Trebonianus Gallus
Trebonianus Gallus (Lahir: 206 M, Perugia, Italia - Meninggal: Agustus 253 M, Interamna Nahars, Italia) adalah seorang Kaisar Romawi yang memerintah dari Juni 251 M hingga Agustus 253 M. Ia naik takhta setelah kematian Kaisar Decius dalam pertempuran melawan bangsa Goth, namun pemerintahannya diwarnai oleh serangkaian krisis internal dan eksternal yang melemahkan Kekaisaran Romawi. Kehidupan AwalTrebonianus Gallus dilahirkan dengan nama lengkap Gaius Vibius Trebonianus Gallus di kota Perugia (Italia modern) pada tahun 206 M. Ia berasal dari keluarga bangsawan lokal Etruria, dan kariernya dalam pemerintahan dimulai dengan berbagai jabatan administratif dan militer di provinsi-provinsi Romawi. Gallus menikah dengan Afinia Gemina Baebiana, seorang wanita dari keluarga bangsawan Romawi. Dari pernikahan ini, lahir dua anak: Gaius Vibius Volusianus, yang kemudian menjadi rekan-kaisar, dan seorang anak perempuan yang namanya tidak tercatat dalam sejarah. Karier Militer dan PolitikSebelum menjadi kaisar, Gallus dikenal sebagai gubernur yang kompeten di berbagai provinsi, termasuk Moesia dan Germania Inferior. Ia memiliki reputasi sebagai pemimpin militer yang tangguh, meskipun tidak memiliki bakat strategis seperti beberapa pendahulunya. Kariernya mendapat sorotan ketika ia diangkat menjadi gubernur Moesia Superior, provinsi yang berhadapan langsung dengan ancaman suku-suku barbar. Pada masa pemerintahan Kaisar Decius, Gallus bertugas menjaga perbatasan Danube dari invasi Goth. Kinerjanya di wilayah ini menarik perhatian kaisar, meskipun akhirnya justru menjadi pemicu kenaikannya ke takhta setelah kematian Decius. PemerintahanKenaikan TakhtaTrebonianus Gallus naik takhta setelah Decius dan putranya, Herennius Etruscus, tewas dalam Pertempuran Abrittus melawan bangsa Goth pada tahun 251 M. Para prajurit di medan perang mengangkat Gallus sebagai kaisar karena keputusannya yang dianggap pragmatis dalam menghadapi krisis. Sebagai kaisar, langkah pertama Gallus adalah berdamai dengan bangsa Goth. Ia menyetujui perjanjian yang kontroversial, memberikan mereka penghormatan tahunan (tributum) dan izin untuk kembali ke wilayah Romawi. Keputusan ini dikritik oleh senat dan rakyat Roma, tetapi Gallus menganggapnya sebagai langkah untuk menjaga stabilitas. Krisis Wabah dan Ketidakstabilan InternalSalah satu tantangan terbesar selama pemerintahannya adalah wabah penyakit yang dikenal sebagai Wabah Cyprianus. Wabah ini menyebabkan kehancuran besar di seluruh Kekaisaran Romawi, melemahkan ekonomi, dan memicu kerusuhan sosial. Gallus mencoba mengatasi krisis ini dengan mendirikan tempat perawatan dan memberikan bantuan pangan, tetapi upayanya tidak cukup untuk meredakan kemarahan rakyat. Di sisi politik, Gallus menunjuk putranya, Volusianus, sebagai rekan-kaisar untuk memperkuat legitimasinya. Namun, pemerintahannya terus diguncang oleh ancaman pemberontakan di berbagai wilayah, termasuk pemberontakan Aemilianus, gubernur Moesia Superior. KematianPada tahun 253 M, Aemilianus memproklamirkan dirinya sebagai kaisar setelah berhasil meraih kemenangan militer melawan bangsa Goth. Pasukan Gallus yang tidak puas dengan pemerintahannya beralih kesetiaan kepada Aemilianus. Dalam pertempuran di dekat Interamna Nahars, Gallus dan Volusianus dibunuh oleh prajurit mereka sendiri. Referensi
CatatanBray, John. Gallienus: A Study in Reformist and Sexual Politics, Wakefield Press, 1997. ISBN 1-86254-337-2
Pranala luar
|