Hassan lahir di sebuah perkampungan di Tangerang, Tangerang, Batavia—saat ini bagian dari Pinang, Tangerang—pada Juli 1948. Ayahnya, Djiran Bahrudji merupakan tokoh Betawi di masa Hindia Belanda. Sejak kecilnya, Hassan besar di tengah lingkungan budaya Betawi.
Ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher, Universitas Tufts dan selesai pada tahun 1984 dengan memperoleh gelar Master of Arts in Law and Diplomacy (MALD).[3][4] Setahun kemudian, gelar pendidikannya bertambah dengan Master of Law (LL.M) yang ia peroleh dari Sekolah Hukum Universitas Harvard. Tak berhenti hingga di situ, ia menyempurnakan S-3-nya dengan memperoleh gelar Doctor of Juridical Science in International Law dari Universitas Virginia tahun 1987 dengan disertasi mengenai hukum dan politik kelautan di Asia Tenggara.[2][3]
Karier
Berbekal gelar Sarjana Hukum, Hassan Wirajuda pernah menjalani profesi sebagai pengacara, penasihat hukum, dan dosen paruh waktu.[3] Tapi, ia kemudian memilih untuk menjadi diplomat dengan memulai kariernya di Departemen Luar Negeri (sekarang menjadi Kementerian Luar Negeri).
Beberapa posisi penting di Departemen Luar Negeri yang pernah dipegangnya adalah Direktur Organisasi Internasional (1993–1997), Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Mesir merangkap Jibuti (1997–1998), Duta Besar/Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya di Jenewa, Swiss (Desember 1998–Juli 2000),[3] dan Direktur Jenderal Politik.[4][5]
Saat berada di Jenewa, ia ditunjuk menjadi juru runding utama mewakili pemerintah Indonesia dalam dialog dengan perwakilan Gerakan Aceh Merdeka yang difasilitasi oleh Yayasan Henry Dunant.[3][4] Kedua pihak akhirnya menandatangani nota kesepakatan damai pada 15 Agustus 2005. Negosiasi untuk resolusi konflik bukan hal yang baru bagi Hassan. Dalam kurun waktu 1993 hingga 1996, ia menjadi fasilitator/ketua komite gabungan untuk proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Nasional Moro yang berujung pada penandatanganan perjanjian damai pada September 1996.[3][4]
Meski sudah tidak menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, ia tetap menerima beberapa tugas berat, antara lain kepala satuan tugas untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Mesir pada Januari hingga Februari 2011 saat terjadi demonstrasi besar-besaran yang menuntut Hosni Mubarak untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden[7] dan dari Libya pada Maret 2011 saat terjadi perang saudara.[8] Penunjukannya sebagai ketua satuan tugas (satgas) evakuasi didasarkan pengalamannya sebagai duta besar di Kairo. Satgas berhasil memulangkan 2.432 WNI dengan 6 kali kepulangan. Mayoritas WNI yang dievakuasi adalah mahasiswa dan pelajar.[9]
Perubahan-perubahan besar yang dilakukan oleh Hassan Wirajuda selama menjadi Menteri Luar Negeri antara lain reformasi struktur Departemen Luar Negeri yang sebelumnya berdasarkan pendekatan fungsional (politik, ekonomi, dan budaya) menjadi pendekatan kewilayahan (dibagi per kawasan); menghidupkan kembali posisi Juru Bicara Departemen Luar Negeri pada akhir 2001; membentuk Direktorat Diplomasi Publik untuk mendekatkan departemennya dengan berbagai elemen masyarakat; membentuk Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia untuk melindungi WNI di luar negeri dan menjelaskan kepada masyarakat internasional mengenai penegakan HAM di dalam negeri; menghadirkan kembali posisi Wakil Menteri Luar Negeri; meningkatkan diplomat perempuan; membangun citra Indonesia sebagai kekuatan demokrasi; dan memulihkan kembali pengaruh Indonesia di ASEAN.[10]
^ ab"Dr. N. Hassan Wirajuda". Dewan Pertimbangan Presiden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 11-07-2016.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^ abcdefgh"Dr. N. Hassan Wirajuda" (dalam bahasa bahasa Inggris). The Fletcher School, Tufts University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20-03-2011. Diakses tanggal 11-07-2016.Periksa nilai tanggal di: |accessdate=, |archivedate= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Hassan Wirayuda". Ensiklopedi Tokoh Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. Diakses tanggal 11-07-2016. ((Perlu berlangganan (help)).Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^ abc"Dr Hassan Wirajuda" (dalam bahasa bahasa Inggris). London: The London School of Economics and Political Science. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-19. Diakses tanggal 11-07-2016.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Primanita, Arientha; Pasandaran, Camelia (13-08-2011). "Controversy Surrounds State Awards". Jakarta Globe (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 11-07-2016.Periksa nilai tanggal di: |accessdate=, |date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) [pranala nonaktif permanen]
^"Photo Release: Indonesian Envoy with Villar". Senate of the Philippines (dalam bahasa bahasa Inggris). 28-05-2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-07. Diakses tanggal 11-07-2016.Periksa nilai tanggal di: |accessdate=, |date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)