Grup Kontak Pertahanan Ukraina atau Kelompok Konsultatif Pertahanan Ukraina adalah aliansi yang terdiri dari 54 negara untuk mendukung pertahanan negara Ukraina, dalam menanggapi invasi yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina pada 2022. Aliansi ini berperan dalam mengidentifikasi, sinkronisasi dan memastikan penyampaian kemampuan militer yang diperlukan Ukraina dalam mempertahankan tanah airnya terhadap agresi Rusia.
Dalam upayanya tersebut, aliansi ini mengadakan pertemuan-pertemuan untuk mendiskusikan hal yang terkait dengan koordinasi keamanan dan partisipasi dukungan serta skala prioritas yang akan diberikan kepada Ukraina.[1][2] Aliansi ini juga didukung oleh organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).[3][4] Acara pertemuan pertama kali diselenggarakan pada 26 April 2022 di Pangkalan Udara militer Amerika Serikat Ramstein di Jerman, dipimpin oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin yang diikuti oleh lebih dari 40 negara.[5] Pertemuan luring selanjutnya diselenggarakan pada 15 Juni 2022 di markas besar NATO di Brussels, Belgia.[6]
Pertemuan-pertemuan tersebut menghasilkan resolusi atas dukungan bagi Ukraina berupa bantuan untuk penguatan sistem persenjataan, di antaranya pengiriman amunisi dan artileri, termasuk peralatan sistem pertahanan udara[30] dan sistem pertahanan darat termasuk Kendaraan tempur lapis baja.[31] Pada pertemuan kesepuluh (disebut dengan "Ramstein-10") yang berlangsung secara virtual pada 15 Maret 2023, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Llyod Austin menyampaikan bahwa selain bertambahnya negara-negara yang akan menyediakan bantuan untuk sistem pertahanan udara, sembilan negara telah menjanjikan untuk menyediakan bantuan Tank tempur utama berjenis Leopard, yang secara keseluruhan berjumlah hingga 150 unit.[32]
Pada pertemuan ke-16 tanggal 11 Oktober 2023, negara-negara anggota NATO memastikan akan tetap mendukung presiden Zelenskyy dalam hal bantuan militer bagi Ukraina, meskipun di tengah berkecamuknya Perang Israel−Hamas. Hal ini ditegaskan kembali oleh Sekretaris Jenderal NATOJens Stoltenberg dan Menteri Pertahanan Amerika SerikatLloyd Austin, bahwa aliansi NATO akan terus mendukung Ukraina sebagaimana mereka mendukung keamanan negara mereka sendiri.[33] Presiden Zelenskiyy menyambut baik dukungan tersebut, meskipun ia memahami bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak pasti. Ia juga menegaskan permintaannya akan kebutuhan sistem pertahanan udara, termasuk drone.[33][34] Menurut laporan NBC News, para pejabat pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, secara diam-diam melakukan diskusi dengan pemerintah Ukraina tentang kemungkinan negosiasi perdamaian dengan Rusia yang mungkin dapat mengakhiri perang.[35]
Pada pertemuan ketujuhbelas ("Ramstein-17") yang diselenggarakan secara virtual tanggal 23 November 2023, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin mendorong agar para anggota Kelompok Konsultatif dapat menyediakan dukungan pertahanan udara kepada Ukraina. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat berkemampuan penuh untuk melanjutkan dukungan kuat terhadap Ukraina, di tengah dukungannya terhadap Israel yang juga memerlukan bantuan. Austin menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan Amerika Serikat akan terus berupaya untuk mendapatkan dana tambahan bagi pertahanan Ukraina dan kebutuhan lainnya melalui Kongres Amerika Serikat.[36] Austin mengemukakan bahwa koalisi Kelompok Konsultatif memusatkan dukungannya terhadap pengembangan Angkatan Udara Ukraina dan teknologi informasi, serta mengembangkan kemampuan koalisi dalam pertahanan udara berbasis darat.[37]
Pada 23 Januari 2024, pertemuan Ramstein-18 yang berlangsung virtual, Lloyd Austin kembali menegaskan tentang kelanjutan dukungan para anggota aliansi terhadap Ukraina untuk memperkuat dan memodernisasi pasukan pertahanannya dalam pertahanan udara berbasis darat, artileri, keamanan maritim dan teknologi informasi dalam kebutuhan jangka panjang.[38] Terkait hal tersebut, Belanda mengumumkan akan bergabung dalam koalisi teknologi informasi untuk membangun kemampuan siber dan digital bagi Angkatan Bersenjata Ukraina dengan memberikan bantuan senilai 10 juta Euro, menyusul Denmark yang memutuskan untuk memberikan bantuan senilai 12 juta Euro untuk kebutuhan tersebut. Koalisi teknologi informasi ini merupakan kelompok khusus dalam Kelompok Konsultatif Pertahanan Ukraina yang terdiri dari negara-negara yang dipimpin oleh Estonia dan Luksemburg, bertujuan untuk mendukung Kementerian Pertahanan Ukraina dan Angkatan Bersenjata Ukraina dalam bidang teknologi informasi, komunikasi dan keamanan siber.[39]
Sementara itu, Pentagon menyatakan bahwa bantuan terakhir bagi Ukraina adalah paket persenjataan senilai 250 juta Dolar pada akhir Desember 2023 dan belum dapat memberikan bantuan kembali karena terkendala persediaan senjata dan permintaan dana yang belum disetujui oleh Kongres Amerika Serikat karena berbagai alasan, termasuk negosiasi kebijakan-kebijakan, di antaranya kebijakan imigrasi dan prioritas kebijakan keamanan bagi perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Bantuan senilai 110 milyar Dolar bagi Ukraina dan Israel juga terhenti karena tidak adanya kesepakatan Kongres.[40][41]
Pada pertemuan Ramstein-21, sekaligus memperingati 2 tahun terbentuknya Kelompok Konsultatif Pertahanan Ukraina, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, menyatakan bahwa rencana undang-undang keamanan senilai 95 milyar dolar telah diundang-undangkan. Dalam pertemuan tersebut, ia juga menyatakan komitmen tambahan senilai 6 milyar dolar bagi dukungan keamanan Ukraina dan merupakan paket bantuan keamanan terbesar yang telah diberikan per April 2024. Paket bantuan tersebut termasuk sistem persenjataan, sistem perlawanan drone, amunisi artileri, peluru kendali beserta peralatan pendukungnya.[42][43] Sementara itu dalam pernyataan terpisah, Presiden Joe Biden menyatakan bahwa undang-undang keamanan yang telah disepakati senilai 95 milyar dolar tersebut, merupakan bantuan keamanan yang diperuntukkan bagi Ukraina, Israel dan Taiwan. Bantuan tersebut tidak hanya investasi bagi mitra-mitra Amerika Serikat diseluruh dunia dalam bidang pertahanan, juga bagi kepentingan dalam negeri Amerika Serikat sendiri. Selain bantuan bagi Ukraina, bantuan tersebut termasuk alokasi bantuan senilai 14.1 miliar dolar bagi Israel, bantuan kemanusiaan senilai 9.5 miliar dolar untuk Gaza, Sudan dan wilayah-wilayah yang dilanda konflik diseluruh dunia, termasuk pula wilayah Indo-pasifik dan Haiti, terutama dalam penyediaan bahan makanan, suplai obat-obatan dan penyediaan air bersih.[44][45]
Dewan NATO-Ukraina
Dewan NATO-Ukraina dibentuk dan diperkenalkan pada 12 Juli 2023, melalui pertemuan perdananya yang bertepatan dengan KTT NATO di Vilnius, Lituania, sebagai bagian dari dukungan NATO terhadap Ukraina. Dukungan tersebut termasuk program tahun jamak untuk membantu Angkatan Bersenjata Ukraina dan menegaskan bahwa Ukraina akan menjadi anggota NATO, bila memenuhi persyaratan dan disetujui oleh para anggota aliansi.[46] Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyatakan bahwa dewan ini berfungsi sebagai wadah konsultasi dan sarana pengambilan keputusan bersama, termasuk mengadakan pertemuan-pertemuan krisis serta mendalami ruang lingkup kerja sama dengan para anggota aliansi lainnya.[47] Dewan ini juga mengakhiri Komisi NATO-Ukraina yang dibentuk pada 1997 di Madrid, Spanyol, sebagai badan yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dalam perkembangan hubungan NATO-Ukraina, juga sebagai komite pengarah kerja sama kegiatan, periode 1997-2023.[46]
^George Barros; Kateryna Stepanenko; Karolina Hird; Angela Howard; Nicole Wolkov; Frederick Kagan (14 Februari 2023). "Russian Offensive Campaign Assessment, February 14, 2023". Institute for the Study of War (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 22 Februari 2023.
^"Ramstein-11 date revealed". Ukrainska Prawda (dalam bahasa Inggris). 11 April 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-17. Diakses tanggal 27 Mei 2023.