Sensus Penduduk Indonesia 2010Sensus Penduduk Indonesia 2010 (disingkat SP2010[1]) adalah sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tanggal 1 Mei—15 Juni 2010. Awalnya sensus ditargetkan selesai pada 31 Mei 2010. Namun pada tanggal 31 Mei 2010, BPS memperpanjang waktu sensus penduduk Indonesia sampai tanggal 15 Juni 2010.[2][3] Ada beberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni.[4] Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010.[5][6] Sensus ini merupakan sensus penduduk Indonesia ke-6 setelah Indonesia merdeka.[1] SP2010 menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader (ICR/OMR).[7] Dalam sensus ini, diajukan 43 pertanyaan mengenai kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga.[1][8] Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun.[8] BPS memperhitungkan biaya Sensus Penduduk 2010 hanya 1,5 dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa.[9] BPS mengerahkan 700.000 tenaga pencacah.[9] Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah penduduk yang sudah menetap di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan; kecuali diplomat asing).[9] BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta jiwa namun tidak melebihi 238 juta jiwa.[5][10][11] Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus 2010 di sidang paripurna DPR.[7][10][12] Hasil SensusTotal PopulasiDari sensus tersebut didapatkan jumlah penduduk Indonesia sebagai 237.641.326 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2000, yakni 206.264.595 orang, ini adalah sebuah peningkatan sebanyak 31.376.831 orang (15,37% dalam 10 tahun atau rata-rata 1,54% per tahun). Data sensus menghitung 236.728.379 warga negara Indonesia (baik menetap atau nomaden) serta 73.217 warga negara asing yang berada di Indonesia selama setidaknya enam bulan, dan 839.730 tidak diketahui keberadaannya. Data sensus tersebut menempatkan Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Rasio Jenis KelaminTelah ditemukan bahwa rasio jenis kelamin untuk Indonesia adalah 101, yang berarti bahwa untuk setiap 100 wanita, terdapat 101 laki-laki. Rasio terbesar adalah di Papua dengan 113, dan yang terkecil adalah di Nusa Tenggara Barat, dengan 95 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. UrbanisasiStatistik menunjukkan bahwa sekitar 50% penduduk Indonesia saat ini tinggal di daerah perkotaan, dan setengah lainnya hidup di daerah pedesaan. Klasifikasi didasarkan pada nilai yang dihitung dari kepadatan penduduk, persentase rumah tangga yang bekerja di bidang pertanian, dan ketersediaan fasilitas kota seperti sekolah, pasar, rumah sakit, jalan beraspal, dan listrik. PendidikanStatistik menunjukkan bahwa 5.22% penduduk Indonesia telah melanjutkan pendidikan sekolah tinggi, sedangkan 9,28% tidak melanjutkan. Sekitar 30% penduduk telah tamat SD sementara 2-% belum tamat. Sekitar 17% penduduk memiliki ijazah SMP, 17% memiliki ijazah SMA, dan 1,92% dari SMK. Dari penduduk Indonesia yang menempuh pendidikan lanjut, sebanyak 1,89% telah mendapatkan gelar diploma, 3,09% telah mendapatkan gelar sarjana, dan kurang dari 0,5% melanjutkan ke pascasarjana. Agama
Distribusi PopulasiMenurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.[13] Distribusi penduduk Indonesia:[13]
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang.[13] Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang.[13] Referensi
Pranala luar |