran persahabatan dengan:[233]
Mantan kota kembarKota Arnhem secara sepihak mengakhiri status kota kembarnya dengan Wuhan pada 21 Juli 2021, dengan alasan prihatin mengenai genosida Uighur.[234]
CatatanReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Wuhan.
|