Maxentius
Flavius Valerius Maxentius (278 – 28 Oktober 312 M) adalah Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 306 hingga 312 M. Ia terkenal sebagai salah satu kaisar yang terlibat dalam perang saudara Romawi di awal abad ke-4, yang akhirnya berujung pada kekalahannya di Pertempuran Jembatan Milvius melawan Konstantinus I. Meskipun masa pemerintahannya singkat, Maxentius memainkan peran penting dalam sejarah Kekaisaran Romawi Barat sebelum Konstantinus menjadi kaisar tunggal Romawi. Kehidupan AwalMaxentius lahir sekitar tahun 278 M di Roma, dari keluarga kekaisaran. Ayahnya adalah Kaisar Maximianus, yang menjadi salah satu anggota Tetrarki yang dibentuk oleh Diokletianus pada tahun 293 M. Ibunya, Eutropia, berasal dari kalangan bangsawan Romawi. Maxentius tumbuh dalam lingkungan istana dan menerima pendidikan yang baik, tetapi tidak seperti ayahnya, ia tidak diberikan posisi tinggi dalam hierarki Tetrarki. Ketika Diokletianus dan Maximianus mengundurkan diri dari jabatan mereka pada tahun 305 M, Maxentius tidak dipilih sebagai salah satu penguasa baru Tetrarki. Sebaliknya, penguasa yang baru diangkat, termasuk Konstantinus I dan Severus II, diangkat sebagai Augustus dan Caesar, meninggalkan Maxentius tanpa gelar kekaisaran. Kenaikan TakhtaPada tahun 306 M, ketidakpuasan meluas di Roma karena pengenaan pajak yang diberlakukan oleh Kaisar Severus II. Para prajurit, senator, dan rakyat Roma merasa diabaikan oleh pemerintah Tetrarki. Dalam situasi yang tegang ini, Maxentius diproklamasikan sebagai kaisar oleh Garda Praetoria di Roma pada bulan Oktober 306 M. Segera setelah naik takhta, Maxentius menolak gelar Caesar dan justru mengklaim dirinya sebagai Augustus. Maximianus, ayah Maxentius, datang dari pengasingan untuk mendukung pemerintahan putranya dan kembali memproklamasikan dirinya sebagai Augustus. Bersama-sama, mereka mempertahankan kendali atas Italia dan Afrika Utara, meskipun Severus II dan Galerius, kaisar-kaisar Tetrarki lainnya, berusaha untuk menggulingkan Maxentius melalui serangan militer. Konflik dengan KonstantinusSelama masa pemerintahannya, Maxentius menghadapi sejumlah tantangan, termasuk upaya perebutan kekuasaan dari Severus II dan kemudian Galerius. Namun, ancaman terbesarnya datang dari Konstantinus, kaisar yang menguasai bagian barat Kekaisaran Romawi. Konflik antara keduanya memuncak pada tahun 312 M ketika Konstantinus berbaris ke Italia dengan pasukannya. Pada tanggal 28 Oktober 312 M, kedua pasukan bertemu di luar Roma di Pertempuran Jembatan Milvius. Menurut legenda, Konstantinus menerima penglihatan ilahi yang menyuruhnya menempatkan simbol salib di perisai tentaranya. Konstantinus kemudian memenangkan pertempuran ini dengan menghancurkan pasukan Maxentius dan menenggelamkan kaisar Romawi tersebut di Sungai Tiber saat ia mencoba melarikan diri. PemerintahanPemerintahan Maxentius dikenal karena kebijakannya yang populis, terutama di Roma, di mana ia berusaha mengurangi beban pajak dan melakukan proyek-proyek pembangunan besar. Salah satu proyek utamanya adalah pembangunan Basilica Maxentius, yang tetap menjadi salah satu struktur monumental di Forum Romawi hingga hari ini. Ia juga dikenal karena memperkuat tembok kota Roma untuk mempertahankannya dari serangan musuh. Namun, Maxentius juga dikritik oleh beberapa sejarawan kuno karena dianggap sebagai penguasa tiran dan diktator. Ia juga tidak diakui oleh kaisar-kaisar Tetrarki lainnya sebagai kaisar yang sah, meskipun ia berhasil mempertahankan kendali atas Roma dan Italia selama enam tahun. KematianMaxentius tewas dalam Pertempuran Jembatan Milvius pada tahun 312 M. Tubuhnya ditemukan di Sungai Tiber dan kepalanya dipenggal untuk dipamerkan sebagai simbol kekalahan di Roma. Dengan kematiannya, Konstantinus menjadi penguasa tunggal atas bagian barat Kekaisaran Romawi, yang kemudian menyatukan seluruh kekaisaran setelah mengalahkan Licinius pada tahun 324 M. Referensi
CatatanEssays from The Cambridge Companion to the Age of Constantine are marked with a "(CC)". Bibliografi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Maxentius.
|