Millennium Mall
Millennium Mall, sebelumnya bernama Plaza Atrium, adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Senen, Jakarta Pusat. Didirikan pada tahun 1992, mal ini membentuk bagian dari Segitiga Senen, sebuah superblok yang menggantikan kompleks hunian Vinckepasser. Selain mal, kawasan Segitiga Senen juga terdiri atas gedung perkantoran, hotel berbintang 4, dan deretan ruko.[1] Segitiga Senen merupakan superblok tertua di Jakarta.[2] SejarahSebelum Segitiga Senen dibangun, kawasan tersebut adalah sebuah perumahan pribumi bernama Vinckepasser yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Vinckepasser, nama yang juga merujuk pada Pasar Senen,[3] adalah kawasan kelas bawah yang mendapat stigma sebagai tempat kumuh. Proyek revitalisasi Vinckepasser sebenarnya sudah dibahas sejak zaman Pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1960-an, namun baru membuahkan hasil dua dekade kemudian. Sebagai bagian dari revitalisasi, rumah dan pertokoan di Vinckepasser digusur, dan warga direlokasi. Hanya ada dua peninggalan Vinckepasser, yakni Gedung Jaya Gas yang saat ini ditempati oleh gerai Jurnal Risa Coffee setelah sebelumnya ditempati oleh Pizza Hut selama bertahun-tahun, dan tiga toko berlantai 2 di ruko Segitiga Senen.[4][5] Pembangunan kawasan Segitiga Senen diawasi oleh PT Indokisar Djaya selaku pengembang dan Ongko Group selaku pemilik. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 31 Januari 1990. Proyek pertama yang diprioritaskan adalah ruko, sebelum mereka beralih ke gedung perkantoran Graha Atrium dan mal Plaza Atrium. Proyek terakhir yang dikerjakan adalah Hotel Dai-Ichi (sekarang Lumire Hotel & Convention Center). Plaza Atrium mulai dibangun pada bulan Januari 1991 dan selesai pada bulan Juli 1992. PT Duta Graha Indah bertugas sebagai kontraktor melalui rancangan arsitek yang digarap oleh Denton Corker Marshall. Dilansir bahwa pihak pemilik menggelontorkan dana sebesar Rp400 miliar untuk merealisasikan Segitiga Senen.[4] Plaza Atrium diresmikan bersama dengan Graha Atrium pada tanggal 21 Agustus 1992 dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Jakarta Wiyogo Atmodarminto. Penyewa kunci mal pada tahun-tahun pertama adalah Yaohan Department Store dan bioskop Cinema XXI (sebelumnya Cinema 21), didukung oleh gerai-gerai restoran seperti KFC dan Texas Fried Chicken. Yaohan hengkang sekitar tahun 1995 akibat masalah finansial yang mereka alami, ditambah dengan target mal yang kurang jelas. Meskipun dibangun di kawasan kelas menengah ke bawah, pihak pemilik awalnya menargetkan mal untuk pasar kelas atas. Hal ini berujung pada reposisi pasar yang saat ini masih ditargetkan untuk kelas menengah. Matahari Department Store menggantikan peran Yaohan dan hingga kini masih berdiri, menempati Lantai 1, 2, 3, dan 4, sementara Cinema XXI, dengan 4 teater dan kapasitas 552 kursi, juga masih berdiri di Lantai 4.[4] Selain itu, terdapat pula Foodmart Fresh di Lantai B dan Funworld di Lantai 4.[6] Plaza Atrium sempat mengalami serangan teroris tiga kali. Yang pertama terjadi pada tanggal 11 Desember 1998, ketika Jakarta dilanda krisis pasca kejatuhan Soeharto. Serangan merusak eksterior ATM BCA, namun tidak mengklaim korban. Serangan kedua dan ketiga terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan, yakni pada tanggal 1 Agustus 2001, ketika bom TNT meledak di atrium mal, dan 23 September 2001, ketika bom mobil meledak di gedung parkir dan merusak 8 kendaraan. Tidak ada korban jiwa maupun luka yang terjadi akibat dua serangan ini.[4] Pada tanggal 16 Agustus 2023, Plaza Atrium dijual oleh PT Cowell Development pasca perusahaan tersebut terbelit krisis finansial.[7] Mal lantas diakuisisi oleh PT Nusa Mandiri Properti dan resmi berganti nama menjadi Millennium Mall pada tanggal 7 Juni 2024.[8] Rujukan
Pranala luar |