Islam di Bahama
Islam adalah agama minoritas di negara ini. Dari total populasi negara yang berjumlah 340.000 jiwa, sekitar 34000 jiwa atau 10% dari total populasi adalah muslim.[1] SejarahSejarah setempat menunjukkan bahwa Islam sudah ada Bahama sejak masa perbudakan dan banyak dari mereka yang cukup terdidik, namun kerasnya perbudakan membuat Islam tidak bertahan melalui masa teramat sulit tersebut. Informasi tentang keberadaan muslim di Bahama selama masa perbudakan dapat ditemukan di kantor Pencatatan Umum Pemerintah dibawah Kementrian pendidikan Budaya. Di dalam sebuah buklet berjudul “Aspek Perbudakan” halaman 15, catatan itu menyebutkan bahwa, “….pada tahun 1802 diantara para jemaah gereja terdapat 140 orang kulit putih, 35 orang bebas dan 1078 Negro dan budak lainnya. Pada saat pertama kali datang banyak diantara orang Negro tersebut menyebut diri mereka pengikut Muhammad. Namun kemudian mereka semua telah dibabtis sebanyak 93 orang dewasa dan 41 orang bayi dalam waktu kurang dari setahun…”[1] Di penghujung tahun 1960-an hingga awal 1970-an ada orang Bahama yang menyebut dirinya sendiri sebagai Bashan Saladdin tinggal di kota Nassau, sehari hari selalu menggunakan jubah panjang dan penutup kepala khas bangsa Arab. Orang orang disana memanggilnya dengan sebutan “Allah” karena kata itu yang selalu saja di ucapkannya setiap kali berbicara dengan siapapun yang dijumpainya. Nama beliau sebenarnya adalah Charles Cleare, dia tinggal di area Fort Fincastle dan mulai mengalihfungsikan rumah miliknya sebagai masjid. Beberapa penduduk setempat yang kemudian awal awal sekali memeluk Islam termasuk adalah Zubair Ali (sebelumnya bernama Howard Clarke) dan Mustafa Khalil Khalfani 1 (anggota pendiri Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner Bahama) yang masuk Islam di Bahama bersama dengan Bashan Salddin setelah bersekolah di New York. Mustafa Khalil Khalfani 1 menikah dengan muslimah dari Senegal. Pada bulan Juli 1974, Dr.Vivian X Russell (juga anggota pendiri Jamaat-ul-Islam, Gerakan Islam Revolusioner Bahama) pulang kampung ke Bahama sebagai dokter spesialis gigi dan juga anggota dari organisasi Nation of Islam, organisasi Islam di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Elijah Muhammad. Beliau berencana mendirikan Nation of Islam di Bahama dan diseluruh kawasan Karibia. Sedangkan Mustafa Khalil Khalfani I adalah seorang muslim suni anggota dari Organisasi yang bernama Islamic Party of North America (Partai Islam Amerika Utara). Dua organisasi yang sama sama mengaku sebagai organisasi Islam namun memiliki akidah dan kepercayaan yang berbeda. Bashan Saladdin sendiri sebenarnya adalah muslim suni namun juga mengikuti ajaran Elijah Muhammad dan mencoba untuk menggabungkan keduanya dalam kesehariannya. Namun demikian sudah dapat difahami bahwa Bahama memang terlalu kecil untuk mencoba mengokohkan agama yang sejak awal sudah menjadi barang aneh dan asing bagi sebagian besar orang orang disana. Sebelum benih benih Nation of Islam berhasil ditanam di Bahama, Elijah Muhammad selaku pimpinan tertinggi organisasi tersebut di Amerika Serikat, wafat pada tanggal 26 Februari 1975 dan digantikan oleh putranya Wallace D. Muhammad. yang membawa perubahan mendasar di dalam organisasi Nation of Islam. Pada kata sambutan pertamanya Wallace D Muhammad mendeklarasikan kepada pengikutnya bahwa dia akan mengikuti Sunnah dan semua pengikutnya diminta untuk melakukan hal yang sama. Beliau memang tidak berharap perubahaa itu akan terjadi dalam waktu satu malam namun demikian beliau secara berkelanjutan melaksanakan sunnah dalam setiap aktivitas organisasinya. Dia-lah yang kemudian mengganti nama Dr. Vivian X menjadi Munir Ahmad.[2] Referensi
|