Islam di Swiss
Islam di Swiss berawal dari imigrasi sejak akhir abad ke-20. Pada tahun 1980, penduduk Muslim berada di bawah 1% dari total populasi. Jumlah tersebut meningkat lima kali lipat dalam kurun waktu 30 tahun hingga diperkirakan mencapai lebih dari 5% pada tahun 2013.[2] Mayoritas Muslim di Swiss berasal dari negara Bekas Yugoslavia (diperkirakan sekitar 56% dari total populasi Muslim pada tahun 2010 dan kebanyakan dari mereka berasal dari Kosovo) dan sekitar 20% diantaranya (perkiraan tahun 2010) berasal dari Turki. Sebagian besar Muslim di Swiss menganut cabang Sunni .[3] Beberapa Muslim terkenal di Swiss diantaranya Tariq Ramadan, Frithjof Schuon, Titus Burckhardt, dan Isabelle Eberhardt . DemografiKonsentrasi terbesar populasi Muslim di Swiss ada di wilayah Dataran Tinggi Swiss yang berbahasa Jerman. Berikut adalah jumlah penduduk Muslim berdasarkan Kanton di Swiss per tahun 2021
Jenewa adalah satu-satunya wilayah non-Jerman di Swiss dengan jumlah populasi Muslim di atas rata-rata. Rata-rata populasi Muslim di Swiss adalah 5,40% sedangkan jumlah Muslim di Jenewa adalah 6,24%.[5] Yang membedakan kondisi demografis Muslim di Swiss dengan negara-negara lain di Eropa adalah distribusi yang relatif sama di seluruh negeri [6] 88,3% Muslim di Swiss adalah orang asing. 56,4% berasal dari negara bekas Yugoslavia, kebanyakan berasal dari orang-orang Bosnia, dan orang-orang Albania dari negara Kosovo. 20,2% berasal dari Turki, dan 6% dari Afrika (3,4% dari Afrika Utara).[7] Sekitar 10.000 dari total 400.000 Muslim berasal dari mualaf.[8] PertumbuhanBerikut merupakan penduduk Muslim Swiss dari tahun 1980 hingga tahun 2021.
SejarahPada abad ke-10, orang Arab dan Berber dari Fraxinet Mediterania mereka menetap di Valais selama beberapa dekade. Mereka menduduki Great St Bernard Pass dan bahkan berhasil mencapai St Gallen di utara dan Raetia di timur.[10] Hampir tidak ada Muslim di Swiss hingga abad ke-20. Muslim pertama kali muncul dari imigrasi setelah Perang Dunia II. Masjid pertama yang di bangun di Swiss berada di Zürich dan dibangun pada tahun 1963 oleh komunitas Ahmadiyah . Kehadiran Muslim selama 1950-an dan 1960-an sebagian besar disebabkan oleh kehadiran diplomat internasional dan turis kaya dari Arab Saudi di Jenewa . Imigrasi Muslim dimulai pada tahun 1970-an, dan meningkat secara dramatis sepanjang tahun 1980-an hingga 1990-an. Pada 1980, terdapat 56.600 Muslim di Swiss (0,9% dari total populasi). Rasio ini berlipat lima selama tiga puluh tahun berikutnya, terutama karena imigrasi dari Bekas Yugoslavia selama Perang Yugoslavia pada tahun 1990-an. Pada saat demografi Muslim tumbuh pesat, laju pertumbuhan penduduk Swiss mengalami penurunan pada awal 1990-an.[11] Pemakaian burka dilarang di kanton Ticino setelah inisiatif warga untuk mengadakan referendum. Dengan 65% mendukung larangan dan diputuskan bahwa larangan tersebut bersifat konstitusional. Larangan tersebut mulai berlaku pada bulan Juli 2016. Bagi mereka yang melanggar, akan didenda hingga CHF 10.000.[12] Pada tahun 2018, satu pasangan Muslim ditolak kewarganegaraannya ketika mereka menolak untuk menjawab pertanyaan dari anggota Dewan Naturalisasi Lausanne yang berasal dari lawan jenis. Perilaku mereka dianggap tidak menghormati salah satu prinsip dasar konstitusi Swiss yaitu kesetaraan antara pria dan wanita .[13] Pada bulan September 2018, larangan terhadap penggunaan cadar yang menutupi wajah disetujui di kanton St Gallen. Namun Organisasi komunitas Islam terbesar di Swiss, Dewan Pusat Islam, merekomendasikan agar wanita Muslim terus menutupi wajah mereka.[14] OrganisasiOrganisasi Muslim Swiss mulai terbentuk pada tahun 1980-an. Sebuah organisasi yang memayungi Muslim (GIOS, Gemeinschaft islamischer Organisationen der Schweiz ) dibentuk di Zürich pada tahun 1989. Berikut sejumlah organisasi dibentuk selama tahun 1990-an hingga tahun 2000-an:
MasjidSebelum tahun 1980 hanya ada dua masjid di Swiss. Saat ini, terdapat banyak masjid dan ruang sholat di seantero Swiss, terutama di bagian perkotaan Dataran Tinggi Swiss .[16] Pada tahun 2007 dewan kota Bern menolak rencana untuk membangun salah satu pusat budaya Islam terbesar di Eropa.[17] Terdapat empat masjid di Swiss yang memiliki menara yakni di Zurich, Jenewa, Winterthur, dan di Wangen bei Olten. Masjid yang terdapat di Wangen bei Olten didirikan pada 2009 setelah mengalami pertentangan politik dan hukum selama bebarapa tahun. Setelah kontroversi menara Masjid Wangen, hasil referendum larangan pembangunan menara masjid disahkan pada bulan November 2009 dengan dengan 57,5% suara masyarakat Swiss menyetujui pelarangan pembangunan menara masjid baru. Keempat masjid yang telah memiliki menara dikecualikan dari larangan tersebut.[18][19] Meskipun Partai Rakyat Swiss memperoleh suara mayoritas, pada saat kampanye mereka sangat terkejut [butuh rujukan] oleh keputusan Daniel Streich seorang anggota dewan dalam partai yang menjadi mualaf. Kampanye ini juga memicu kekhawatiran dari negara-negara lain tentang bagaimana pemilih Swiss semakin bergeser ke kanan. Referensi
Pranala luar |