Gratianus
Gratianus (Flavius Gratianus Augustus, 18 April 359 – 25 Agustus 383) adalah seorang Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 367 hingga 383. Ia merupakan anggota Dinasti Valentinianus dan terkenal karena upayanya memperkuat agama Kristen di Kekaisaran Romawi serta perannya dalam merombak struktur militer dan administrasi kekaisaran. Gratianus naik takhta sebagai Augustus pada usia muda, diangkat oleh ayahnya, Valentinianus I, untuk berbagi kekuasaan. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi tantangan internal dan eksternal, termasuk ancaman dari suku-suku barbar dan konflik politik internal. Kehidupan AwalGratianus lahir di Sirmium (sekarang Sremska Mitrovica, Serbia) pada tanggal 18 April 359. Ia adalah putra Valentinianus I, Kaisar Romawi Barat, dan Marina Severa. Dibesarkan di lingkungan istana, Gratianus menerima pendidikan yang baik, mencakup retorika, hukum, dan ajaran Kristen yang mendalam. Ia sering digambarkan sebagai pemuda yang cerdas dan berbakat. Pada tahun 367, Valentinianus I menunjuk Gratianus sebagai Augustus, menjadikannya rekan penguasa di Kekaisaran Romawi Barat meskipun ia baru berusia 8 tahun. Hal ini dilakukan untuk memperkuat garis suksesi dan menghindari perebutan kekuasaan setelah kematian ayahnya. PemerintahanAwal Pemerintahan (367–375)Setelah pengangkatannya sebagai Augustus, Gratianus menjalani pemerintahan bersama dengan ayahnya. Selama periode ini, Valentinianus I masih memegang kendali penuh atas kekaisaran, dan Gratianus hanya memiliki peran simbolis. Valentinianus I wafat pada tahun 375, dan Gratianus, yang saat itu berusia 16 tahun, menjadi kaisar penuh Kekaisaran Romawi Barat. Namun, pasukan yang ditempatkan di Pannonia mengangkat adik tirinya, Valentinianus II, sebagai kaisar. Meskipun awalnya situasi ini berpotensi memicu perang saudara, Gratianus mengakui Valentinianus II sebagai rekan penguasa, membatasi wilayah kekuasaannya di Italia, Illyricum, dan Afrika. Krisis Goth dan Kebijakan MiliterSelama pemerintahannya, Gratianus menghadapi invasi besar-besaran dari suku Goth yang menyeberangi Sungai Donau setelah kekalahan mereka oleh Hun. Pada tahun 378, Kaisar Romawi Timur Valens tewas dalam Pertempuran Adrianopel melawan Goth. Sebagai satu-satunya kaisar senior, Gratianus berusaha menangani krisis ini dengan menunjuk Theodosius I sebagai Kaisar Romawi Timur pada tahun 379. Penunjukan ini terbukti signifikan dalam meredam ancaman Goth. Gratianus juga dikenal karena reformasi militernya. Ia mengurangi ketergantungan pada legiun tradisional Romawi dan memperbesar jumlah tentara bayaran barbar, sebuah kebijakan yang diperdebatkan oleh sejarawan. Kebijakan KeagamaanSebagai penganut Kristen yang taat, Gratianus mendukung ortodoksi Nicea dan menentang paganisme serta sekte-sekte Kristen yang dianggap bidah. Pada tahun 382, ia mencabut subsidi negara untuk agama pagan dan menolak gelar Pontifex Maximus, yang secara tradisional dipegang oleh Kaisar Romawi. Gratianus juga mendukung dekret dari Konsili Konstantinopel I tahun 381, yang menegaskan doktrin Tritunggal. Kebijakannya memperkuat posisi Kekristenan sebagai agama dominan di Kekaisaran Romawi. Kejatuhan dan KematianPada tahun 383, seorang jenderal bernama Magnus Maximus memberontak di Britannia dan mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar. Gratianus berusaha melawan pemberontakan ini, tetapi ia ditinggalkan oleh sebagian besar pasukannya, yang membelot ke pihak Magnus Maximus. Gratianus melarikan diri ke Lyon, di mana ia ditangkap dan dibunuh oleh pasukan pemberontak pada tanggal 25 Agustus 383. KeluargaGratianus menikah dua kali. Istri pertamanya adalah Flavia Maxima Constantia, putri dari Kaisar Konstantius II, tetapi pernikahan ini tidak menghasilkan keturunan. Istri keduanya, Laeta, juga tidak memberikan ahli waris. Lihat PulaReferensi
Pranala luar
|