Kereta api Cheribon
Kereta api Cheribon adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia dengan relasi Cirebon—Gambir melalui lintas utama Jawa. Asal Usul NamaNama Cheribon berasal dari nama Kota Cirebon pada masa penjajahan Hindia Belanda, tetapi asal-usul nama sendiri masih diperdebatkan oleh masyarakat (terutama masyarakat Cirebon) karena tidak akurat dengan sejarah kota yang sebenarnya hingga saat ini. Sejarah
Kereta api Argo Cheribon mulai beroperasi pada 16 Agustus 2019—merupakan penggabungan dari tiga layanan kereta api, yaitu Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Tegal Bahari. Namun di kemudian hari, tepatnya mulai 22 Maret 2022, kereta api Tegal Bahari kembali dioperasikan dengan rute Pasar Senen-Tegal pp. Mulai 3 November 2024, Kereta api Cheribon dengan nomor KA 29-30 (serta Kereta api Ranggajati mulai 1 November 2024) sudah menggunakan rangkaian kereta ekonomi generasi terbaru yang merupakan hasil modifikasi oleh Balai Yasa Manggarai dari rangkaian sebelumnya dengan pengurangan jumlah tempat duduk dari 80 tempat duduk menjadi 72 tempat duduk. Mulai 1 Februari 2025, nama branding Argo pada Kereta api Argo Cheribon dihapus dari GAPEKA 2023 dan digantikan dengan nama Kereta api Cheribon dengan status fakultatif. Untuk layanan Kereta api Cheribon ini akan dipecah menjadi dua layanan kereta dengan rute berbeda yaitu Kereta api Gunungjati rute Semarang–Cirebon–Jakarta dan Kereta api Cakrabuana rute Purwokerto–Cirebon–Jakarta. Kereta api Argo Jati (kelas eksekutif)Awal pengoperasian kereta apiSebelum kereta api Argo Jati diluncurkan pada 12 April 2007, terdapat tiga layanan kereta api yang beroperasi untuk menghubungkan Jakarta dan Cirebon, yaitu kereta api Ekspres Gunung Jati (1973–1993), Cirebon Ekspres (1989-2019) dan Cirebon Ekspres Utama (2005–2007). Peluncuran kereta api Argo di lintas ini direncanakan karena adanya permintaan pelanggan serta menurunnya peminat terhadap layanan kereta api Cirebon Ekspres Utama. Kereta api ini beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta api Argo Gede keluaran 1995.[1] Peluncuran ulangPeluncuran ulang kereta api Argo Jati dilaksanakan pada 3 November 2010 dengan nama New Argo Jati sebagai pengganti layanan lama. Peminat terhadap layanan kereta api kelas eksekutif semakin meningkat sehingga PT KAI berupaya meningkatkan layanan kelas eksekutif Argo relasi Gambir–Cirebon. Kereta api ini sempat beroperasi menggunakan kereta eksekutif buatan PT INKA keluaran 2010, sedangkan kereta kelas eksekutif keluaran 1995 sempat digunakan untuk pengoperasian kereta api Cirebon Ekspres dan Argo Jati. Selain itu, ia sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan INKA keluaran 2018, sedangkan rangkaian lama kereta api Argo Jati buatan 2010 digunakan untuk pengoperasian kereta api Ranggajati. Kereta api Cirebon EkspresKereta api Cirebon Ekspres pertama kali dioperasikan pada 29 November 1989 dengan layanan kelas bisnis—beroperasi menggunakan armada KRD seri MCW 302 (KD2). Setelah beberapa tahun beroperasi, rangkaian kereta tersebut diganti dengan rangkaian kereta kelas bisnis serta ditarik lokomotif karena sering mengalami gangguan. Kemudian, dilakukan penambahan layanan kelas sehingga ia melayani kelas eksekutif. Pada 2005, PT KA menambah layanan baru sebagai turunan dari kereta api Cirebon Ekspres, yaitu Cirebon Ekspres Utama—kereta api dengan layanan kelas eksekutif satwa yang hanya bertahan dua tahun karena layanan kereta api tersebut digantikan oleh kereta api Argo Jati sejak 12 April 2007. Sejak 25 Juli 2007, lintas pelayanan pada salah satu perjalanan kereta api Cirebon Ekspres diperpanjang hingga Tegal—layanan kereta api ini pada kemudian hari diberi nama Tegal Bahari—serta jumlah perjalanan ditambah menjadi dua kali dalam sehari mulai tahun 2009. Mulai 18 Oktober 2016, kereta api Cirebon Ekspres melayani kelas ekonomi plus—menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA keluaran 2016—dengan mengubah layanan kelas bisnis. Kereta api Tegal Bahari (kelas eksekutif-bisnis/ekonomi plus)Kereta api Tegal Bahari merupakan sempalan (spin-off) dari rumpun layanan kereta api Cirebon Ekspres setelah dilakukan perpanjangan lintas pelayanan menuju Stasiun Tegal sejak 2007. Peluncuran kereta api Tegal Bahari juga diiringi dengan peluncuran kereta makan bercorak batik tegalan.[2] Sebelumnya layanan kereta api Tegal Bahari adalah kelas eksekutif dan bisnis. Pada tahun 2016, layanan kereta api Tegal Bahari kemudian diubah menjadi kelas eksekutif dan ekonomi new image. Stasiun pemberhentianBerikut merupakan stasiun-stasiun pemberhentian kereta api Cheribon.
KontroversiPenyatuan tiga menjadi satu layanan dengan nama "Argo Cheribon" dinilai telah menuai kontroversi, terutama kalangan budayawan Cirebon, karena mengusung kata "Cheribon" yang dianggap "mencederai" kearifan lokal, termasuk keberadaan buah ceri untuk logo promosi Argo Cheribon (GoCher).[3][4][5] Walaupun demikian, iklan resmi kereta api Argo Cheribon pada situs resmi KAI tidak mengusung logo promosi tersebut, melainkan motif batik megamendung.[6] InsidenPada 6 Agustus 2022 pukul 20.40 WIB, terjadi kecelakaan lalu lintas antara mobil dan KA Argo Cheribon dengan nomor KA 26A pada perlintasan tanpa palang pintu di km 202+1 pada petak Stasiun Waruduwur - Stasiun Babakan, tepatnya di dekat eks halte Getrakmoyan. Empat korban tewas, lokomotif yang berdinas yaitu CC206 13 34 mengalami kerusakan, dan perjalanan beberapa kereta api terlambat hingga beberapa jam.[7] CatatanReferensi
|