Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto
Dari Atas, Searah Jarum jam: Pemandangan Kota Sawahlunto dari Puncak Cemara, Stasiun Kereta Api Sawahlunto, Museum Kereta Api, Wisata Alam Batu Runcing, Lapangan Segitiga, Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto, Balai Kota Sawahlunto
Lambang resmi Kota Sawahlunto
Julukan: 
Kota Arang
Peta
Peta
Kota Sawahlunto di Sumatra
Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto
Peta
Kota Sawahlunto di Indonesia
Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto (Indonesia)
Koordinat: 0°40′58″S 100°46′42″E / 0.6828°S 100.7783°E / -0.6828; 100.7783
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
Hari jadi1 Desember 1888; 136 tahun lalu (1888-12-01)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 10
  • Nagari: 27
Pemerintahan
 • JenisPemerintahan Kota (Wali Kota-DPRD)
 • Wali KotaFauzan Hasan(Pj.)[1]
 • Wakil Wali Kotalowong
 • Sekretaris DaerahAmbun Kadri
 • Ketua DPRDEka Wahyu
Luas
 • Total273,45 km2 (105,58 sq mi)
Ketinggian tertinggi
785 m (2,575 ft)
Ketinggian terendah
250 m (820 ft)
Populasi
 (2021)[3]
 • Total66.962
 • Kepadatan240/km2 (630/sq mi)
Demografi
 • Agama
 • IPMKenaikan 72,88
tinggi (2021)[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
274xx
Kode BPS
1373 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62754
Pelat kendaraanBA xxxx J**
Kode Kemendagri13.73 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 391.545.423.000,00 (2020)[5]
Situs websawahluntokota.go.id
Suasana di salah satu sudut kota Sawahlunto pada malam hari

Kota Sawahlunto adalah salah satu kota yang berada di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh tiga kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari empat kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 66.962 jiwa (2021).[3] Pada masa pemerintah Hindia Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.

Saat ini kota Sawahlunto[6] berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.[7] Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".[8]

Sejarah

Tambang Batu Bara Ombilin, ca 1910

Cikal bakal dijadikannya Sawahlunto sebagai kota terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa geolog asal Belanda ke pedalaman Minangkabau (saat itu dikenal sebagai Dataran Tinggi Padang), sebagaimana yang ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penelitian pertama dilakukan oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, kemudian dilanjutkan oleh Ir. Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867.[9][10][11] Dalam penelitian De Greve, diketahui bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di sekitar aliran Batang Ombilin, salah satu sungai yang ada di Sawahlunto.[12] Sejak penelitian tersebut diumumkan ke Batavia pada tahun 1870, pemerintah Hindia Belanda mulai merencanakan pembangunan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan eksploitasi batu bara di Sawahlunto. Selanjutnya Sawahlunto juga dijadikan sebagai kota pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Sawahlunto.[13]

Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892.[14] Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih mengandalkan narapidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia Belanda mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api mulai dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.[15][16][17]

Geografi

Bentang alam

Sawahlunto pada awal abad ke-20
Kereta pengangkut tambang batu bara di Sawahlunto. Circa 1900

Bentang alam kota Sawahlunto memiliki ketinggian yang sangat bervariasi, yaitu antara 250 meter sampai 650 meter di atas permukaan laut. Bagian utara kota ini memiliki topografi yang relatif datar meski berada pada sebuah lembah, terutama daerah yang dilalui oleh Batang Lunto, di mana di sekitar sungai inilah dibentuknya pemukiman dan fasilitas-fasilitas umum yang didirikan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sementara itu bagian timur dan selatan kota ini relatif curam dengan kemiringan lebih dari 40%.[butuh rujukan]

Kota Sawahlunto terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan bagian dari Bukit Barisan dan memiliki luas 273,45 km². Dari luas tersebut, lebih dari 26,5% atau sekitar 72,47 km² merupakan kawasan perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Penggunaan tanah yang dominan di kota ini adalah perkebunan sekitar 34%, dan danau yang terbentuk dari bekas galian tambang batu bara sekitar 0,25%.[butuh rujukan]

Iklim dan topografi

Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kota Sawahlunto mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 22,5 °C dan maksimum 27,5 °C. Sepanjang tahun terdapat dua musim, yaitu musim hujan dari bulan November sampai Juni dan musim kemarau dari bulan Juli sampai Oktober. Tingkat curah hujan kota Sawahlunto mencapai rata-rata 1.071,6 mm per tahun dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember.[18]

Batas Administrasi

Berikut adalah batas-batas administrasi Kota Sawahlunto menurut Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1990 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sawahlunto, Kabupaten Daerah Tingkat II Sawahlunto/Sijunjung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Solok:[19]

  • Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tanjung Mas Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Datar;
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi Kabupaten Daerah Tingkat II Solok;
  • Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Koto VII dan Kecamatan Kupitan Kabupaten Daerah Tingkat II Sawahlunto/Sijunjung (sekarang kabupaten Sijunjung);
  • Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Daerah Tingkat II Solok.

Iklim

Data iklim Sawahlunto
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.1
(86.2)
30.7
(87.3)
30.8
(87.4)
30.8
(87.4)
31.2
(88.2)
30.8
(87.4)
30.5
(86.9)
30.5
(86.9)
30.2
(86.4)
30.1
(86.2)
30.1
(86.2)
29.8
(85.6)
30.47
(86.84)
Rata-rata harian °C (°F) 25.6
(78.1)
26.0
(78.8)
26.1
(79)
26.2
(79.2)
26.5
(79.7)
25.9
(78.6)
25.6
(78.1)
25.6
(78.1)
25.7
(78.3)
25.7
(78.3)
25.8
(78.4)
25.5
(77.9)
25.85
(78.54)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.2
(70.2)
21.3
(70.3)
21.4
(70.5)
21.7
(71.1)
21.8
(71.2)
21.1
(70)
20.8
(69.4)
20.8
(69.4)
21.2
(70.2)
21.4
(70.5)
21.5
(70.7)
21.3
(70.3)
21.29
(70.32)
Curah hujan mm (inci) 262
(10.31)
183
(7.2)
238
(9.37)
279
(10.98)
194
(7.64)
132
(5.2)
100
(3.94)
129
(5.08)
172
(6.77)
237
(9.33)
256
(10.08)
259
(10.2)
2.441
(96,1)
Sumber: Climate-Data.org[20]

Pemerintahan

Sejak tahun 1918, Sawahlunto telah berstatus gemeente (kota). Namun belum sempat menjadi stadsgemeente walaupun hingga tahun 1930 telah memiliki penduduk yang banyak. Pada tanggal 10 Maret 1949, Sawahlunto bersama dengan wilayah kabupaten Solok, kota Solok, kabupaten Sijunjung, dan kabupaten Dharmasraya sekarang, ditetapkan menjadi Afdeeling Solok yang dipimpin oleh seorang bupati. Selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, status Sawahlunto kemudian berubah menjadi daerah tingkat II dengan sebutan Kotamadya Sawahlunto dan mulai dipimpin oleh seorang wali kota.[butuh rujukan]

Terhitung mulai tanggal 11 Juni 1965, ditunjuklah Achmad Noerdin, S.H. sebagai wali kota Sawahlunto pertama yang memerintah hingga tahun 1971. Tidak lama kemudian terpilihlah Drs. Shaimoery, S.H. menjadi wali kota selanjutnya hingga tahun 1983, lalu digantikan oleh Drs. Nuraflis Salam dan Drs. H. Rahmatsjah yang masing-masing menjabat selama 5 tahun berikutnya. Pada tahun 1993, Drs. H. Subari Sukardi menjadi pemimpin kota ini selama dua periode hingga tahun 2003. Kemudian sejak tahun 2003, kota ini mulai dipimpin oleh Ir. H. Amran Nur yang juga memimpin selama dua periode hingga tahun 2013. Selanjutnya, Sawahlunto dipimpin oleh Ali Yusuf, S.Pt. hingga 2018. Sejak 17 September 2018 hingga saat ini, Deri Asta, S.H. memimpin Kota Sawahlunto.[butuh rujukan]

Daftar Wali Kota

Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Periode Masa jabatan Pemilihan umum Wakil Ref.
  Udin
(wafat 1984)
Masyumi 2 Mei 1950 Tidak diketahui 1950–tidak diketahui Tidak diketahui Tidak ada Tidak ada
Ahmad Nurdin Independen 1965 1971 1965–1971 5–6 tahun Tidak ada Tidak ada
Shaimoery Wignjo Soebroto Golkar[a] 1971 1983 1971–1983 11–12 tahun 1971 Tidak ada
Nuraflis Salam Golkar[a] 1983 1988 1983–1988 4–5 tahun 1983 Tidak ada
Rahmatsyah Golkar[a] 1988 1993 1988–1993 4–5 tahun 1988 Tidak ada
Subari Sukardi Golkar[a] 1993 1998 1993–1998 4–5 tahun 1993 Tidak ada
Independen 1998 2003 2008–2013 4–5 1998 Tidak ada
Amran Nur
(1945–2016)
Golkar 2003 2008 2003–2008 4–5 2003 Fauzi Hasan
2003–2008
Demokrat 2008 2013 2008–2013 4–5 2008 Erizal Ridwan
2008–2013
Ali Yusuf
(1970–2020)
Golkar 25 Juni 2013 25 Juni 2018 2013–2018 5 tahun, 0 hari 2013 Ismed
2013–2018
Abdul Gafar
(Penjabat)
Independen 25 Juni 2018 17 September 2018 Transisi 84 hari Tidak ada Tidak ada [22]
Deri Asta
(lahir 1973)
PAN 17 September 2018 17 September 2023 2018–2023 5 tahun, 0 hari 2018 Zohirin Sayuti
2018–2023
[23]
Ambun Kadri
(Pelaksana Harian)
(lahir 1974)
Independen 17 September 2023 21 September 2023 Transisi 4 hari Tidak ada Tidak ada [24]
Zefnihan
(Penjabat)
(lahir 1974)
Independen 21 September 2023 25 April 2024 Transisi 217 hari Tidak ada Tidak ada [25]
Fauzan Hasan
(Penjabat)
(lahir 1981)
Independen 25 April 2024 Petahana Transisi 230 hari Tidak ada Tidak ada [26]


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Sawahlunto dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[27] 2019–2024[28] 2024–2029
PKB 0 Steady 0 Kenaikan 2
Gerindra 0 Kenaikan 1 Steady 1
PDI-P 2 Steady 2 Penurunan 0
Golkar 3 Penurunan 2 Kenaikan 3
NasDem 1 Kenaikan 2 Steady 2
PKS 2 Steady 2 Steady 2
PAN 2 Steady 2 Kenaikan 4
Demokrat 3 Penurunan 2 Steady 2
Perindo (baru) 1 Penurunan 0
PPP 4 Penurunan 3 Kenaikan 4
PKPI 3 Steady 3
Jumlah Anggota 20 Steady 20 Steady 20
Jumlah Partai 8 Kenaikan 10 Penurunan 8

Kecamatan

Kota Sawahlunto memiliki 4 kecamatan, 10 kelurahan, dan 27 desa. Luas wilayahnya mencapai 231,93 km²[29] dan penduduk 64.299 jiwa (2017) dengan sebaran 277 jiwa/km².[30][31]

Kode Kemendagri Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
13.73.02 Barangin 4 6 Desa
Kelurahan
13.73.01 Lembah Segar 6 5 Desa
Kelurahan
13.73.03 Silungkang 5 Desa
13.73.04 Talawi 11 Desa
TOTAL 10 27

Kependudukan

Bentang alam pusat kota Sawahlunto dilihat dari Puncak Cemara.

Jumlah penduduk kota Sawahlunto mengalami penurunan yang sangat tajam sejak merosotnya produksi batu bara di kota ini pada tahun 1940, dari 43.576 orang pada tahun 1930 menjadi 13.561 orang pada tahun 1980. Kemudian secara perlahan, jumlah penduduk kota ini meningkat pada tahun 1990, sejalan dengan kembali pulihnya produksi batu bara sejak tahun 1980.[butuh rujukan]

Pada tahun 1990, wilayah administrasi kota Sawahlunto diperluas dari hanya 7,78 km² menjadi 273,45 km² dan membawa konsekuensi jumlah penduduknya meningkat. Sehingga pada tahun 1995, jumlah penduduk kota Sawahlunto mencapai 55.090 orang. Namun pada tahun 2000, jumlah penduduk kota Sawahlunto menurun menjadi 50.668 orang, artinya selama lima tahun telah terjadi penurunan sekitar 8%. Hal ini disebabkan oleh sebagian perumahan pegawai PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin dipindahkan ke luar daerah kota Sawahlunto. Sehingga dari segi ini tampak kaitannya antara usaha pertambangan batu bara dengan jumlah penduduk kota Sawahlunto.[butuh rujukan]

Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan jumlah penduduk kota Sawahlunto mengalami peningkatan, dari sebelumnya 54.310 orang pada tahun 2008 menjadi 56.812 orang. Kecamatan Talawi merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak, yaitu 17.676 orang atau sekitar 31,11% dari jumlah penduduk kota Sawahlunto. Kepadatan penduduk kota Sawahlunto pada tahun 2010 adalah 238 orang per km², di mana kecamatan Lembah Segar adalah kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu 431 orang per km². Sedangkan rasio jenis kelamin penduduk kota Sawahlunto adalah 98, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 2% lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan.[butuh rujukan]

Tahun 1930 1980 1990 1995 2000 2005 2008 2010 2019
Jumlah penduduk 43.576 13.561 15.279 55.090 50.668 52.457 54.310 56.812 62.524
Sejarah kependudukan kota Sawahlunto[32][33]
Sekolah Menengah Atas pertama di Kota Sawahlunto, SMA Negeri 1 Sawahlunto.

Pendidikan

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kompetensi siswa di kota Sawahlunto, salah satu program pemerintah setempat adalah dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris sejak dini.[34]

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 66 13 4 1 3 2
Data sekolah di kota Sawahlunto
Sumber:[35]

Di kota Sawahlunto berdiri Akademi Komunitas Negeri Kota Sawahlunto dan kampus jauh dari UNP.[36][37] Sebagai kota tambang batubara, di kota Sawahlunto berdiri Balai Diklat Tambang Bawah Tanah yang berada di bawah Kementerian ESDM.[38]

Keagamaan

Gereja Paroki Sawahlunto St. Barbara
Gereja Paroki Sawahlunto St. Barbara.

Mayoritas penduduk Kota Sawahlunto memeluk agama Islam. Kebanyakan pemeluknya adalah orang Minangkabau. Agama lain yang dianut di kota ini adalah Kristen, Hindu, dan Khonghucu, yang kebanyakan dianut oleh penduduk bukan dari suku Minangkabau. Beragam tempat peribadatan juga dijumpai di kota ini. Selain didominasi oleh masjid, juga terdapat dua gereja di Kota Sawahlunto, yaitu Gereja Paroki Sawahlunto St. Barbara dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan(HKBP) Sawahlunto.[39][40]

Suku bangsa

Penduduk kota Sawahlunto saat ini didominasi oleh kelompok etnik Minangkabau dan Jawa. Etnik lain yang juga menjadi penghuni adalah Tionghoa dan Batak Toba. Sejak dijadikannya Sawahlunto sebagai kota tambang batu bara atau sejak didirikannya kota ini pada abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda mulai mengirim narapidana dari berbagai penjara di Indonesia ke kota Sawahlunto sebagai pekerja paksa, sehingga sekitar 20.000 narapidana telah dikapalkan ke Sawahlunto. Pekerja paksa inilah yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Orang Rantai.[butuh rujukan]

Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto
Salah satu sudut Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto pada masa kolonialisme Belanda.

Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat kota ini, pemerintah kota Sawahlunto telah membangun sebuah rumah sakit umum daerah tipe C.[41] Selain itu sarana kesehatan lain yang tersedia di kota ini adalah puskesmas sebanyak 5 buah, puskesmas pembantu 20 buah, pos KB/Posyandu 37 buah, tempat praktik dokter 15 buah.[42]

Hukum dan HAM

Semenjak tahun 2015 berdiri Lapas Narkoba Sawahlunto yang menampung seluruh narapidana kasus narkotika di Sumatera Barat.[43] Lapas Narkoba Sawahlunto dapat menampung hingga 1.000 warga binaan.[44]

Perekonomian

Salah satu pintu masuk menuju lubang tambang batu bara di kota Sawahlunto pada tahun 1971

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sawahlunto merupakan kota dengan angka kemiskinan terendah di Indonesia[45] . Sawahlunto juga termasuk kota dengan pendapatan per kapita kedua tertinggi di Sumatera Barat,[46] di mana mata pencarian penduduk sebagian besar ditopang oleh sektor pertambangan dan jasa. Selain itu, sektor lain seperti pertanian dan peternakan juga masih diminati masyarakat. Bahkan beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.[butuh rujukan]

Selama seratus tahun lebih, batu bara telah dieksploitasi mencapai sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun masa depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, sebab cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Sedangkan dapat tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung kepada penguasaan teknologi dan permintaan pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang mengalami reorientsi oleh berkembangnya semangat desentralisasi atau tuntuntan otonomi daerah yang membangkitkan keinginan masyarakat setempat untuk melakukan penambangan sendiri.[butuh rujukan]

Perhubungan

Kereta api wisata Padang Panjang–Sawahlunto yang tengah melintasi Danau Singkarak
Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto

Penemuan cadangan batu bara di kota Sawahlunto telah mendorong pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api menuju kota Padang dalam mendistribusikan batu bara. Pembangunan ini dimulai pada tahun 1889 dan selesai pada tahun 1896.[47] Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti kota Solok, kota Pariaman, kota Bukittinggi, kota Padang Panjang, dan kota Payakumbuh. Namun akibat menurunnya produksi batu bara sejak tahun 2000, kegiatan pengangkutan batu bara dengan kereta api berhenti total.[butuh rujukan]

Jarak tempuh dari Kota Padang ke Kota Sawahlunto sekitar 95 km.[48] Perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan bus maupun kendaraan pribadi. Dapat pula diakses dengan kereta api yang beroperasi pada hari tertentu dari kota Padang Panjang.[butuh rujukan]

Pariwisata

Objek wisata unggulan yang ada di kota ini adalah atraksi wisata tambang, di mana pengunjung dapat melakukan napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Arsitektur dan peninggalan sejarah

Kota Sawahlunto memiliki banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda.[49][50] Sebagian bangunan telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai cagar budaya dan objek wisata, salah satunya adalah Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Bangunan tua lainnya adalah Kantor PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang dibangun pada tahun 1916.[51] Bangunan ini memiliki menara pada bagian tengah dan di sekitarnya terdapat taman yang dikenal sebagai Taman Segitiga.

Tidak jauh dari Taman Segitiga, terdapat Lubang Suro yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, Mbah Suro. bersebelahan dengan objek wisata Lubang Suro, didirikan Gedung Info Box yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah pertambangan batu bara di kota Sawahlunto.[52]

Museum Lukisan dan Etno Kayu Kota Sawahlunto
Museum Lukisan dan Etno Kayu di Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Museum

Selain peninggalan bersejarah, dapur umum yang sebelumnya dapat memproduksi makanan setiap waktu untuk ribuan pekerja paksa dan stasiun kereta api sebagai tempat dilakukannya aktivitas pengangkutan batu bara dijadikan museum pada tahun 2005. Masing-masing dinamakan Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto.[53] Sedangkan bangunan pusat pembangkit listrik yang didirikan pada tahun 1894, sejak tahun 1952 dijadikan masjid dengan nama Masjid Agung Nurul Islam atau dikenal sebagai Masjid Agung Sawahlunto.[54] Masjid ini memiliki satu kubah besar di tengah yang dikelilingi oleh empat kubah dengan ukuran yang lebih kecil, dan memiliki menara yang tingginya mencapai 80 meter.[55]

Kegiatan tambang batu bara di kota Sawahlunto juga meninggalkan sejumlah bangunan lain seperti Silo. Silo berfungsi sebagai penimbun batu bara yang telah dibersihkan dan siap diangkut ke pelabuhan Teluk Bayur. Silo masih berdiri kokoh di tengah kota, kendati tidak berfungsi apa-apa. Selain itu, sirene pada Silo masih berbunyi setiap pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 waktu setempat, di mana pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sirene di Silo ini menandakan jam kerja Orang Rantai atau narapidana yang dijadikan kuli pengambil batu bara.[56]

Semenjak 2017, pemerintah membangun tiga museum baru, yaitu: Museum Budaya Sawahlunto, Museum Tari, dan Museum Lukisan dan Etno Kayu.[57]

Silo

Wisata alam

Kota ini juga memiliki objek wisata lain seperti kebun binatang yang memiliki luas sekitar 40 hektare[58] dan Resort Wisata Kandi dengan luas 393,4 hektare. Ada 3 danau yang terbentuk dari bekas galian penambangan batu bara di Resort Wisata Kandi, yaitu Danau Kandi, Danau Tanah Hitam, dan Danau Tandikek. Selain itu, juga terdapat wahana rekreasi keluarga yang dikenal dengan nama Waterboom Sawahlunto.[59]

Olahraga

Di kota ini terdapat lapangan pacuan kuda milik pemerintah setempat yang bernama Lapangan Pacuan Kuda Bukit Kandih. Setiap tahunnya diselenggarakan lomba pacuan kuda di lapangan ini. Lapangan pacuan kuda seluas 39.69 hektare tersebut memiliki track pacuan kuda sepanjang 1.400 meter dengan lebar 20 meter dan dapat menampung sekitar 30.000 penonton. Selain itu, kota ini juga memiliki arena road race seluas 10 hektare dengan track lintasan beraspal hotmix sepanjang 1,2 km dan telah berstandar nasional.

Kota Sawahlunto termasuk kota yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak. Pada Tour de Singkarak 2011, kereta uap wisata bertenaga batu bara yang oleh masyarakat setempat dinamai Mak Itam dipakai untuk membawa pembalap sepeda menuju lokasi start etape 5a di Silungkang.[60] Dalam tiga kali penyelenggaraan ajang balap sepeda Tour de Singkarak, kota Padang selalu menjadi titik start pelombaan. Namun untuk tahun 2012 titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto, sedangkan Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat dijadikan titik finish lomba.

PS Gunung Arang Sawahlunto adalah klub sepak bola yang bermain di Liga 3 yang bermarkas di kota ini.

Media

Stasiun televisi milik pemerintah yang beroperasi di Kota Sawahlunto adalah TVRI Sumatera Barat. Selain itu ada stasiun televisi swasta yang beroperasi di Kota Sawahlunto antara lain:

Pers

Sawahlunto dikenal sebagai tempat lahir tokoh pers kenamaan nasional, Djamaluddin Adinegoro.[61] Adinegoro merupakan saudara tokoh nasional, bapak soneta Indonesia, Muhammad Yamin. Presiden Joko Widodo mencanangkan pembangunan museum jurnalistik dan kesusastraan bernama Museum Adinegoro di kota ini dalam kunjungannya pada Kamis, 8 Februari 2018.[61]

Radio

Sawahlunto memiliki dua stasiun radio, SKA FM (sudah tidak aktif) dan Radio Pemda Sawahlunto FM di frekuensi FM 99,9 MHz.[62][63]

Tokoh-tokoh dari kota ini

Djohan Soetan Soelaiman dan Djohor Soetan Perpatih, bersaudara adalah saudagar besar Minangkabau pada paruh pertama abad ke-20 atau pada masa kolonial . Mereka memiliki Handelsvereeniging Djohan-Djohor (Perusahaan Dagang Djohan-Djohor) yang berbasis di Pasar Senen.

Mohammad Yamin, pahlawan nasional Indonesia berasal dari kota ini. Saudaranya, Djamaluddin Adinegoro merupakan tokoh pers nasional yang namanya dijadikan penghargaan penghargaan tertinggi bagi karya jurnalistik Indonesia, Hadiah Adinegoro. Tokoh pers lainnya asal Kota Sawahlunto adalah Ani Idrus, seorang wartawati senior.

Yunizar, salah satu pelukis kenamaan dunia berasal dari kota Sawahlunto. Yunizar bersama 20 perupa Indonesia lainnya masuk dalam daftar 500 pelukis terlaris di dunia berdasarkan Top 500 Artprice 2008/2009 yang disusun oleh sebuah lembaga analis pasar perkembangan pasar seni rupa dunia, Artprice, yang berbasis di Paris, Prancis.[64]

Jusuf Wanandi, politikus senior adalah salah satu pendiri dan anggota Dewan Penyantun CSIS, Centre for Strategic and International Studies, sebuah lembaga pemikir yang berperan aktif melahirkan berbagai gagasan yang menjadi kebijakan pemerintah.[65] Jusuf Wanandi pernah menjabat sebagai Anggota MPRS (1968-1972), Anggota MPR (1972-1977), Direktur Eksekutif CSIS (1986), dan Gubernur East-West Centre, Honolulu, Hawaii, AS.

Soedjatmoko, diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai sebagai rektor Universitas Perserikatan Bangsa Bangsa di Tokyo, Jepang.[66]

Kota kembar

Referensi

  1. ^ https://padangkita.com/fauzan-hasan-jadi-penjabat-wali-kota-sawahlunto-gantikan-zefnihan-ini-pesan-gubernur-mahyeldi/
  2. ^ a b Badan Pusat Statistik (2021). Sawahlunto dalam Angka, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-02. Diakses tanggal 2022-03-02. 
  3. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 30 Juli 2021. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 6 Desember 2021. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 30 Juli 2021. 
  6. ^ Efendi, Feni; Weriantoni (2024). Kota Sawahlunto: Perkembangan Pariwisata, Pendidikan, Perdagangan, Sosial, dan Ekonomi Pembangunan. Payakumbuh: Penerbit Fahmi Karya. ISBN 978-623-8646-37-1. 
  7. ^ http://www.tempo.co Diarsipkan 2012-02-03 di Wayback Machine. Tour de Singkarak 2012 Dimulai dari Sawahlunto[pranala nonaktif permanen]. Tempo. Diakses pada 3 Februari 2012.
  8. ^ Andi Asoka (2005). Sawahlunto, Dulu, Kini dan Esok: Menyongsong Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Pusat Studi Humaniora (PSH), Unand Kerja Sama dengan Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. ISBN 978-979-3723-50-1.
  9. ^ Safwan, Drs Mardanas; Taher, Drs Ishaq; Asnan, Drs Gusti; Syafrizal, Drs (1987-01-01). Sejarah Kota Padang. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  10. ^ Sawahlunto, dulu, kini, dan esok: menyongsong kota wisata tambang yang berbudaya. Pusat Studi Humaniora (PSH), Unand kerja sama dengan Kantor Pariwisata, Seni, dan Budaya, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. 2005. ISBN 978-979-3723-50-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  11. ^ Asnan, Gusti (2003). Kamus sejarah Minangkabau. Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. ISBN 978-979-97407-0-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  12. ^ Hendrik de Greve, Willem (1871). Het Ombilien Kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en Het Transportstelsel op Sumatra’s Westkust. 
  13. ^ Erman, Erwiza (2005). Membaranya batubara: konflik kelas dan etnik Ombilin-Sawahlunto, Sumatera Barat, 1892-1996. Desantara. ISBN 978-979-3596-06-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  14. ^ Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Penerbit Buku Kompas. 2001. ISBN 978-979-709-009-8. 
  15. ^ Dinamika kota tambang Sawahlunto: dari ekonomi kapitalis ke ekonomi rakyat. Andalas University Press. 2006. ISBN 978-979-1097-43-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  16. ^ Ning, Hasjim; Navis, A. A. (1986). Pasang surut pengusaha pejuang: otobiografi Hasjim Ning. Grafitipers. ISBN 978-979-444-012-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  17. ^ Zubir, Zaiyardam (2006). Pertempuran nan tak kunjung usai: eksploitasi buruh tambang batubara Ombilin oleh kolonial Belanda 1891-1927. Andalas University Press. ISBN 978-979-3364-36-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2022-12-30. 
  18. ^ http://www.sawahlunto-tourism.com Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine. Sekilas Tentang Sawahlunto[pranala nonaktif permanen]. Portal Resmi Pariwisata Kota Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  19. ^ yasmenchaniago. "Geografis dan Topografis Kota Sawahlunto". Diakses tanggal 2024-01-14. 
  20. ^ "Climate: Sawahlunto". Climate-Data.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 8 November 2020. 
  21. ^ "Golkar Bukan Hanya Milik Pegawai Negeri". Berita Yudha. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 1986-08-01. Diakses tanggal 2024-05-17. 
  22. ^ Armadison (26 Juni 2018). "Abdul Gafar Dilantik Jadi Penjabat Walikota Sawahlunto". Topsatu.com. Diakses tanggal 18 September 2018. 
  23. ^ "Deri Asta-Zohirin Dilantik, Kepala Daerah Harus Gali Potensi Daerah". Topsatu.com. 17 September 2018. Diakses tanggal 18 September 2018. 
  24. ^ Oktawina, Melati (16 September 2023). "Sekda Sijunjung jadi Pj Wali Kota Sawahlunto". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 18 September 2023. 
  25. ^ https://padangkita.com/lantik-zefnihan-jadi-penjabat-wali-kota-sawahlunto-mahyeldi-ingatkan-soal-pemilu/
  26. ^ Eliandi (2024-04-25). "Pejabat Kemendagri Ditunjuk jadi Pj Walikota Sawahlunto". Harian Singgalang. Padang. Diakses tanggal 2024-05-22. 
  27. ^ "Perolehan Kursi DPRD Kota Sawahlunto 2014-2019". 
  28. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Sawahlunto 2019-2024
  29. ^ Data luas wilayah berdasarkan GIS Pusat, 2007
  30. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  31. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  32. ^ sumbar.bps.go.id Profil Kota Sawahlunto Diarsipkan 2012-01-11 di Wayback Machine.
  33. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bps20
  34. ^ http://www.sawahlunto.go.id Diarsipkan 2010-04-20 di Wayback Machine. Meningkatkan Kompetensi Siswa Dengan Pelatihan Bahasa Inggris Diarsipkan 2020-11-10 di Wayback Machine.. Diakses pada 11 Juli 2010.
  35. ^ nisn.jardiknas.org Rekap data[pranala nonaktif permanen]
  36. ^ "Akademi Komunitas - Akademi Komunitas Negeri Kota Sawahlunto". akademikomunitas.ristekdikti.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  37. ^ "UNP Bangun Kampus di Sawahlunto | Situs Resmi Universitas Negeri Padang". www.unp.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  38. ^ "Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah". www.bdtbt.esdm.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-27. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  39. ^ "Paroki Santa Barbara Sawahlunto". Paroki Santa Barbara Sawahlunto. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  40. ^ redaksi. "PERINGATAN NATAL KE II DI GEREJA HKBP SAWAHLUNTO BERJALAN DENGAN AMAN DAN LANCAR | Poros Nusantara". porosnusantara.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  41. ^ http://www.depkes.go.id Diarsipkan 2010-07-20 di Wayback Machine. Daftar Rumah Sakit Diarsipkan 2010-07-29 di Wayback Machine.. Diakses pada 11 Juli 2010.
  42. ^ http://www.sawahlunto.go.id Diarsipkan 2010-04-20 di Wayback Machine. Kesehatan Diarsipkan 2020-10-22 di Wayback Machine.. Diakses pada 11 Juli 2010.
  43. ^ Andalas, Warta. "LAPAS Narkoba Sawahlunto Bakal Segera Aktif". wartaandalas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  44. ^ "Begini Aktivitas Warga Binaan di Lapas Narkoba Sawahlunto - Portal Berita Singgalang". Portal Berita Singgalang. 2015-12-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-23. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  45. ^ "Persentase Penduduk Miskin (P0) Menurut Kabupaten/Kota (Persen), 2021-2022". Badan Pusat Statistik. 
  46. ^ Sjafrizal. Ekonomi Regional. Niaga Swadaya. ISBN 978-979-17475-2-3. 
  47. ^ Colombijn, Freek. Paco-Paco (Kota) Padang. hlm. 65. 
  48. ^ Komunitas Literasi Ombolin (2020). Subhan, M., dkk., ed. Sawahlunto Sejuta Cerita Rakyat (PDF). Salmah Publishing. hlm. 133. 
  49. ^ http://www.investor.co.id Diarsipkan 2010-09-02 di Wayback Machine. Sawahlunto Kembangkan Wisata Tambang dan Sejarah Kota Lama Diarsipkan 2020-10-12 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  50. ^ http://www.okezone.com Diarsipkan 2022-06-06 di Wayback Machine. Pelajari Sejarah Warisan Kolonial di Sawahlunto Diarsipkan 2011-07-13 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  51. ^ http://www.thearoengbinangproject.com Diarsipkan 2022-06-18 di Wayback Machine. Gedung PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin Diarsipkan 2012-08-04 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  52. ^ http://www.sawahlunto.go.id Diarsipkan 2010-04-20 di Wayback Machine. Orang Rantai dari Tambang Batubara Sawahlunto Diarsipkan 2020-10-22 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Juni 2010.
  53. ^ http://www.indonesia.travel/id Diarsipkan 2015-03-04 di Wayback Machine. Sawahlunto: Kota Tua Bernuansa Pertambangan Diarsipkan 2012-06-12 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  54. ^ http://www.hariansumutpos.com Diarsipkan 2012-01-30 di Wayback Machine. Pembangkit Listrik Jadi Masjid Diarsipkan 2012-02-10 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  55. ^ http://www.thearoengbinangproject.com Diarsipkan 2022-06-18 di Wayback Machine. Masjid Agung Nurul Islam Diarsipkan 2012-04-21 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  56. ^ http://www.kompas.com Diarsipkan 2015-03-06 di Wayback Machine. Sawahlunto, Kota Arang yang Terjaga Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  57. ^ "Ada Tiga Museum Baru di Sawahlunto, Apa Saja Koleksinya?". harianhaluan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-20. 
  58. ^ http://www.sawahlunto.go.id Diarsipkan 2010-04-20 di Wayback Machine. Kebun Binatang Diarsipkan 2020-08-28 di Wayback Machine.. Diakses pada 11 Juli 2010.
  59. ^ http://www.kompas.com Diarsipkan 2015-03-06 di Wayback Machine. Sawahlunto Akan Bangun "Skylift" Diarsipkan 2011-08-22 di Wayback Machine.. Diakses pada 29 Januari 2012.
  60. ^ http://www.okezone.com Diarsipkan 2022-06-06 di Wayback Machine. Mak Itam Semarakkan Tour De Singkarak Diarsipkan 2011-06-09 di Wayback Machine., 5 Juni 2011. Okezone.com. Diakses pada 13 Desember 2011.
  61. ^ a b Fakhri, Fakhrizal. "Kunjungi Rumah Tokoh Pers Adinegoro, Jokowi Ingin Bangun Museum". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  62. ^ "Yahoo! Groups". groups.yahoo.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  63. ^ "FM Radio Stations in Indonesia 99.0 - 101.95 MHz". www.asiawaves.net (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-19. 
  64. ^ Tim Indonesia Art News (25 Juli 2010). "Perupa terlaris di Indonesia Bertambah" Diarsipkan 2013-12-24 di Wayback Machine.. Indonesia Art News. Diakses tanggal 22 Desember 2013.
  65. ^ "CSIS Foundation". www.csis.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-18. Diakses tanggal 2018-03-20. 
  66. ^ "Dr. Soedjatmoko - United Nations University". unu.edu (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-20. Diakses tanggal 2018-03-20. 
  67. ^ "SAWAHLUNTO DAN MALAKA: Kerjasama Kota "Kembar" dalam Bidang Pengelolaan Sumberdaya Budaya - Repository Universitas Andalas". repository.unand.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-04. Diakses tanggal 2018-03-19. 

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan

Kembali kehalaman sebelumnya