Kunjungan Xi Jinping ke Rusia 2023
Pada tanggal 20-22 Maret 2023, Xi Jinping, sekretaris jenderal Partai Komunis Tiongkok dan presiden Republik Rakyat Tiongkok, mengunjungi Rusia, dalam pertemuan internasional pertamanya sejak terpilih kembali sebagai presiden pada Kongres Rakyat Nasional 2023. Ia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin baik dalam kapasitas resmi maupun tidak resmi. Ini juga merupakan pertemuan internasional pertama dengan Vladimir Putin sejak Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapannya. Latar belakangBeberapa minggu sebelum kunjungan Xi, Tiongkok mengeluarkan sebuah makalah yang menguraikan posisinya mengenai de-eskalasi dan penyelesaian politik konflik di Ukraina.[1] Kunjungan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Tiongkok meraih kemenangan diplomatik besar, mendekatkan Iran dan Arab Saudi dan memulihkan hubungan diplomatik mereka.[2] Beberapa jam setelah diumumkan bahwa Xi Jinping akan mengunjungi Rusia, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah untuk menangkap Vladimir Putin.[2] Sebelum kunjungan tersebut, Xi Jinping dan Vladimir Putin menerbitkan artikel terpisah; Xi mengatakan bahwa usulan Tiongkok untuk mengakhiri Perang Rusia-Ukraina mencerminkan opini dunia. Putin mengatakan bahwa ia memiliki harapan yang tinggi terhadap kunjungan "teman lamanya yang baik."[3] KunjunganPada pagi hari tanggal 20 Maret, Xi Jinping tiba di Bandar Udara Vnukovo, Moskwa. Pada tanggal 21 Maret, ia bertemu dengan Vladimir Putin.[4] Selama kunjungan Xi Jinping, Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk mendiskusikan inisiatif Tiongkok untuk mengakhiri konflik di Ukraina, dan menambahkan bahwa ia telah melihat proposal Tiongkok untuk resolusi konflik Ukraina dan bahwa ia memandangnya dengan hormat.[5][6] PenerimaanPertemuan Xi Jinping dengan Putin dilihat sebagai kemenangan Hubungan Masyarakat bagi presiden Rusia di tengah-tengah isolasi yang semakin meningkat. Bagi Tiongkok, pertemuan ini merupakan gerakan simbolis dari penolakan Beijing untuk tunduk pada dominasi Amerika. Putin dan Xi saling memanggil satu sama lain sebagai "teman baik" dan bahasa tubuh mereka terlihat bersahabat. Putin memuji rencana tersebut dan menyalahkan Ukraina dan Barat karena menolaknya, sementara Xi Jinping menghindari penyebutan konflik dan menolak untuk memperjelas sikapnya.[7] ReaksiPada hari yang sama dengan kejadian ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengunjungi Volodymyr Zelenskyy di Kyiv dan mengunjungi Bucha, tempat pembantaian 2022. Kishida juga menyatakan bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina bukan hanya masalah Eropa, tetapi juga merupakan tantangan terhadap aturan dan prinsip-prinsip seluruh komunitas internasional. Lihat pula
Referensi
|