Publius Septimius Geta
Kehidupan AwalPublius Septimius Geta dilahirkan dalam keluarga bangsawan yang ambisius. Ayahnya, Septimius Severus, berasal dari Afrika Utara dan memiliki karier militer dan politik yang cemerlang, yang membawanya menjadi kaisar pada tahun 193. Geta dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan intrik politik, di bawah pengawasan ketat ibunya, Julia Domna, seorang wanita terpelajar dari Suriah yang memainkan peran penting dalam kehidupan politik dan budaya Kekaisaran Romawi. Sejak muda, Geta sering dibandingkan dengan kakaknya, Caracalla, yang memiliki kepribadian yang lebih agresif. Hubungan antara kedua saudara ini dilaporkan tegang, dan persaingan mereka semakin memburuk setelah mereka tumbuh dewasa. Naik TakhtaPada tahun 198, Septimius Severus mengangkat Caracalla sebagai Augustus (kaisar penuh), sementara Geta hanya mendapatkan gelar Caesar (pewaris). Namun, setelah kematian Severus pada Februari 211 selama kampanye di Britania, Caracalla dan Geta secara bersama-sama diangkat sebagai kaisar bersama. Meskipun secara resmi mereka berbagi kekuasaan, hubungan antara kedua bersaudara itu tetap bermusuhan. Mereka membagi istana dan pemerintahan menjadi dua bagian yang berbeda, masing-masing memiliki pengikut dan penasihat sendiri. Bahkan, ada laporan bahwa mereka merencanakan untuk membagi kekaisaran menjadi dua wilayah terpisah, tetapi rencana ini tidak pernah terwujud. Pemerintahan SingkatGeta dikenal lebih cenderung ke arah administrasi sipil dibandingkan militer, yang menjadi bidang utama Caracalla. Selama masa pemerintahannya yang singkat, ia mencoba memperkenalkan kebijakan yang bersifat mendamaikan dan reformasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, meskipun sumber-sumber sejarah tidak banyak yang mencatat rincian prestasinya. Geta juga mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok senat dan rakyat Romawi karena kepribadiannya yang lebih lembut dibandingkan kakaknya. Namun, pengaruh Julia Domna, ibu mereka, sering kali dianggap mempersulit hubungan antara kedua kaisar ini. PembunuhanPada 19 Desember 211, konflik antara Geta dan Caracalla mencapai puncaknya. Dalam sebuah pertemuan yang dirancang untuk memperbaiki hubungan mereka, Caracalla memerintahkan pembunuhan Geta. Geta tewas di hadapan ibunya, Julia Domna, yang dilaporkan berusaha melindunginya. Setelah kematian Geta, Caracalla memulai damnatio memoriae terhadap adiknya, yaitu tindakan resmi untuk menghapus ingatan tentangnya dari sejarah. Nama dan citra Geta dihapus dari monumen, patung, dan catatan resmi. Banyak pendukung Geta, termasuk pejabat tinggi dan pengikutnya, juga dibunuh dalam aksi pembalasan yang brutal. Warisan dan Penilaian SejarahGeta sering kali dilihat sebagai korban dari ambisi dan kekejaman kakaknya. Sumber-sumber kuno, seperti sejarawan Cassius Dio dan Herodian, menggambarkannya sebagai sosok yang kurang berpengaruh dalam pemerintahan dibandingkan Caracalla, tetapi juga jauh lebih populer di kalangan rakyat biasa. Meski masa pemerintahannya sangat singkat, keberadaan Geta mencerminkan dinamika internal Dinasti Severa yang penuh konflik. Ia juga menjadi simbol bagaimana persaingan keluarga dapat berdampak pada stabilitas pemerintahan di Kekaisaran Romawi. Sumber dan Rujukan
|