Pegunungan Menoreh

Pegunungan Menoreh
Pegunungan Menoreh, dari arah Gereja Ayam di Kabupaten Magelang.
Lokasi
Lokasi • Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta;
 • Kabupaten Magelang dan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Koordinat7° 39' 29,9" LS dan 110° 8' 55.6" BT
Geologi
JenisNon aktif
Umur batuan33-22,5 juta

Pegunungan Menoreh (bahasa Jawa: ꦥꦒꦸꦤꦸꦁꦔꦤ꧀ꦩꦼꦤꦺꦴꦫꦺꦃ, translit. Pagunungan Menorèh) adalah kawasan pegunungan yang membentang di wilayah barat Kabupaten Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelah timur Kabupaten Purworejo, dan sebagian Kabupaten Magelang di Provinsi Jawa Tengah,[1] sekaligus menjadi batas alamiah bagi ketiga kabupaten dan juga menjadi batas alamiah bagi kedua provinsi tersebut. Puncak tertinggi di Pegunungan Menoreh berada di Gunung Ayamayam yang memiliki ketinggian lebih dari 1.021 meter di atas permukaan air laut. Pegunungan Menoreh juga sebagai sumber inspirasi dari nama kereta api, yaitu kereta api Menoreh, yang merupakan layanan kereta api antarkota kelas ekonomi dengan relasi Jakarta Pasar SenenSemarang Tawang yang dioperatori oleh PT Kereta Api Indonesia (persero).[2]

Sejarah

Pegunungan Menoreh dikenal dalam sejarah sebagai basis pertahanan Pangeran Diponegoro bersama para pengikutnya dalam Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825–1830) melawan Kerajaan Belanda.

Geomorfologi

Daerah Pegunungan Menoreh secara geomorfologis mempunyai bentuk lahan yang kompleks. Kompleksnya kondisi fisik daerah Pegunungan Menoreh adalah adanya proses endogenik dan eksogenik yang bekerja pada berbagai batuan hingga membentuk bentanglahan yang ada saat ini. Beberapa batuan ditemukan antara lain: batu pasir, marmer, napal pasiran, batu lempung, dan batu gamping pada Eosen Tengah; batuan andesit, breksi andesit dan tuff yang merupakan hasil aktivitas Gunung api Menoreh pada Oligosen; batu gamping dan koral yang terendapkan pada Miosen Bawah; dan material koluvium yang terendapkan pada Zaman Quarter. Geopark Yogyakarta mencatat keberadaan Gunung Api Purba Menoreh sudah ada sejak 33-22,5 juta tahun lalu. Pencatatan itu didasarkan pada bukti endapan piroklastik yang memiliki komposisi fragmen litik, batu apung, serta kristal kuarsa-hornblende yang berumur di Era Oligosen-Miosen.

Panorama

Jika dilihat dari barat Candi Borobudur, bentuk Pegunungan Menoreh diyakini membentuk sosok yang sedang tidur di atas pegunungan, yang diyakini sebagai Gunadharma, yang dianggap sebagai arsitek Candi Borobudur.[3]Gunadharma merupakan salah seorang putra dari raja Mataram sebagai pangeran yang Arif dan juga bijaksana. Dalam cerita masyarakat sesaat setelah mendirikan candi Borobudur, gunadharma kelelahan hingga tertidur di sebelah barat candi

Referensi

  1. ^ Rahayu, Ayu; Ratnawati, Shinta; Idayanti, Rahma Wulan; Santoso, Budi; Luthfiana, Nadia Ade (2020-11-19). "Bobot Telur (BT), Haugh Unit (HU), Indeks Kuning Telur (IKT), dan Kekentalan Telur (KT) Pada Itik Magelang di Dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang". Seminar Nasional Ilmu Peternakan Terapan. Animal Science : Polije Proceedings Series. doi:10.25047/proc.anim.sci.2020.24. 
  2. ^ Suharti, Erna (2019-07-01). "EVALUASI PELAYANAN KERETA API EKONOMI AC JARAK JAUH (STUDI KASUS KERETA API EKONOMI AC GAJAH WONG) THE EVALUATION OF RAIL TRANSPORTATION CLASS ECONOMY AC FOR LONG DISTANCE (CASE STUDY OF GAJAH WONG ECONOMY AC TRAIN)". Jurnal Penelitian Transportasi Darat. 15 (4): 159. doi:10.25104/jptd.v15i4.1199. ISSN 2579-8731. 
  3. ^ Maryanto, Daniel Agus. 2007. Candi Borobudur. Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya