Gunung Awu
Gunung dengan ketinggian 1320 mdpl ini berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Berdasarkan catatan sejarah gunung ini termasuk gunung api yang mempunyai masa istirahat yang panjang. Tetapi setiap letusannya selalu tergolong besar. Letusan dahsyat pernah terjadi pada tahun 1711, 1812, 1856, 1822, 1892, dan 1966 dengan aliran piroklastik dan lahar dahsyat dengan total 11.048 korban jiwa, akibat seluruh letusan sejak 1700. Dikutip dari vsi.esdm.go.id, berdasarkan catatan sejarah yang diketahui, dari tahun 1640 sampai dengan 1966 telah terjadi 5 kali erupsi yang menelan korban serta kerugian yang cukup besar. Tahun 1711 erupsi mengakibatkan daerah antara Tabukan dan Tahuna hancur. Sekira 3.000 orang, 2.030 orang di Kendar, di antaranya raja Syamsialam, 70 orang di Koloza dan 408 orang di Tahuna menjadi korban. Tahun 1812 terjadi erupsi besar dan akibat serupa dengan yang terjadi pada tahun 1711. Pohon kelapa hancur di seluruh pantai. 2.806 jiwa penduduk Tabukan, Kendar dan Kolongan menjadi korban. Erupsi disertai awan panas, lahar erupsi dan lahar hujan. Kampung Tariang, pondok Pembalarian, Labakassin, Patung dan Hilang sama sekali hancur. Tahun 1892 terjadi erupsi besar Hampir semua kampung sebelah pantai utara hancur. Kampung yang paling parah adalah yang terletak antara Sawang dan Tabukan. Jumlah korban semuanya 1.532 orang, antara lain dari daerah Mala, Akembuala, Angges, Mitung, Kolongan, Meti, Kendar dan Tariang. Selain awan panas, lahar juga mengakibatkan banyak korban berjatuhan di Gereja Sawang dan Kalasuge. Pada 1966 pukul 08.20 tiba-tiba kelihatan asap tebal membubung naik dari kawah Gunung Awu, kemudian berekspansi jauh ke udara menyerupai awan ledakan sebuah bom atom. Kepulan asap tebal ini segera disusul suara gemuruh yang kemudian berhenti beberapa saat. Kira-kira satu jam kemudian terdengar suara ledakan yang lebih kuat, segera disusul asap tebal dan abu yang menutupi seluruh daerah puncak. Peristiwa ini berlangsung sampai dengan pukul 13.30.
Daerah yang dilanda lahar erupsi. Meliputi daerah sungai yang berhulu di daerah puncak. Daerah yang tertutup bahan lepas. Terutama di sekitar Kendar yang punah sama sekali, dan daerah lainnya. Korban 39 orang, terdiri dari 2 orang petugas gunungapi, 13 orang di Kendar , 1 orang di Sawang, 5 orang di Baku, dan 18 orang di Mala. Karakteristik erupsi Gunung Awu dapat bersifat magmatik eksplosif, efusif maupun freatik. Erupsi terakhirnya pada Juni 2004 menghasilkan kolom erupsi setinggi 2 km di atas puncak dan menyisakan kubah lava di dalam kawahnya yang memiliki diameter sekitar 370 meter dan tinggi sekitar 30 meter. .[1] Lihat pulaReferensi
|