Islam di Trinidad dan Tobago

Masjid Al Tawbah di Tobago.

Islam di Trinidad dan Tobago adalah 6 persen dari total populasi di Trinidad dan Tobago yang mewakili 65.318 orang. Sebagian besar pemeluk Islam tinggal di Trinidad tetapi ada beberapa di Tobago juga.[1]

Dengan komposisi penduduk muslim yang cukup besar, pemerintah setempat telah menetapkan Idul Fitri sebagai hari libur nasional bersama 7 hari libur nasional lainnya yang telah ditetapkan pemerintah. Saat Idul Fitri datang, salat Idul Fitri berjemaah dilaksanakan di stadion nasional Port of Spain. Dan sedikitnya 100 orang Muslim Trinidad & Tobago menjalankan ibadah haji tiap tahunnya.[2]

Kaum muslim pertama tiba di negara ini dari Afrika yang dibawa sebagai budak oleh penjajah. Islam dibawa oleh budak-budak hitam dari suku Mandingo di Afrika Barat, bukan oleh orang India Timur. Hal ini terlihat dari banyaknya anggota suku Mandingo di Trinidad & Tobago yang memeluk Islam pada tahun 1740. Budak budak Afrika ini tiba di Trinidad & Tobago sekitar tahun 1817 bersama dengan Resimen India Timur yang kemudian mendiami kawasan yang kini dikenal sebagai pemukiman sungai Hondo (Hondo River Setlement).

Mereka datang untuk menggarap perkebunan teh di Trinidad. Dan jumlah mereka terus bertambah menjadi 20.000 orang pada tahun 1802.

Muslim Mandigo ini menjaga identitas Islamnya dan mendapatkan kebebasan dari perbudakan dari pemimpin kuat bernama Muhammad Beth. Mereka selalu merindukan untuk pulang ke tanah kelahiran mereka di benua Afrika. Namun akhirnya hubungan mereka dengan tanah kelahirannya terputus dan menetap di Trinidad. Sedangkan orang-orang India Timur datang belakangan dengan tetap menjaga hubungan dengan negara kelahirannya sehingga bisa mempertahankan iman-Islamnya.

Kedatangan imigran dari India

Orang-orang India Timur ini pertama kali datang ke Trinidad sebagai pelayan berdasar perjanjian. Perjanjian yang diterima oleh para buruh ini adalah bentuk kerja paksa tanpa bayar. Para buruh tani ini bekerja di perkebunan tebu selama periode tertentu—biasanya lima tahun—untuk menghapus hutang-hutang mereka. Kondisi kemiskinan dan kehidupan yang keras menggelayuti para buruh tani ini dibarengi dengan usaha kristenisasi terhadap mereka oleh para majikan.[3]

Kapal Fath Al-Razak merupakan kapal kayu bertonase 415 ton milik Ibrahim Bin Yussef seorang saudagar muslim India di Bombay. Berangkat dari Calcutta, India menuju Trinidad pada tanggal 16 Februari 1845 dan tiba di Port of Spain pada tanggal 30 Mei 1845. Ketika pemerintah penjajah Inggris di India memutuskan untuk membawa para buruh semi budak ini ke benua Amerika tak satupun pemilik kapal Inggris yang bersedia terlibat dalam hal itu. Pilihan terahir jatuh kepada kapal Cecrops yang ketika akan berangkat diganti nama menjadi Fath Al-Razak dan di manifest pelayarannya ditulis dengan nama Futtle Razak sehingga menghasilkan kesalahan nama menjadi Fatel Razak.

Dibawah tekanan peradaban yang sangat luar biasa dengan status mereka yang semi perbudakan, kaum muslimin awal di Trinidad & Tobago mempertahankan aqidah mereka dengan segala daya upaya.

Tokoh Tokoh Muslim Trinidad & Tobago

Beberapa tokoh muslim Trinidad & Tobago turut memainkan peran penting di pemerintahan maupun di parlemen. Satu diantaranya sempat menjadi pusat perhatian karena merupakan muslimah Mualaf yang menduduki jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri dan Pengembangan Sosial. Dia adalah Madame Fatima Mik Davidson sebelum masuk Islam bernama Mrs. Model Donafarnik Davidson, dia berikrar masuk Islam pada tahun 1975 meninggalkan agama lamanya.

Selain itu Nizam Mohammed salah satu tokoh muslim disana juga pernah menduduki jabatan juru bicara parlemen. Dokter ahli bedah ternama di Trinidad & Tobago juga seroang muslim, dia adalah Almarhum Senator Dr. Wahid Ali. Semasa hidupnya dia pernah menerima bintang kehormatan tertinggi Trinity Cross serta anugerah the Clinical Prize in Surgery bergelar Distinguished Graduate, UWI, 1998. Juga menerima anugerah medali emas untuk layanan umum dari Vishva Hindu Parishad.

Selain itu juga menerima anugerah Sir Thomas Taylor Award untuk pertama kalinya. Semada hidupnya dia pernah menduduki jabatan sebagai senator dari tahun 1971 hingga tahun 1986 dan sebagai Presiden pertama dari Inter-Religious Organisation. Dia wafat pada tanggal 9 Agustus 2008 lalu karena sakit jantung yang sudah di-idapnya sejak tahun 1996.

Tokoh muslim lainnya yang begitu di hormati adalah sosok almarhum Sheik Mohamed Shafik Rahaman (1917-1984). Dia merupakan pendiri dari inter-religious organization bersama dengan Dr. Wahid Ali. Dia pernah menjabat sebagai sekjed OKI untuk wilayah Amerika Selatan dan Karibia, ketua dewan senat, anggota dewan Liga Muslim Dunia (Rabitat al Alam al Islami), sekaligus Chairman di organisasi tersebut, ketua dari the Anjuman Sunnat-ul-Jamaat Association (ASJA) hingga tahun 1970.[4]

Dan yang penting dalam sejarah pemerintahan Trinidad & Tobago adalah bahwa Trinidad & Tobago adalah negara pertama di benua Amerika yang pernah dipimpin oleh seorang presiden Beragama Islam. Dia adalah Noor Mohamed Hassanali, (13 August 1918–25 August 2006) yang merupakan presiden kedua Republik Trinidad & Tobago dengan masa jabatan 10 tahun dari 1987 hingga tahun 1997.[5]

Catatan Kaki

  1. ^ "Mosques (Masjid) and Muslim Organizations Trinidad Tobago". 19 April 2013. 
  2. ^ "From Trinidad to Mecca". 19 April 2013. 
  3. ^ "History of Islam and Muslims in Trinidad". 19 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-24. Diakses tanggal 2013-04-19. 
  4. ^ "The ASJA and its Origins - A Historical Perspective". 19 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-10. Diakses tanggal 2013-04-19. 
  5. ^ "Presidents of the Trinidad and Tobago". 19 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-20. Diakses tanggal 2013-04-19. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya